Teori Vortex Model sebagai pembentukan tata surya mungkin belum terlalu akrab di telinga orang awam.
Tata surya yang kita tinggali ini tentu tidak terbentuk begitu saja. Selalu ada sebab di setiap peristiwa di alam semesta ini.
Pada tata surya, kita mengetahui bahwa planet berputar mengelilingi Matahari. Hal itu ada penyebab yang mendasarinya.
Selain itu, semua planet beserta benda-benda lain di dalam tata surya juga melalui proses yang tidak sebentar untuk menjadi seperti sekarang ini.
Sejarah dan Isi Teori Vortex Model Tata Surya
Tata surya adalah sistem yang terbentuk dari susunan benda-benda langit. Benda langit tersebut berputar mengelilingi Matahari sebagai pusatnya.
Terdapat banyak sekali benda di dalam tata surya, mulai dari planet, satelit, meteorid, planetoid, komet, dan asteroid. Mereka mengitari Matahari pada lintasannya masing-masing.
Bumi menjadi salah satu planet yang mengitari Matahari bersama dengan planet lainnya.
Baca Juga: Planet Proxima d Terdeteksi, Jadi Penemuan Exoplanet Teringan?
Dalam sebuah sistem yang luar biasa tersebut tentunya tidak terbentuk begitu saja. Terdapat proses panjang dari mulai awal terbentuknya Matahari hingga menciptakan planet lainnya.
Akan tetapi, proses pembentukan tersebut tidak bisa dilihat langsung oleh manusia manapun. Oleh karena itulah para ilmuwan sudah memaparkan beberapa kemungkinan proses terbentuknya sistem tata surya yang kita ketahui saat ini.
Vortex Model adalah salah satu dari teori yang menjelaskan pembentukan tata surya. Teori satu ini merupakan hasil pemikiran dari seorang filsuf dan ahli matematika berkebangsaan Prancis, Rene Descartes.
Rene Descartes pertama kali menyampaikan hipotesis miliknya pada tahun 1642.
Di dalam teori Vortex Model, Rene Descartes menyatakan bahwa tata surya berasal dari awan partikel yang terus berputar. Putaran tersebut ia perkirakan mirip dengan air.
Proses Pembentukan Matahari
Matahari adalah komponen utama yang ada di alam semesta ini. Karena sangat penting, maka Matahari memiliki julukan sebagai “pusat tata surya”.
Pada dasarnya, Matahari adalah sebuah bintang biasa. Bahkan, masih ada beberapa bintang yang lebih besar ataupun lebih panas dari Matahari di alam semesta ini.
Akan tetapi, Matahari menjadi bintang yang paling dekat di tata surya kita. Pada teori Vortex Model, Rene Descartes menjelaskan mengenai bagaimana tata surya berasal dari awan partikel yang berputar.
Putaran tersebut memiliki bentuk yang mirip dengan pusaran air dan memiliki letak orbit mendekati lingkaran. Menurut Rene Descartes, awal mula letak Matahari berada di pusat tata surya berada di pusat putarannya.
Di sekeliling Matahari terdapat calon planet yang terletak pada pusaran utama atau piringan cakram. Sedangkan satelit yang ada terletak pada pusaran tambahan yang berada di sekitaran calon planet.
Teori Gravitasi pada Vortex Model
Pada dasarnya, teori Vortex Model ini menyatakan bahwa materi yang pertama kali tercipta di tata surya adalah Matahari. Hal itu merupakan hipotesis yang umum berada di dalam teori pembentukan tata surya lainnya.
Baca Juga: Penemuan Karbon di Mars oleh Robot NASA, Jadi Tanda Kehidupan?
Sebelumnya dijelaskan bahwa menurut Vortex Model, calon planet berada di dalam pusaran utama atau piringan cakram dari materi pembentuknya. Sayangnya, teori ini tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana mekanisme partikel awal dapat berkumpul.
Pada analisis tersebutlah, beberapa masa kemudian para ahli mencoba menjelaskannya melalui teori gravitasi.
Mereka menjelaskan bahwa pusaran materi yang akhirnya mendorong terbentuknya planet atau satelit adalah melalui terbentuknya gerakan turbulensi.
Contoh mudahnya seperti aliran sungai yang terhalang batuan. Biasanya akan terdapat pusaran-pusaran di sekitar batuan tersebut, itulah yang bernama gerak turbulensi.
Pada perkembangannya, awal partikel cikal bakal tata surya akan berganti menjadi nebula (materi antar bintang) yang keberadaannya semakin banyak di alam semesta.
Baca Juga: Perbedaan Nebula dan Galaksi, Si Objek Indah Alam Semesta, Apa Saja?
Matahari yang merupakan bintang besar memiliki gaya gravitasi yang tinggi. Hal itu akhirnya membuat partikel calon planet akan tertarik mendekati Matahari.
Dengan begitu, maka Bumi dan planet lain di tata surya mulai menempati posisi mereka yang ada di sekitar Matahari.
Dalam proses stabilisasi yang memakan waktu jutaan tahun lamanya, akhirnya saat ini planet-planet tersebut sudah bergerak dengan stabil di dalam jalur orbitnya.
Beberapa ahli mendukung teori Vortex Model ini karena masuk akal dan dapat dijelaskan secara ilmiah. Lebih lanjut, kita masih belum tahu dengan pasti bagaimana sebenarnya tata surya ini terbentuk. (R10/HR-Online/Editor-Ndu)