Sadim (55), pengrajin sekaligus seniman angklung asal Pamarican, kurang mendapat perhatian pemerintah. Photo : Andri S Hamara/ HR
Pamarican, (harapanrakyat.com),-
Produk kerajinan angklung, kendang dan goong asal RT 23 RW 06, Dusun Tamansari, Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, sudah dikenal hingga ke sejumlah kota besar, bahkan produk tersebut pernah dibawa ke negeri Cina.
Sadim (55), pengrajin angklung, ketika ditemui HR, beberapa waktu lalu, mengatakan, produk kerajinan alat musik kesenian sunda buatannya sudah banyak digunakan di sejumlah daerah. Dia mengaku mulai menjadi perajin alat-alat kesenian sejak tahun 1980. Waktu itu Sadim juga masih sering tampil dalam pementasan kesenian sunda.
Awalnya, kata Sadim, dia sering pemperbaiki alat-alat kesenian miliknya yang mengalami kerusakan. Darisanalah Sadim mencoba membuat angklung. Diapun akhirnya memberanikan diri untuk memproduksi sendiri alat kesenian angklung.
Lama-lama, alat kesenian buatannya dilirik oleh grup kesenian dari daerah lain. Sadim akhirnya memproduksi alat kesenian dalam partai besar. Selain membuat angklung, Sadim juga memproduksi kendang, goong, dan suling.
Sayang, kini Sadim terpaksa berhenti memproduksi alat-alat kesenian sunda lantaran terbentur masalah biaya. Sadim berharap, kesenian sunda terus dilestarikan dan tidak kalah dengan kesenian modern dari luar.
Tantan Heryana (87), tokoh masyarakat Desa Kertahayu, mengaku perhatin melihat potensi kesenian sunda yang kini kurang begitu dijaga dan dilestarikan. Bahkan seniman yang memproduksi alat-alat kesenian pun kurang mendapat perhatian.
“Seharusnya pemerintah bisa mempertahankannya, bahkan kalau bisa menyediakan sanggar-sanggar seni di dearah yang memiliki basis pelaku kesenian,” pungkasnya. (Andri/Koran-HR)