Proses terjadinya petir hingga dapat menciptakan kilatan di langit sangatlah menakjubkan. Petir memang biasanya akan muncul selama musim hujan.
Kemunculan dari petir dapat terdeteksi dengan cepat karena mereka memberikan kilatan cahaya di langit. Selain itu, petir juga menghasilkan suara yang gemuruh.
Tentu saja petir tidak terjadi begitu saja. Ada sebuah proses yang cukup panjang hingga petir muncul di langit.
Baca Juga: Proses Terjadinya Hujan Es, Ini Penyebab dan Penjelasan dalam Sains!
Mengenal Proses Terjadinya Petir
Ketika hujan tiba, biasanya awan akan menggelap. Selain itu, ketika hujan besar akan terjadi petir.
Petir sendiri merupakan kilatan cahaya yang terjadi di langit serta mengeluarkan bunyi bergemuruh menyeramkan.
Pada dasarnya, petir akan bergerak di udara dan di antara awan. Petir yang muncul kemudian akan bergerak dari awan ke tanah.
Kemunculan petir sendiri akan bermula dari awan kumulonimbus dan stratiform. Kumulonimbus sendiri merupakan awan yang memiliki ciri tebal serta menjulang tinggi.
Sedangkan awan stratiform merupakan awan yang menjadi penyebab dari hujan kontinu. Awan satu ini terbentuk karena terjadinya kenaikan udara besar oleh garis depan yang memusat (konvergensi).
Stratiform juga akan muncul karena keadaan muka Bumi di suatu topografi atau wilayah.
Mengutip dari Encyclopedia Britannica, petir akan terjadi ketika muatan positif energi listrik dan juga negatif dalam awan bergerak secara terus-menerus hingga diri mereka terpisah.
Umumnya terdapat muatan positif yang besar di atas awan, sedangkan muatan negatif yang besar berada di bagian tengah. Adapun muatan positif yang kecil juga berada di bagian bawah.
Baca Juga: Proses Siklus Air dalam 4 Tahap, Mulai Penguapan Hingga Penyerapan
Perpindahan Petir dari Awan ke Tanah
Proses terjadinya petir dari awan ke tanah ini terjadi karena adanya proses kerusakan awal saat masih di dalam awan. Umumnya hal itu terjadi ketika wilayah bermuatan negatif ini ada di bagian tengah, kemudian muatan positif di bagian bawahnya.
Proses tersebut kemudian menyebabkan ionisasi, yaitu perubahan atom dan molekulnya di udara menjadi muatan listrik.
Sambaran petir akan melepaskan setidaknya 105 joule energi per meter. Hilangnya energi sinaran tiba-tiba tersebut akan memecah molekul udara, terutama air, oksigen, dan juga nitrogen menjadi atom.
Perubahan dari molekul udara netral yang kemudian menjadi gas terionisasi pun terjadi hanya dalam beberapa mikrodetik saja.
Baca Juga: Proses Terjadinya Salju, Syarat, dan Karakteristiknya
Apakah Petir Berbahaya?
Meskipun petir merupakan salah satu dari fenomena alam yang biasa terjadi saat hujan, tetapi petir cukup berbahaya untuk manusia.
Ketika muncul petir, sebaiknya tidak ada orang di luar ruangan dan juga di tempat yang terbuka menghindari kontak dengan peralatan listrik.
Beberapa bangunan juga ada yang sudah memiliki struktur penangkal petir untuk mencegah sambaran kilat dari listrik alam tersebut.
Jadi, ketika proses terjadinya petir dari awan ke tanah berlangsung, maka sebaiknya hindari berada di ruang terbuka. Sebab, sambaran petir yang bermuatan listrik tersebut dapat menyebabkan kematian secara langsung. (R10/HR-Online)