PSGC Ciamis saat melawan PSIS Semarang, pada lanjutan babak 8 besar Divisi Utama, di Stadion Galuh Ciamis, Minggu (12/10/2014) lalu. Foto: Eli Suherli/HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Hasil laga pamungkas Grup N di babak 8 besar Divisi Utama 2014 antara PSS Sleman kontra PSIS Semarang, di Stadion Sasana Krida, Berbah, Sleman,Minggu (26/10) yang berakhir dengan skor 3-2 untuk tuan rumah PSS Sleman, menuai reaksi dari masyarakat. Bahkan, ramai diperbincangkan di media sosial.
Pasalnya, hasil laga PSS Sleman melawan PSIS Semarang yang dihelat tanpa penonton itu ternoda dengan adanya insiden lima gol bunuh diri. Kuat dugaan pada pertandingan tersebut terindikasi terjadinya ‘permainan’ “sepak bola gajah”.
Seperti diketahui, PSIS dan PSS Sleman, satu grup dengan PSGC Ciamis dan Persiwa Wamena yang menghuni grup N babak 8 besar Divisi Utama. Kedua tim itu sudah dipastikan lolos ke babak semifinal.
Dengan adanya insiden tersebut, kini PSIS dan PSS Sleman terancam hukuman dari Komdis PSSI. Apabila hukumannya berat dan sampai kedua tim ini didiskualifikasi dari kompetisi Divisi Utama, maka tidak tertutup kemungkinan PSGC dan Persiwa Wamena yang akhirnya berhak lolos ke semifinal.
Sementara itu, terciptanya 5 gol bunuh diri dalam kurun waktu 10 menit pada laga PSS kontra PSIS, membuat Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin turun tangan untuk mengusut tuntas insiden tersebut. Bahkan, PSSI menyatakan kesiapannya melakukan investigasi mengenai kejanggalan yang terjadi di laga tersebut.
“Tim Komdis PSSI akan menyelidiki kasus ini. Semuanya kami serahkan kepada Hinca Panjaitan, Ketua Komdis PSSI,” ujar Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin, seperti dikutip salah satu media online nasional.
Hal senada juga dituturkan Sekjen PSSI, Joko Driyono. Dia mengatakan, kasus itu akan diinvestigasi secara serius. Pasalnya, insiden ini seperti ada indikasi pengaturan skor. “ Dan bila terbukti, hukuman skorsing bagi pelakunya atau bisa juga diskualifikasi,” jelas Joko.
Sementara itu, pengawas pertandingan laga tersebut, Zulfiar, mengungkapkan, dirinya akan melaporkan insiden memalukan itu dengan apa adanya kepada Komdis PSSI maupun PT Liga.
“Saya tahu ini bukan pertandingan normal. Tugas saya hanya melaporkan apa yang terjadi pada pertandingan tersebut. Jadi, keputusannya akan diambil oleh Komdis PSSI,” katanya. (es/R2/HR-Online)