Ibu Nabi Musa juga merupakan orang tua yang hebat. Kisahnya juga bisa dijadikan teladan bagi para orang tua.
Perlu Anda ketahui dalam sejarah islam bahwa ibunda Nabi Musa itu sangat tawakal serta menyerahkan semua kehidupannya serta putranya kepada Allah SWT. Ia senantiasa memohon pertolongan Allah untuk putra kecilnya.
Selain itu, dalam Al Quran juga menjelaskan bahwa Allah senantiasa menyuruh ibunda Musa untuk tawakal kepadanya.
Kisah ibunda Musa juga terdapat dalam Al Quran surat Al Kautsar ayat 3 sampai dengan 13. Dalam Al Quran sendiri juga tidak disebutkan siapa nama ibunda Musa.
Tapi ada yang mengatakan bahwa nama ibunda dari nabi Allah tersebut adalah Yukabad. Berbicara tentang ibunda Nabi Musa ini, berarti kita juga harus mengacu pada kisah Firaun.
Seperti yang sudah kita ketahui, bahwasanya Firaun merupakan musuh besar bagi Nabi Musa. Ia adalah seorang raja yang sangat kejam, bahkan rela membunuh bayi yang baru lahir.
Bukan hanya itu saja, Firaun juga mengaku bahwa ia adalah seorang Tuhan. Salah satu alasan yang menyebabkan Firaun membunuh bayi yang baru lahir adalah Firaun takut jika ada bayi laki-laki yang akan menghancurkan kekuasaannya.
baca juga: Keteladanan Nabi Musa Selalu Percaya dengan Pertolongan Allah SWT
Ibu Nabi Musa dalam Islam
Perlu Anda ketahui juga bahwa banyak yang mengatakan nama ibunda Musa itu adalah Mihyanah binti Yashar bin Lawi, ada juga yang mengatakan Yukhabidz binti Lawi bin Ya’qub.
Nabi Musa adalah nabi yang lahir di Mesir. Karena ketakutan Firaun akan lahirnya seorang bayi laki-laki yang akan mengambil kekuasaannya tersebut, maka terdapat hukum yang memberlakukan suatu aturan baru.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya yakni Firaun membunuh anak-anak yang baru lahir. Mendengar akan hal tersebut menyebabkan ibu Nabi Musa khawatir akan kelahiran anaknya.
Karena pada saat itu juga Musa kecil akan segera lahir. Tapi, sudah menjadi kehendak Allah. Orang tua Musa menyembunyikan kelahiran putranya.
Walaupun begitu tetap saja sebagai orang tua, ibu nabi Allah tersebut sangat khawatir tentang keberadaan putranya sekarang ini.
Lantas Allah memberikan sebuah petunjuk kepada sang ibu untuk memasukkan putranya ke sebuah peti. Kemudian peti tersebut Yukabad hanyutkan ke Sungai Nil.
Awalnya peti tersebut tidak hanyut tapi lama-kelamaan hanyut juga. Hingga pada akhirnya sang ibu menyesal.
baca juga: Tempat Nabi Musa Menerima Wahyu dan 10 Perintah Allah SWT
Musa dan Asiyah
Penyesalan tersebut menyebabkan sang ibu meminta saudara perempuannya untuk mengikuti peti anaknya tersebut. Tapi sayang seribu sayang, justru peti tersebut hanyut memasuki Istana Firaun.
Mengetahui ada peti yang hanyut tersebut menyebabkan istri Firaun yakni Asiyah berniat untuk mengambilnya.
Sungguh bersyukur Asiyah ketika melihat peti tersebut. Karena yang terdapat di dalamnya adalah seorang bayi laki-laki mungil.
Setelah mengetahui hal tersebut, ia meminta izin kepada suaminya untuk merawat bayi tersebut. Musa lalu besar di lingkungan Istana Firaun yang kejam.
Karena menemukan Musa yang masih bayi menyebabkan istri Firaun mencari ibu yang siap untuk menyusui bayi tersebut.
Tapi sudah menjadi ketetapan bagi Allah juga. Musa kecil itu tidak mau menyusu kecuali ibunya sendiri.
Tapi beruntungnya ibu Nabi Musa datang ke istana untuk menyusui putranya. Syukurnya, Firaun dan seluruh penghuni istana tidak curiga dengan kedatangan ibu nabi Allah tersebut.
baca juga: Istri Fir’aun yang Mengasuh Nabi Musa AS Dijamin Masuk Surga
Taat Kepada Allah
Meskipun peti Nabi Musa memasuki Istana Firaun, tetapi ibu Nabi Musa percaya dengan ketentuan Allah.
Ia terus berdoa kepada Allah supaya anaknya selamat. Karena Allah ingin menjadikan Musa sebagai Rasul Ulul Azmi.
Asiyah diizinkan suaminya untuk merawat anak tersebut sampai dewasa.
Tak hanya itu saja, sebagai seorang ibu, Yukabad juga masih menyusui anaknya. Walaupun banyak orang yang tidak mengetahui bahwa Musa adalah anak kandung dari Yukabad.
Tak hanya itu saja, sebenarnya ibu Nabi Musa tersebut menyuruh saudara perempuan Nabi Musa, yakni Maryam. Dalam pengasuhan Asiyah, ternyata Maryam menjadi mata-mata mengenai kabar adiknya tersebut.
Karena ibu Nabi Musa menyerahkan hidupnya hanya untuk Allah Semata, meskipun peti Musa masuk ke Istana Firaun tetapi ia masih bisa menyusui serta merawat anaknya tersebut sampai dengan dewasa.
Sebab, seperti penjelasan sebelumnya bahwa ketika mencari perempuan yang bisa menyusui Musa, Musa selalu menolaknya. Tetapi Musa mau disusui oleh ibu Nabi Musa itu sendiri. (Muhafid/R6/HR-Online)