Investasi smelter alumina mampu menembus angka hingga Rp 17 triliun. Hal ini juga membuat pengusaha lokal gigit jari. Pembangunan smelter alumina memang membutuhkan biaya cukup besar.
Kisaran harga hingga mencapai Rp 17 triliun. Meski demikian larangan ekspor bauksit dari pihak pemerintah justru semakin besar. Kebijakan ini akan mulai tahun ini.
Namun dari pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan jika ekspor harus berhenti paling lambat tanggal 10 Juni 2023 mendatang. Mengapa hal ini justru terjadi?
Ternyata untuk bisa memberikan nilai tambah terhadap produk olahan bauksit. Hal ini karena nilai tambah olahan bauksit menjadi alumina mencapai hingga 10 kali lipat.
Sayangnya untuk mengejawantahkan smelter di Indonesia bukan hal yang mudah. Pihaknya membutuhkan kurang lebih dana sebesar US1,2 miliar dolar per smelter.
Ungkapan ini sengaja Pelaksana Harian Ketua Umum APB 31 keluarkan. Sehingga untuk investasi smelter alumina sedang mulai digalakkan.
Baca Juga: Investasi Properti Patungan Lengkap Dengan Mekanisme yang Dijalankan
Investasi Smelter Alumina Bikin Gigit Jari
Hingga saat ini perkembangan dunia investasi Indonesia semakin melambung tinggi. Apalagi dengan adanya kemajuan dunia teknologi yang membuat banyak hal bisa masyarakat lakukan dengan mudah.
Hal ini juga terjadi pada investasi alumina. Untuk pengembangannya sebenarnya masih BUMN yang mendominasi. Seperti yang sudah terungkap oleh Djoko Widajatno selaku Pelaksana Harian Direktur Eksekutif IMA.
Untuk prospek pengembangan investasi ini sebenarnya cukup bagus di Indonesia. Hal ini karena adanya keterkaitan kebutuhan dari sektor seperti konstruksi.
Baca Juga: Prosedur Investasi Modal Ventura untuk Startup Baru dalam Berkembang
Sebenarnya untuk kebutuhan alumina masih mengandalkan impor karena Indonesia sendiri belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Sebenarnya untuk investasi ini bisa terbilang bukanlah hal yang mudah bagi sebuah perusahaan.
Apalagi sebagian besar investor menginginkan 100% kepemilikan saham. Hal inilah yang membuat pengusaha dalam negeri bisa gigit jari.
Kondisi ini harus pemerintah Indonesia siapkan dengan memberikan pinjaman melalui perbankan anggota Himbara. Kurang lebih untuk investasi smelter alumina butuh kurang lebih 5-6 pada area dekat pertambangan bauksit.
Baca Juga: Investasi Dalam Kas Sebagai Salah Satu Bentuk Penanaman Modal
Tiga Smelter Alumina Indonesia
Selain kebutuhan smelter yang cukup banyak justru APB 31 meminta pihak pemerintah tetap membuka keran ekspor bauksit. Kebijakan tentang investasi smelter alumina dipercaya akan memberikan devisa besar untuk negara.
Hal ini bisa dilakukan sejalan dengan pembangunan smelter di Indonesia. Untuk cadangan bauksit yang dikaji pihak pemerintahan mencapai 1,2 miliar ton. Jumlah yang didapat ini sekitar 4% dari cadangan dunia.
Indonesia sendiri menjadi negara dengan urutan ke-6 sebagai penghasil bauksit terbanyak di dunia. Sejauh ini Indonesia sendiri memiliki 3 smelter alumina.
Mulai dari PT Indonesia Chemical Alumina, PT Well Harvest Winning AR, dan PT Bintan Alumina Indonesia. Sedangkan untuk smelter milik Inalum dan PT Antam Tbk (ANTM).
Sebenarnya untuk investasi smelter alumina di Indonesia masih cukup sulit. Apalagi untuk kebutuhan dananya cukup besar, meski demikian menjanjikan keuntungan yang besar pula. (R10/HR-Online)