Teori lubang cacing atau wormhole adalah sebuah solusi untuk persamaan yang menjelaskan teori relativitas umum dari ilmuwan terkenal, Einstein.
Pada teori ini, untuk menghubungkan dua titik jauh dalam ruang dan waktu dapat melalui terowongan.
Sebab, idealnya panjang dari terowongan akan lebih pendek dari jaraknya antara dua titik tersebut. Sehingga, lubang cacing merupakan jalan pintas.
Baca Juga: Teori Heliosentris dan Geosentris: Sejarah dan Pengertiannya
Sejarah dari Teori Lubang Cacing
Ilmuwan fisika, Einstein dan Nathan Rosen mengajukan sebuah gagasan untuk menjelaskan mengenai hubungan dimensi ruang dan waktu. Gagasan tersebut merupakan lubang cacing atau wormhole.
Lubang cacing merupakan murni dari hipotesis yang bersifat sementara atau tentatif yang hingga saat ini masih membutuhkan pembuktian.
Medan kuantum mengisi kekosongan dari ruang dan waktu yang ada di alam semesta. Medan kuantum sendiri merupakan blok bangunan dari energi fundamental yang menyebabkan munculnya gaya dan partikel lains secara alami.
Sedangkan lubang cacing sendiri kemungkinan secara alami dalam mikroskopis kuantum di sifat ruang dan waktu yang bergolak pada skala terkecil.
Lubang ini memiliki energi yang sama dan mungkin dapat muncul dan menghilang secara berkala. Pada dasarnya, lubang cacing ini tidak hanya menghubungkan terowongan putih dan hitam di alam semesta yang terpisah.
Akan tetapi, lubang cacing juga menghubungkan dua alam semesta yang berlainan.
Beberapa ilmuwan juga menduga bahwa jika satu rongga lubang cacing bergerak dengan cara tertentu, maka kemungkinan akan terjadi perjalanan waktu.
Baca Juga: Teori Alam Semesta Berayun: Alam Semesta Tanpa Batas, Benarkah?
Wujud Lubang Cacing
Sejauh ini, teori lubang cacing hanyalah sebatas hipotesis saja. Namun, apabila lubang cacing benar-benar ada maka kemungkinan akan terlihat sangat aneh.
Wujud dari lubang cacing akan memiliki bentuk seperti bola dan permukaan planet. Ketika melihat ke dalamnya akan tampak cahaya masuk dari sisi lain lubang.
Terowongan lubang cacing pun bisa memiliki jarak panjang dan ketika menyusuri terowongan tersebut, akan terlihat dari wilayah alam semesta tempat asal yakni pemandangan terdistorsi serta wilayah yang menjadi tujuan.
Baca Juga: Teori Alam Semesta Quantum: Semesta Tanpa Ruang Hampa, Benarkah?
Lubang Cacing dan Mesin Waktu
Secara teori, sebenarnya lubang cacing bisa beroperasi juga sebagai mesin waktu. Lalu relativitas khusus sendiri menyatakan bahwa jam yang bergerak tersebut berjalan lambat.
Artinya, orang yang berlari dengan kecepatan cahaya maka tidak akan bisa maju ke masa depan, yakni secepat orang yang hanya berdiri diam.
Menurut fisikawan MIT, Andrew Friedman, apabila para ilmuwan dapat membangun lubang cacing, entah bagaimana caranya, maka pada awalnya akan memiliki disinkronisasi dalam waktu di kedua ujungnya.
Namun demikian, jika salah satu ujungnya kemudian mendapat percepatan sehingga mendekati kecepatan cahaya, maka ujung tersebut akan tertinggal di belakang ujung lainnya.
Kedua pintu kemudian dapat menyatu, namun tetap di waktu yang akan datang adalah satu pintu masuk pada teori lubang cacing akan berada di masa lalu yang lain. (R10/HR-Online)