Ciamis, (harapanrakyat.com),- âMembangun dan memajukan kampus ibarat berjualan di âwarung nasiâ dengan resep masakan yang disenangi konsumennya. Filosofi ini mengartikan, semakin banyak orang belajar di kampus, bisa disimpulkan bahwa kampus tersebut masih diminati,â ungkap Direktur Pasca Sarjana Unigal, Prof.Dr. Suryana M.Si, beberapa waktu lalu.
Suryana mengatakan, potret Kampus Unigal saat ini tentu berbeda dengan Unigal tahun-tahun sebelumnya. Kampus yang berada di Jl. RE Martadinata, Pulomaju Kec. Baregbeg tersebut sudah memiliki mahasiswa sekitar 9000 orang, baik dari kelas karyawan atau regular.
Di samping itu, sarana prasarana kampus sudah berkembang, tidak sekedar ruang perkuliahan masing-masing Fakultas. Unigal juga memiliki Gedung Auditorium berkapasitas 2000 orang, Indoor, Gedung Rektorat. Dan tahun 2011 ini, Unigal berencana merampungkan Gedung Pasca Sarjana dan Gedung Induk FKIP.
Endang menambahkan dari filosofi warung nasi tersebut, kampus harus siap membangun budaya kritik oto-kritik jika ingin mendapatkan banyak pelanggan/ konsumen. Menurutnya, warung nasi yang berkembang, pastinya memiliki manajemen kritik oto-kritik, untuk memperbaiki manajemen di dalamnya.
âSeperti halnya, warung nasi, Unigal juga memiliki motto Anda puas beritahu orang lain, dan jika anda tidak puas beritahu kami. Dan filosofi ini berhasil diaktualisasikan oleh kampus Unigal,â katanya.
Ditemui terpisah, pendiri Yayasan Pendidikan Galuh (YPG), .Drs. H. Odjo Sudjadja Ghazali, mengungkapkan, sejak awal berdiri, Unigal tidak terlepas dari niatan untuk mencerdaskan masyarakat Ciamis dan sekitarnya, dengan biaya pendidikan murah.
âKami sudah berniat sejak awal untuk memfasilitasi pendidikan bagi masyarakat di Ciamis dan sekitarnya yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dengan biaya terjangkau. Pada mulanya, PT ini ditujukan untuk mengisi kebutuhan SDM di Pemda Ciamis, tapi dalam perkembangannya justru mencengangkang, Mahasiswa Unigal tidak hanya datang dari Ciamis saja, melainkan dari daerah lain juga,â ungkapnya.
Odjo menambahkan, tidak hanya dirinya, odjo juga bersama generasi para pendiri terdahulu seperti, Mayor R. Alisyahbana Yudanegara (Alm), Letkol Ibing Kalyubi (Alm), Drs. KH. Djuan Asyâari, MS.i, Drs. H. Idit Suhendi (Alm), dan Drs. Syafei Bastaman, mendirikan kampus Unigal ditujukan untuk peningkatan SDM di Ciamis.
âSelain program peningkatan kualitas SDM Dosen yang digenjot, Unigal juga meningkatkan sarana prasana. Salah satunya juga dengan pemberian anggaran stimulus bagi Dosen yang melanjutkan di S-2 sebesar Rp 2,5 juta, dan Rp 5 juta bagi dosen melanjutkan S-3 pertahunnya,â Ungkapnya.
Bahkan, Pembantu Rektor (PR) I Bidang Akademik, DR. H. Oyon Saryono, MM, mengungkapkan, dana stimulus bantuan dari Yayasan untuk para Dosen yang melanjutkan ke S-2 dan S-3 mencapai Rp. 300 Juta pertahun.
Ditempat terpisah, Dekan FKIP, Dr. H. Yat Rosvia Brata, mengatakan, bahwa di tengah kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap perguruan tinggi, kampus Unigal terus dituntut untuk segera merespon kebutuhan Mahasiswa akan Susana perkuliahan yang nyaman.
âMahasiswa FKIP saat ini mencapai 5000 orang. Orinetasi mereka adalah bagaimana menjadi seorang Guru/ pendidik, seiring kebijakan pemerintah akan kesejahteraan guru yang terus meningkat. Untuk itu, kami melalui Prodi terus meningkatkan kualitas SDM para Dosen, Perbaikan Sarana Prasarana serta peran Alumni, salah satunya dengan parameter penilaian Borang akreditasi,â katanya.
Senada dengan itu, Dekan Fakultas Hukum, Endang Supritna, SH, M.Si., mengatakan, dalam percaturan PTS dan PTN, masyarakat dan dunia pendidikan terus menutut agar setiap PT memiliki dan menunjukkan keunggulannya.
âDisamping sarana Prasana, Kulitas pengajar dan alumni, kegiatan yang perlu ditingkatkan adalah seperti studi banding rutin ke instansi dan lembaga pemerintah lainnya. Keterlibatan akademisi dalam pemerintahan menjadi salah satu agendanya,â katanya.
Di tempat terpisah, Dekan Fak. Teknik, Gini Hartati, ST,MT., mengungkapkan, bahwa pihaknya sekuat tenaga memenuhi standarisasi akreditasi Dikti. âApalagi Fak. Teknik, dari empat prodi yang ada mulai dari Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Industri, hingga Teknik Mesin, sangat bergantung pada spesifikasi sarana dan prasarana perkuliahan,â katanya.
Seorang Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Dani Usmar, menambahkan, bahwa peningkatan kompetensi profesi, khususnya untuk di prodi Akuntansi FE sangat mendesak.
Pada kesemptan yang sama, Dekan Fak. Pertanian, Ir. Sudrajat, M.P., mengatakan, bahwa pendidikan dengan perkembangan masyarakat sangat erat kaitannya. Salah satunya, seperti konteks pengembangan Budidaya Ganyong, Perubahan Iklim bagi Petani, kerjasama dengan pihak Pemerintah atau Lembaga Independent menjadi kesempatan untuk pihak kampus mengaktualisasikan hasil pendidikannya.
Dekan Fisip Unigal, Cecep Cahya Sumpena, SH, M.H. juga menambahkan, kunci keberhasilan aktualisasi dunia pendidikan saat ini, selain mempunyai standarisasi berupa Akreditasi, yakni melakukan sinergitas dengan Pemda dan masyarakat.
Pembantu Dekan II, Fikes Unigal, bidang akademik, Drs. Yoyon S, M. Kes., mengutarakan, akreditasi merupakan jalan untuk memacu kualitas pengajaran di Fakultas. Termasuk di dalamnya bentuk kerjasama dengan Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Ciamis dan Tasik, sebagai jembatan untuk peningkatan kualitas para mahasiswa. (DK)