Varian Omicron siluman atau sub-varian BA.2 Omicron telah terdeteksi di 83 negara berdasarkan data dari GISAID. Bahkan belum lama ini terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 varian Omicron di Denmark.
Versi varian tersebut lebih menular berdasarkan pengawasan para ahli penyakit menular. Dilaporkan Omicron siluman lebih menular 30 persen.
Meski kemungkinannya lebih menular ketimbang varian Omicron asli, namun sejauh ini belum ada bukti kalau Omicron tersebut melebihi perlindungan vaksin.
Menurut para ahli, penting untuk melakukan pemantauan subvarian. Tetapi sampai saat ini tidak ada pertanda bahwa varian Omicron siluman lebih menular atau berbahaya dari Omicron asli.
Walaupun demikian, pengenalan subvarian versi apa pun tetap mengkhawatirkan bagi populasi global yang sudah lelah dengan Covid. Baik kelelahan secara emosional maupun mental.
Baca Juga : Antisipasi Lonjakan Varian Omicron, Ini Strategi Pemprov Jabar
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini ulasan mengenai Omicron siluman dan tingkat penularan serta mutasinya.
Tingkat Penularan dan Mutasi Varian Omicron Siluman
Kenali Versi Baru Varian BA.2
Varian BA.2 merupakan versi baru dari Omicron atau yang dikenal sebagai varian Omicron siluman. Sedangkan BA.1 adalah Omicron aslinya.
Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) bahwa, dalam beberapa mutasi subvarian BA.2 beda dengan BA.1, termasuk lonjakannya.
Bahkan sejumlah ahli menyebut subvarian baru ini sebagai stealth Omicron (Omicron siluman). Karena walaupun terdaftar positif pada hasil tes PCR, namun subvarian ini tidak akan langsung bisa terlihat sebagai Covid varian Omicron.
Dr. William Schaffner, profesor kedokteran dari Vanderbilt University Medical Center mengatakan, Omicron serta Covid-19 lainnya bisa bermutasi pada saat menginfeksi pada orang baru. Lalu berkembang biak dengan melimpah.
Baca Juga: Presiden RI Jokowi; Warga Terpapar Omicron Bisa Sembuh Tanpa ke RS
Ia juga menjelaskan, rata-rata perubahan genetik atau mutasi semacam itu tidak berdampak atau berbahaya. Secara statistik, serangkaian mutasi bisa terjadi dan dapat mengubah karakter dasar virus lebih dari satu.
Apakah Lebih Berbahaya?
Fakta serta data mengenai Covid-19 ini mungkin bagi sebagian orang telah menimbulkan suatu kekhawatiran.
Tetapi para peneliti tidak menemukan bukti yang menunjukan subvarian baru Omicron siliman ini lebih berbahaya atau menular dari Omicron asli sebagai varian Covid-19.
Menurut Dr. William, terdapat tiga karakteristik untuk varian Covid yang kini menjadi perhatian paling besar.
Ketiga karakteristik itu adalah meningkatkan penularan, kemudian peningkatan kapasitas dalam menghasilkan penyakit lebih parah. Serta kemampuan untuk menghindar dari perlindungan vaksinasi atau infeksi Covid yang sebelumnya.
Menurut data awal hingga sekarang, untuk subvarian Omicron siluman atau BA.2 itu belum menunjukan adanya perbedaan besar. Baik dalam status vaksinasi, distribusi usia, terobosan, maupun risiko menjalani rawat inap.
Perlu Penelitian Lebih Lanjut
Bahkan WHO sendiri mengatakan bahwa perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memahami tentang risiko varian BA.2 atau varian Omicron siluman.
Baca Juga: Ashanty Positif Covid-19 Varian Omicron, Benarkah? Ini Faktanya!
Karena dalam beberapa mutasi garis turunan BA.2 berbeda dengan BA.1. Termasuk dari protein lonjakan, serta terjadi peningkatan di banyak negara.
Dr. William menunjukan sejauh ini tidak menunjukan adanya tanda-tanda bahaya besar kalau varian Omicron siluman sangat berbeda dengan varian aslinya.
Ia juga mengatakan, masalah utama yang kini tengah diselidiki yaitu seberapa besar bedanya subvarian tersebut.
Apakah perawatan antibodi monoklonal dan vaksin masih bisa efektif untuk melawan subvarian itu?
Vaksinasi maupun booster dapat menjadi cara yang efektif untuk melindungi tubuh kita sendiri dan orang lain. (R3/HR-Online/Editor-Eva)