Sejarah penamaan bulan Hijriah juga menjadi bagian penting dalam Islam. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kalender Islam atau seringkali disebut sebagai kalender Hijriah menjadi penentu bulan dan tanggal yang berkaitan dengan berbagai hari penting umat Islam dan dalam hal ibadah.
Ternyata adanya bulan Hijriah itu sendiri juga mempunyai sumber sejarah. Kenyataannya juga masih banyak umat muslim yang belum mengetahui bagaimana sejarah Kenapa Bulan tersebut disebut sebagai bulan Hijriah.
Dalam sebuah buku yang berjudul derajat keutamaan serta hukumnya Ahmad Zarkasih menjelaskan bahwa nama bulan pada kalender Hijriah itu bukanlah Wahyu yang beruntun kepada umat muslim.
Nama-nama tersebut sudah ada sebelumnya bahkan sudah digunakan selama berabad-abad oleh bangsa Arab. Mereka juga sudah terbiasa menggunakan bulan untuk menjadi media menentukan waktu.
Sebab itulah penanggalan mereka disebut Al taqwim Al Qomariah atau kalender bulan. Kendati demikian terdapat beberapa suku yang berada di selatan Jazirah Arab menggunakan Matahari sebagai media menentukan waktu.
baca juga: Sejarah Idul Fitri dalam Islam Dua Kemenangan, Setelah Perang dan Puasa
Sejarah Penamaan Bulan Hijriah dalam Islam
Abu Musa Al Asy’ari juga menuliskan, surat-surat yang sampai kepada kami dari para Amirul Mukminin, Namun kami bingung bagaimana Harus menjalankannya. Kami juga membaca sebuah dokumen yang tertanggal pada sya’ban, Tapi tetap saja kami tidak tahu ini adalah tahun yang lalu atau malah tahun ini.
Permasalahan tersebut juga menjadi awal sejarah penamaan bulan Hijriah dalam Islam. Pada masa kepemimpinan Umar Bin Khattab tahun 638 masehi hal tersebut menjadi masalah tersendiri.
Selain itu persoalan tersebut menyebabkan khalifah mengumpulkan para sahabat terlebih mereka yang bertugas di pusat pemerintahan. Tujuannya adalah membahas serta mencari solusi atas persoalan tersebut.
Tambah lagi sejak awal Nabi Muhammad Hijrah Ke Madinah, sudah tidak ada lagi tahun yang menjadi patokan penanggalan. Termasuk juga pada saat kepemimpinan Abu Bakar As Siddiq yang menjabat menjadi khalifah selama 4 tahun.
Tapi sebenarnya, perhitungan tahun yang mutlak itu sudah ada sejak Allah SWT menciptakan bumi, bulan, matahari dan langit. Lebih tepatnya saat nabi Adam juga Allah turunkan ke Bumi dari Surga.
Dari situlah mulai ada kehidupan manusia, dari keturunan Adam. Kemudian, keturunan Adam itulah yang menghitung waktu. Dari generasi ke generasi sampai pada masa nabi Nuh AS.
Sejak saat itu, semua peristiwa menjadi momen yang penting sampai pada penamaan kalender Hijriah. Salah satunya adalah, momen banjir besar yang menimpa Nabi Nuh.
Semuanya akan tewas kecuali mereka yang mengikuti ajarannya. Momen lain yang juga diabadikan adalah, adanya angin topan dan peristiwa dibakarnya Nabi Ibrahim oleh Namrud.
baca juga: Sejarah Puasa Ramadan, Sudah Ada Sebelum Zaman Nabi Muhammad
Majlis Umar dan Para Sahabat
Selain itu sejarah penamaan bulan Hijriah juga tidak luput dari musyawarah Umar Bin Khattab dan para sahabat. Dalam sebuah majelis bersama para sahabatnya Umar menyampaikan apa yang menjadi kegelisahan terhadap adanya persoalan mengenai pencatatan berbagai surat manapun serta, beberapa dokumen penting lainnya.
Dalam majelis tersebut Umar juga menyampaikan bahwa semakin meluasnya kekuasaan Islam justru menambah persoalan yang sama, yaitu persoalan pada bidang administrasi.
Pada zaman dulu surat-menyurat antar Gubernur itu belum mempunyai sistemik. Alasannya adalah belum ada acuan penanggalan, sedangkan masing-masing wilayah juga hanya menggunakan kalender lokal.
Sedangkan kalender lokal itu sendiri mempunyai perbedaan antara penanggalan satu wilayah dengan wilayah yang lain. Adanya perbedaan penanggalan tersebut membutuhkan penyeragaman dalam hitungan kalender yang sama.
Lantas persoalan yang kembali muncul yaitu menentukan awal perhitungan kalender Islam nya. Ada yang mengusulkan menggunakan tahun kelahiran Rasulullah SAW.
baca juga: Sejarah Gelar Erucakra, Populer Sejak Zaman Pangeran Diponegoro
Penamaan Bulan
Tak hanya itu saja, sejarah penamaan bulan Hijriah tersebut juga ada yang mengusulkan, pada masa pengangkatan nabi sebagai Rasul, masa turunnya al-quran sampai ada yang mengusulkan ketika kemenangan kaum muslimin dalam peperangan.
Dari banyaknya usulan tersebut akhirnya sudah sepakat bahwa sejarah itu ditentukan dari peristiwa hijrah. Karena penamaan bulan Islam tersebut mengacu pada peristiwa hijrah, maka kalendernya juga kalender Hijriah.
Peristiwa tersebut menjadi tonggak untuk awal penanggalan Islam. Hal tersebut ternyata mempunyai makna yang mendalam. Itu menjadi titik balik bagi umat Islam guna meletakkan landasan untuk mereka melangkah ke depan sekaligus juga menjadi kunci kemenangan serta perkembangan agama Islam.
Bulan-bulan dalam Islam ada Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul akhir, Jumadil Ula, Jumadil Tsani, Rajab, kemudian Sya’ban. Dilanjutkan bulan Ramadhan, Syawal, dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.
Adanya bulan-bulan dalam Islam tersebut juga tidak luput dari sejarah penamaan bulan Hijriah yang mengacu pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah, pada tahun 622 Masehi. (Muhafid/R6/HR-Online)