Turnover dalam saham perlu dipahami bagi Anda yang ingin bergelut dalam dunia investasi. Bahkan Anda juga perlu tahu istilah lainnya.
Mengingat investasi menjadi hal yang sudah familiar, kini perkembangannya juga mengalami peningkatan.
Salah satu yang perlu Anda perhatikan ketika memilih aset yaitu likuiditasnya. Likuiditas itu sendiri adalah aspek yang wakili sering atau tidaknya suatu aset untuk diperjualbelikan.
Jika tingkat likuiditasnya tinggi, maka mengakibatkan investor semakin mudah untuk menjualnya. Bahkan dalam membeli aset baru sekalipun. Likuiditas sebuah aset atau saham terhitung dengan matriks yang bernama turnover.
Selain itu, hal ini juga biasa disebut dengan share turnover dalam bahasa Inggris. Untuk itu, dalam mengetahui likuiditas dari saham, Anda perlu tahu jelas tentang apa sebenarnya turnover itu sendiri.
Baca Juga: Bursa Saham Asia Jelang Akhir Pekan Mengalami Pergerakan Bervariasi
Definisi Turnover Dalam Saham
Turnover saham adalah matriks yang berfungsi untuk menghitung likuiditas. Hasilnya bisa Anda dapatkan dari membagi jumlah saham sebuah emiten yang diperjualbelikan di satu periode tertentu.
Jumlah saham sebuah perusahaan tersebut beredar dalam periode yang sama. Jika matriks menunjukkan angka tinggi, maka likuiditasnya juga tingkat tinggi.
Hal ini membuat investor akan jauh lebih mudah menjual atau membeli aset. Hal ini karena jumlah penjual dan pembeli yang relatif sama. Untuk semua investor wajib tahu matrik ini, begitu juga bagi para trader dan perusahaan.
Jika suatu saham tidak likuid, maka investor akan kesulitan menjual hingga membeli sebuah aset. Akibatnya aset tersebut tidak akan laku dan membuat perusahaan merugi.
Baca Juga: Hak Pemegang Saham Pengendali, Apa Bedanya dengan Investor Biasa?
Faktor Mempengaruhi Turnover Saham
Share turnover memang memiliki peran yang cukup penting bagi para investor. Nilai matrik yang bervariasi, baik perusahaan besar maupun kecil, membuat nilainya tidak pasti. Adapun faktor yang berpengaruh terhadap matriks tersebut yaitu:
Kinerja Perusahaan
Faktor yang mempengaruhi turnover dalam saham yaitu perusahaan itu sendiri. Kinerja perusahaan berlangsung pada indikator. Kinerjanya akan berpengaruh terhadap permintaan dan harga.
Jika kinerjanya baik, membuat perusahaan meningkatkan jumlah permintaan. Hal ini akan mempengaruhi harga aset yang terus naik dan mempermudah perusahaan untuk menjual dan membeli aset.
Harga
Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran untuk barang normal, kenaikan harga berkorelasi negatif dengan permintaan. Hal ini terbukti jika harga saham besar, maka kemungkinan jumlah permintaan akan jatuh.
Hal ini membuat investor jauh lebih lama menjual aset yang dimiliki. Jika harga terjangkau, perusahaan kecil pun untuk memiliki turnover dalam saham tinggi bisa mungkin terjadi.
Baca Juga: Saham LQ45 2022 dengan PER Termurah di Awal Tahun
Jumlah Trader yang Aktif
Berbeda dengan investor, trader menjual dan membeli saham sebuah perusahaan. Bahkan hal ini terjadi secara aktif setiap harinya.
Semakin banyak trader dalam perusahaan pada periode tertentu, akan mempengaruhi terhadap turnover saham. (R10/HR-Online)