Petani Banjarsari Mulai Beralih ke Palawija
Ciamis, (harapanrakyat.com),- Dinas Pertanian (Distan) Kab. Ciamis mempersiapkan langkah-langkah antisipatif bagi para petani agar tidak mengalami gagal panen pada musim kali ini. Distan mencatat, sekitar 1293 dari 6 ribu hektar sawah petani terancam gagal panen.
Kabid Produksi Tanaman Pangan Distan Ciamis, Yayat Sudarjat, Senin (27/6) menjelaskan, pihaknya sudah melakukan antisipasi terhadap sejumlah kelompok tani (koptan) yang lahannya selalu mengalami kekeringan.
âSudah sejak jauh hari, kami memberikan pengarahan kepada beberapa Koptan agar mempersiapkan diri menghadapi kemarau,â ungkapnya.
Menurut Yayat, Koptan yang kerap mengalami kekeringan, tersebar di beberapa wilayah seperti Kec. Cijeungjing. Yayat juga mengaku sudah memberikan warning kepada anggota Koptan, dan meminta mereka untuk memanfaatkan air yang saat ini masih tersedia.
Yayat juga sudah menghimbau agar petani selalu berkordinasi dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), setiap kali mendapati kendala di lapangan. Hal itu perlu dilakukan agar, PPL bisa langsung membantu mencarikan solusi bagi petani.
Dia khawatir, jika para petani mengalami kerugian pada musim ini. Alasannya, jika hal itu terjadi, secara tidak langsung akan berdampak pada tingkat produksi gabah di Kab. Ciamis.
Lebih jauh Yayat mengutarakan, Koptan di Kab Ciamis bisa memahami dan siap menghadapi cuaca apapun. Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya melakukan Sekolah Lapangan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (SLPTT) bagi seluruh petani.
Yayat menambahkan, pada kegaiatan tersebut, satu Koptan menggarap lahan sekitar 25 hektar. Satu hektar diantaranya digunakan sebagai laboratorium percobaan bagi pengembangan program.
Pola seperti itu sudah 50 persen mulai dilakukan sejak Bulan April. Dan sissanya akan akan dilaksanakn pada Bulan September. Dari 600 Koptan, 300 diantaranya sudah menerapkan pola tanam yang diajarkan dalam SLPTT.
Sementara itu, sejumlah petani di Kecamatan Banjarsari mulai menanam palawija. Penanaman jenis palawija merupakan upaya memutus mata rantai sejumlah hama yang selama ini menyerang tanaman padi petani.
Dari 21 desa yang ada di Kec. Banjarsari, 8 desa diantaranya memilih menanam kacang kedelai. Sementara 13 desa lainnya memilih menanam jenis palawija seperti jagung, kacang hijau, sayur-sayuran.
Wato (54), petani di Desa Langkapsari, beberapa waktu lalu mengatakan, hama wereng tidak lagi mempan dibasmi dengan pestisida. Ia mengaku telah menyemprotkan pestisida beberapa kali ke area sawah padi milkinya, tetapi serbuan wereng selalu datang.
Sementara itu, Rasini (60), petani dari Ciulu, mengungkapkan, pertimbangan lain petani menanam palawija adalah mulai datangnya musim kemarau. Menurut Rasini, kondisi tanah yang kering cocok untuk palawija.
âPasca panen beberapa minggu lalu, kami masih bimbang mau menanam kedelai karena masih terjadi hujan. Sekarang melihat cuaca yang mulai terang, kami mulai berani tanam,â katanya.
Kepala BP3K Kec. Banjarsari, Djayusman, SP, mengatakan, penanaman palawija jenis kedelai ini memang sangat membantu memutuskan mata rantai sejumlah hama. Selain itu, secara kebetulan 33 kelompok tani (Koptan) dari 8 desa di Banjarsari mendapatkan bantuan benih kacang kedelai.
Menurut Djayusman, per-koptan menaman kacang kedelai di lahan seluas 10 hektar. Untuk mengawasi agar tanaman kacang kedelai ini baik, pihaknya bersama sejumlah Koptan mengadakan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (SLPTT).
Djayusman berharap, penanaman palawija jenis kedelai ini mampu mendongkrak jumlah produksi kedelai di kec. Banjarsari. (es/amlus)