Berita Jabar, (harapanrakyat.com),- PTPN VIII terus berupaya berinovasi melakukan transformasi bisnis dalam optimalisasi aset.
Senior Executive Vice President (SEVP) Business Support PTPN VIII, Hariyanto, membenarkan hal itu.
Hariyanto menjelaskan, salah satu upaya transformasi bisnis yang pihaknya lakukan adalah pemanfaatan aset non komoditi perusahaan.
Menurut Hariyanto, aset non komoditi tersebut pihaknya jadikan sebagai objek bisnis baru melalui skema kerjasama.
Hariyanto berharap, strategi tersebut bisa menambah pendapatan bagi perusahaan untuk saat ini dan masa yang akan datang.
Implementasinya, kata Hariyanto, pihaknya mulai menjajaki potensi pengembangan bisnis dalam bidang pertambangan.
Pasalnya, PTPN VIII mempunyai areal lahan yang mengandung sumber daya alam mineral seperti emas, bijih besi, batu dan pasir.
Selain tambang, lanjut Hariyanto, perusahaan juga memiliki potensi di bidang energi seperti panas bumi, tenaga matahari, tenaga bayu (angin), dan lainnya.
Hariyanto mengungkapkan, pihaknya akan menjalin kemitraan dengan mitra berpengalaman untuk mengelola sumber daya alam tersebut.
Lebih lanjut, Hariyanto mengatakan, pertumbuhan bisnis global yang pesat mengharusan pihaknya mengikuti perkembangan.
Untuk itu, pihaknya akan mempercepat pemanfaatan aset berdasarkan percepatan pembangunan di beberapa bidang.
Contohnya di bidang industri dan properti yang rencana pengembangannya berada di areal konsesi kebun.
Selanjutnya, kata Hariyanto, pihaknya juga berusaha memanfaatkan daerah garis pantai selatan untuk pengembangan bidang perikanan.
Menurut Hariyanto, potensinya cukup besar dan menggiurkan, sehingga berpeluang menjadi pilot project dalam transformasi bisnis PTPN VIII.
Selain itu, potensi bidang peternakan juga melimpah, yakni berupa areal dan bahan pangan hewan.
Hariyanto menegaskan, transformasi bisnis baru ini merupakan strategi inisiatif untuk proyeksi potensi pendapatan baru perusahaan.
Bidang-bidang bisnis yang menjadi bahasan tersebut berpeluang menjadi primadona bisnis di masa yang akan datang.
Terlebih, kata Hariyanto, pihaknya memiliki aset non komoditi yang cukup berlimpah.
Menurut Hariyanto, transformasi bisnis ini berkemungkinan besar mampu mengangkat pendapatan dari bidang komoditi utama.
Bahkan berpotensi bisa melewati proyeksi pendapatan komoditi di masa yang akan datang.
Selain itu, Hariyanto berencana, transformasi bisnis ini bisa menyelesaikan interest bearing loan perusahaan.
“Potensi ini bisa terwujud jika perusahaan mampu melakukan kerjasama pengelolaan dengan baik dan profesional,” katanya. (Deni/R4/HR-Online)