Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Sejumlah mahasiswa dari jurusan teknik mesin Sekolah Tinggi Ilmu Teknik Bina Putera (STIT BP) Banjar, Jawa Barat, membuat karya inovasi berupa mesin perajang kentang.
Inovasi karya mahasiswa teknik mesin tersebut untuk memudahkan dan mempercepat proses produksi.
Perwakilan Mahasiswa, Burhanudin mengatakan, proses pembuatan mesin alat perajang kentang yang dibuat oleh kelompok mahasiswa jurusan teknik tersebut, berlangsung selama satu bulan.
Inovasi perajang kentang tersebut merupakan hasil pesanan salah satu perusahaan makanan. Kemudian nantinya akan perusahaan tersebut gunakan sebagai mesin produksi.
“Mesin ini sebetulnya bisa selesai dalam waktu satu minggu. Akan tetapi karena terkendala kegiatan akad yang lain, maka satu bulan baru kita selesaikan,” kata Burhanudin kepada HR Online, Sabtu (25/6/2022).
Cara Kerja Mesin Perajang Kentang Buatan Mahasiswa STIT BP Banjar
Lanjutnya menjelaskan, setelah melakukan uji coba dalam dua menit, mesin tersebut bisa memproduksi 1 kilogram rajangan kentang.
Jika dikalkulasi, dalam satu jam kapasitas mesin tersebut mampu menghasilkan sekitar 30 kilogram rajangan.
Baca Juga : Mahasiswa STIT Muhammadiyah Banjar Kembangkan Alat Kalibrasi Arah Kiblat
Sementara untuk cara kerja mesin tersebut, yaitu menggunakan energi listrik. Sedangkan dalam sistem kerjanya, alat mesin perajang itu juga bisa diatur menyesuaikan ukuran bentuk rajangan yang dibutuhkan oleh produsen.
Meski begitu, penggunaan mesin tersebut hanya untuk perajang kentang dan umbi-umbian sejenis, yang teksturnya tidak terlalu keras.
“Jadi, alat perajang ini bisa untuk memudahkan dan mempercepat proses produksi. Tapi ini memang khusus untuk perajang kentang, karena kami sesuaikan dengan pesanan,” jelasnya.
Mahasiswa lainnya, Agus Subhi menambahkan, hasil rajangan dari mesin tersebut, pengguna bisa mengaturnya sesuai dengan kebutuhan produsen. Sehingga tidak mempengaruhi kualitas bahan produksi.
Kedepan, rencananya sebagai mahasiswa ingin melakukan uji coba inovasi pemanfaatan limbah minyak goreng (jelantah) menjadi bahan bakar berupa gas.
“”Kami juga ingin nantinya membuat inovasi lagi. Di antaranya terkait pemanfaatan limbah minyak goreng. Tapi itu masih rencana,” katanya.
Sementara itu, Ketua STIT BP Banjar, Sudirman mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi atas karya yang telah para mahasiswanya buat tersebut.
Ia berharap, inovasi tersebut bisa memberikan kontribusi bagi dunia usaha. Selain itu, menjadikan motivasi bagi mahasiswa lain, untuk menciptakan inovasi yang lain sesuai bidang jurusan masing-masing.
“Semoga karya seperti mesin perajang kentang ini bisa memberikan manfaat untuk pengembangan akademik kedepan, serta masyarakat, khususnya membantu para pelaku usaha,” harapnya. (Muhlisin/R5/HR-Online/Editor-Adi)