Ratusan warga Desa Jelat Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, saat menggelar unjuk rasa di Gedung DPRD Ciamis, Jum’at (17/10/2014). Foto: Eli Suherli/HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Kepala Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Darsono, menegaskan, pihaknya bersama warga menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Ciamis, Jum’at (17/10/2014), bukan tanpa alasan.
Menurutnya, sebelum memutuskan berunjuk rasa, pihaknya dari jauh-jauh hari sudah melayangkan surat permohonan ke Dinas Satpol PP, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Dinas Kesehatan dan Pemdes Muktisari Cipaku, untuk meminta penanganan pencemaran limbah yang terjadi di Sungai Cibuyut.
Karena, limbah pabrik tahu yang berdiri di Desa Muktisari, Kecamatan Cipaku itu, sudah benar-benar merugikan warganya. [Baca berita terkait: Sungai Tercemar Limbah, Warga Jelat Ciamis Datangi Gedung DPRD]
Namun, kata Darsono, hingga saat ini belum ada realisasi dari surat tersebut. “ Surat itu dilayangkan tahun 2013 lalu. Bahkan, petugas dari BPLH sempat datang dan mengambil sampel air sungai yang tercemar limbah untuk diperiksa di laboratorium,” terangnya.
Meski petugas dari BPLH sudah turun ke lapangan, lanjut Darsono, namun hingga saat ini belum ada lagi tindaklanjutnya. “ Petugas BPLH mengambil sampel air sungai itu tahun lalu. Masa sampai sekarang uji laboratoriumnya belum beres-beres. Ini jelas aneh, sehingga kami bertanya-tanya ada apa sebenarnya, sampai membuat seluruh aparat terkesan tutup mata terhadap kasus ini,” tegasnya.
Karena itu, kata Darsono, warganya memutuskan untuk menggelar aksi unjuk rasa ke DPRD Ciamis dengan harapan mendapat tindaklanjut untuk mengatasi permasalahan limbah tersebut.
Menurut Darsono, kondisi Sungai Cibuyut saat ini semakin parah. Selain aroma bau busuk semakin menyengat, juga airnya kian menghitam. Bahkan, kata dia, saat ini sudah muncul gumpalan air warna hitam yang sudah menjadi tempat sarang nyamuk.
“Akibat pencemaran limbah pabrik tahu ini, juga mengancam kesehatan warga. Kami bersama warga akan terus menuntut penanganan limbah pabrik tahu tersebut. Karena, limbah itu datang dari daerah lain, tetapi malah mengirimkan bencana bagi warga kami,” tandasnya.
Pihaknya, lanjut Darsono, mendesak DPRD ciamis agar bisa menengahi permasalahan ini. Karena, jika permasalah ini dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan timbuk konflik horizontal di kemudian hari. “ Jangan sampai warga kami marah yang tidak terkendali. Maka, DPRD baiknya yang menengahi permasalahan ini hingga tuntas,” pungkasnya. (es/R2/HR-Online)