Manajer PSGC Ciamis H. Herdiat
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Menanggapi skor akhir laga pamungkas Grup N babak 8 besar Divisi Utama 2014 antara PSS Sleman dan PSIS Semarang di Stadion Sasana Krida,Berbah, Sleman yang berakahir kontroversial, Manager PSGC Ciamis H. Herdiat saat ditemui di Stadion Galuh Ciamis, Senin (27/10/2014), mengatakan, bila saja insiden 5 gol bunuh diri terindikiasi hasil rekayasa pengaturan skor, sudah pasti hal itu terbilang keterlaluan, dimana dunia sepak bola Indonesia tercoreng.
“Tentunya hal ini menyakitkan dan mencoreng tak hanya masyarakat insan sepak bola saja, namun juga seluruh rakyat Indonesia. Hingga demikian nama Indonesia-pun tercoreng di dunia sepak bola Internasional,” katanya. [Baca berita terkait: PSIS dan PSS Terancam Sanksi, PSGC Ciamis Berpeluang Lolos ke Semifinal]
Menurut Herdiat, dengan insiden ini tentunya pihak PSSI maupun Komdis sudah sewajibnya untuk mengusut tuntas dan memberikan informasi kebenaran secara terbuka terhadap publik. Dan bila saja insiden 5 gol bunuh diri itu terbukti ditemukan tim investiagasi PSSI hasil rekayasa, hendaknya PSSI ataupun Komdis memberikan sangsi sesuai dengan regulasi aturan yang berlaku.
“Bila PSSI maupun Komdis tak mengusut tuntas dan memberikan sangsi menurut regulasi aturan yang ada, serta tidak memberikan informasi kebenaran terhadap publik, persepakbolaan Indonesia tak akan berkembang bahkan sebaliknya dan akan menjadi bahan olok-olok negara lain,” tegas Herdiat.
Sementara itu, Pelatih Kepala PSCS Cilacap, Gatot Barnowo, saat dihubungi melalui selulernya, mengaku sangat menyayangkan sekali insiden “sepak bola gajah” yang dipermainkan kedua kesebelasan tersebut. Menurut dia itu merupakan pertandingan yang tidak wajar.
“Insiden ini mencederai sepak bola Indonesia yang tidak hanya saja dipertontonkan oleh kedua tim yang bertanding, namun juga terindikasi dilakukan pula oleh oknum PSSI sendiri dan hal ini harus ditidak tegas,” jelas Gatot Barnowo.
Menurut dia, indikasi kecurangan oknum PSSI sendiri terlihat dan dirasakan sejak di babak 16 besar, dimana pihaknya telah mendengar santer tim-tim yang akan lolos ke babak 8 besar, dimana tim-tim yang akan lolos ke 8 besar dan ke ISL itu merupakan tim yang berfinansial kuat.
“Dengan adanya hal ini, divisi utama kali ini tidak berkualitas dibanding tahun sebelumnya. Bahkan merugikan seluruh tim. Tidak menutup kemungkinan dengan insiden ini pengurus sepak bola di Indonesia akan mundur. Kita semua saat ini diam namun diamnya ini bisa “meledak” pada akhirnya,” tegas Gatot Barnowo.
Gatot Barnowo menegaskan, Komdis PSSI yang diketuai Hinca Panjaitan itu sendiri tidak berjalan maksimal. Dan ketika mengambil keputusan ataupun memberikan sangsi selalu sepihak tidak dengan data dan bukti yang akurat hingga segala keputusanya tidak akurat.
“Buktinya saja kenapa wasit yang sudah dilaporkan dan selalu berbuat masalah masih terus dipakai menjadi wasit. Kemudian lagi kita lihat insiden Persis Solo semestinya pihak Komdis menurunkan tim ispeksi langsung ke lapangan tidak hanya sebatas menunggu laporan dari inpektur pertandingan dan PP saja,” ujar Gatot Barnowo.
Pastinya, lanjut Gatot Barnowo, pihaknya akan menunggu segala hal keputusan dan sanksi dari PSSI atupun Komdis. “Kita akan “wait and see” ,kita akan menunggu dan diam. Namun PSSI hendaknya jangan diam, diamnya kami bisa “meledak”suatau saat,”tegas Gatot Barnowo. (es/R4/HR-Online)