Bintang muda HD 166191 berusia 10 juta tahun yang dapat NASA temukan melalui Spitzer Space Telescope.
Sejak tahun 2015, NASA sudah melakukan pengamatan terhadap bintang muda satu ini. Para astronom menemukan sebuah awan yang menutupi bintang HD 166191 tersebut.
Astronom NASA masih mengamati dari mana awan tebal tersebut berasal.
Baca Juga : Proses Pembentukan Bintang: Protobintang Hingga Masa Kematiannya
Awan di Sekeliling Bintang Muda HD 166191
NASA adalah badan astronomi milik Amerika. Mereka telah memberikan banyak sekali kontribusi terhadap penemuan luar angkasa.
Badan luar angkasa NASA selalu berhasil meneliti banyak objek di tata surya dan alam semesta ini. Salah satu objek yang sudah NASA hasilkan sejak lama adalah HD 166191.
HD 166191 adalah sebuah bintang muda yang keberadaannya berhasil teridentifikasi pada November tahun 2013. Astronom menyebutnya sebagai bintang muda karena usianya yang baru sekitar 10 sampai 15 juta tahun.
NASA mengamati bintang muda ini dengan teleskop luar angkasa canggih mereka yang bernama Spitzer Space Telescope.
Dengan bantuan Infrared Telescope Facility (IRTF) di puncak Mauna Kea, Hawaii, NASA mengklasifikasikan HD 166191 ke dalam klasifikasi Stellar dan memiliki temperatur aktif sekitar 6.170 hingga 50.000 Kelvin.
Pada tahun 2015, NASA menemukan sebuah awan reruntuhan yang menutup cahaya dari bintang muda tersebut. Tentunya awan tersebut memiliki ukuran yang sangat besar.
Para astronom akhirnya kembali meneliti apa yang menjadi penyebab awan tersebut tercipta. Mereka memprediksi bahwa awan terbentuk akibat dari campuran dua objek besar yang berukuran seperti asteroid.
Baca Juga : Aliran Bintang C-19 Miskin Logam, Ditemukan di Bima Sakti
Cikal Bakal Planet Baru
Teleskop Spitzer sebelumnya sudah menemukan bukti tabrakan yang ada di sekitar bintang muda HD 166191. Untuk itulah NASA mulai mencari bukti lainnya menggunakan teleskop Spitzer.
Dalam kurun waktu empat tahun, yakni 2015 hingga 2019, NASA telah berhasil mengumpulkan lebih dari 100 observasi.
Ketika objek sangat kecil dan terlalu jauh untuk diamati melalui teleskop, tabrakan di sekitar bintang membentuk debu infrared yang sangat membantu.
Spitzer mendeteksi sinar infrared tersebut sebagai debu yang termasuk dari reruntuhan tabrakan protoplanet.
Pada tahun 2018, sistem HD 166191 menjadi lebih terang dan memproduksi lebih banyak reruntuhan. Pada saat itu juga Spitzer mendeteksi awan reruntuhan sudah menutupi bintang.
Astronom memperkirakan besar dari awan tersebut sekitar tiga kali ukuran bintang itu sendiri. Jika melihat dari ukuran awan tersebut, maka kemungkinan objek yang bertabrakan juga sangat besar.
Objek tersebut setidaknya memiliki ukuran yang sama dengan planet kerdil, seperti Vesta di tata surya kita yang merupakan asteroid berukuran 330 mile atau 530 kilometer.
Pada tahun 2019, awan yang menutupi HD 166191 sudah tidak lagi terlihat menutupi bintang itu.
Baca Juga : Bintang Terpanas di Alam Semesta, Berikut Klasifikasinya
Akan tetapi, sistem bintang terdeteksi menciptakan debu yang lebih banyak dari pengamatan Spitzer sebelum adanya awan.
Astronom dan peneliti NASA mengungkap bahwa tabrakan yang terjadi berpotensi menciptakan planet-planet baru di sekitar bintang muda HD 166191. Namun, astronom belum dapat memastikan waktu pembentukan pastinya. (R10/HR-Online)