Hiperkarnivora Diegoaelurus vanvalkenburghae menjadi mamalia dengan gigi setajam pisau pertama yang pernah hidup. Hal itu terungkap ketika ilmuwan berhasil mengidentifikasi tulang rahang yang berusia 42 juta tahun.
Hasil penelitian menyebut bahwa tulang tersebut berasal dari hewan hiperkarnivora misterius. Menurut perkiraan, hewan tersebut menjelajah wilayah California selama hidupnya.
Baca Juga: Fosil Reptil Bersayap Pterosaurus di Skotlandia, Berusia 170 Tahun
Fosil Hiperkarnivora Diegoaelurus Vanvalkenburghae
D. vanvalkenburghae saat ini memang sudah punah. Spesies D. vanvalkenpesies tersebut hanya menyisakan lusinan fosil yang berhasil teridentifikasi.
Spesies D. vanvalkenburghae menjadi hiperkarnivora bergigi tajam misterius yang kemungkinan berasal dari zaman Eosen (55,8 juta hingga 33,9 juta tahun lalu).
Hewan hiperkarnivora tersebut hidup di hutan hujan kuno California Selatan, Amerika Selatan (AS). Mereka memiliki hobi berburu tapir dan badak kecil.
Ahli paleontologi dari Museum Sejarah Alam di Amerika Serikat (The Nat) mulanya mengumpulkan spesimen tersebut di tahun 1988 dari suatu situs yang terkenal sebagai Formasi Santiago di Oceanside.
Pada saat itu, fosil karnivora bertaring tajam tersebut menjadi penemuan yang tidak begitu terkenal, namun sudah terkumpul lebih dari tiga dekade lalu.
Fosil yang berhasil terkumpul berupa tulang rahang bawah hampir lengkap dengan satu set gigi. Menariknya, gigi tersebut masih terpelihara dengan baik.
“Fosil tulang rahang sudah teridentifikasi sangat tepat sebagai hewan pemakan daging” jelas Ashley Poust, seorang peneliti Postdoctoral di paleontologi vertebrata.
Baca Juga: Spesies Tyrannosaurus Rex, Terbagi Jadi Tiga Jenis?
Mamalia Bertaring Pertama
Peneliti menganggap spesies hiperkarnivora Diegoaelurus vanvalkenburghae sebagai mamalia pertama dengan taring seperti pedang serta gigi tajamnya.
Ahli paleontologi bahkan berhasil mengidentifikasi predator baru ini dari tulang rahang bawah mereka.
Mereka akhirnya melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dengan foto dari berbagai sudut. Akhirnya, tim peneliti berhasil membangun model 3D yang lebih rinci dari fosil tulang dan gigi.
Dari model 3D tersebut, mereka meyakini bahwa hewan ini tidak hanya berasal dari spesies Machaeroidine saja, namun dengan genus baru.
Peneliti akhirnya menamai hewan hiperkarnivora ini dengan Diegoaelurus vanvalkenburghae. Penamaan tersebut bertujuan untuk menghormati asal tempat fosil mamalia hiperkarnivora tersebut berasal.
Selain itu, penamaan tersebut juga bertujuan untuk menghormati jasa ilmuwan Blaire Van Valkenburgh dengan karyanya yang sangat besar mengenai evolusi karnivora.
Hewan hiperkarnivora ini memiliki ukuran seperti beruang kutub besar, harimau, atau kucing. Akan tetapi, gaya hidup mereka adalah sebagai pemangsa daging.
Baca Juga: Fosil Reptil Laut Ichthyosaurus Berusia 160 Tahun Direkonstruksi
Kucing modern juga memiliki celah pada bagian belakang taring bawah mereka untuk pertumbuhan seperti halnya D. vanvalkenburghae, memiliki dagu bertulang rendah yang membantu sebagai tempat gigi tajamnya.
Penemuan hiperkarnivora D. vanvalkenburghae di hutan hujan lebat California kuno menjadi bukti bahwa tempat tersebut pernah menjadi rumah bagi hewan purba, seperti lemur dan marsupial yang seukuran babi hutan. (R10/HR-Online)