Investor ritel pasar modal adalah mereka yang lakukan pendanaan dalam akun milik pribadi. Untuk dapat berinvestasi, maka perlu melakukan jual beli dengan perantara broker-dealer.
Apalagi sesuai dengan praktiknya, investor ritel terbagi dalam berbagai jenis berdasarkan metodenya. Investasi itu sendiri adalah aktivitas yang banyak dilakukan masyarakat milenial.
Sedangkan untuk investor adalah perilaku baik perseroan atau perseorangan yang menanamkan jumlah modal dengan berharap memperoleh keuntungan dari investasinya. Bahkan semua tergantung dengan jangka waktunya dalam menyimpan investasi.
Untuk investor umumnya berorientasi pada pendanaan jangka panjang. Selain itu, untuk jenis investasi sendiri cukup beragam.
Jenis investor pun begitu demikian. Ada banyak jenis investor dalam dunia investasi, salah satunya investor ritel pasar modal.
Baca Juga: Investasi Infrastruktur Swasta Semakin Meningkat Menuju Indonesia Maju
Jenis-Jenis Investor Pasar Modal
Investor ritel terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pemilihan metode investasinya. Investor ini dilakukan oleh mereka dengan akun pribadi. Sedangkan untuk jenisnya sendiri cukup beragam, antara lain:
- Investor pendapatan, yaitu mereka yang memilih saham berdasarkan perusahaan yang paling sering membagikan dividen. Ini artinya dilakukan oleh mereka yang fokus untuk mendapatkan pendapatan secara terus-menerus dari saham itu sendiri.
- Investor nilai. Jenis investor ritel pasar modal selanjutnya ini bagi mereka yang milih sahamnya dengan nilai intrinsik tinggi dibanding dengan nilai kapasitasnya.
- Investor pertumbuhan. Memiliki fokus pada perkembangan nilai investasi dalam jangka waktu panjang.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Valuasi Saham yang Investor Wajib Ketahui
Pendongkrak Jumlah Investor Pasar Modal
Investor ritel menjadi salah satu komponen utama yang berhasil mendongkrak jumlah investor pasar modal di Indonesia. Bahkan mampu menembus hingga angka 6,8 juta tumbuh hingga 102%.
Peningkatan cukup terasa tahun 2020-2021, porsi 54,9% menjadi 59,5% dari total investor. Secara demografi usia, pasar ritel milenial mendominasi dengan usia di bawah 30 tahun.
Meski investor ritel tidak bisa melakukan kesempatan untuk menggesek kartu kredit terkait mobility, maka dengan adanya platform digital kini jumlahnya meningkat tajam.
Hal ini membuktikan jika dengan kemajuan dunia teknologi membuat awareness dan sektor usaha meningkat dalam melakukan transaksi.
Akibatnya berdampak positif dan membuat aktivitas pasar modal semakin dekat dengan masyarakat. Hasilnya membantu membuat minat penghimpun dana pada pasar modal melalui penawaran umum terjaga.
Baca Juga: Book Building Saham, Mengenal Lebih Luas Tentang Definisinya
Penghimpun Pasar Modal OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat tentang kenaikan investor ritel pasar modal di sepanjang tahun lalu.
Berdasarkan catatan dari OJK sendiri penghimpun dana hingga mencapai Rp 306,9 triliun dari 152 penawaran umum.
Berdasarkan hal tersebut, tercatat saham emiten sebanyak 38 melakukan penawaran umum perdana di sepanjang tahun.
Ada porsi total sumbang penawaran umum perdana sekitar Rp 49,4 triliun, penawaran terbatas Rp 168,6 triliun, dan surat utang sebesar Rp 88,9 triliun.
Bahkan ke depan juga tercatat ada 81 penawaran yang ada pada pipeline dengan kisaran nilai Rp 41,25 triliun.
Adanya catatan data laporan tersebut membuktikan jika investor ritel pasar modal masih terus masuk dan mengalami lonjakan hingga awal tahun ini. (R10/HR-Online)