Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Kabupaten Ciamis, Ir. Kustini, saat meninjau areal persawahan yang terkena dampak hama wereng, di Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Kamis (07/08/2014) pekan lalu. Foto: Andri/HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Kabupaten Ciamis, Ir. Kustini, mengungkapkan, lebih dari ratusan hektar sawah di beberapa kecamatan di Kabupaten Ciamis, diserang hama wereng. Daerah yang mengalami serangan hama tersebut, yakni Kecamatan Baregbeg, Pamarican dan Lakbok.
“Serangan hama werang ini justru terjadi di daerah lumbung padi Kabupaten Ciamis. Namun, daerah yang paling parah akibat serangan hama ini, yakni di wilayah Kecamatan Pamarican,” kata Kustini, kepada HR, pekan lalu. [Baca: Puluhan Hektar Sawah di Ciamis Diserang Hama Wereng]
Dari catatan pihaknya, kata Kustini, ada sekitar 10 hektar areal persawahan di Kabupaten Ciamis yang dilaporkan terserang hama wereng yang cukup parah. “ Bahkan, ada suatu daerah yang mengalami puso atau gagal panen akibat serangan hama ini,” katanya.
Karenanya, Kustini menghimbau kepada para petani di Kabupaten Ciamis agar selalu sigap dalam mengatasi serangan hama yang sewaktu-waktu akan menyerang areal persawahan. “Untuk mengatasi hal ini, kami akan berupaya untuk membantu petani dengan memberikan pestisida guna menangkal serangan hama wereng tersebut,” ujarnya.
Pihaknya pun, kata Kustini, menganjurkan kepada petani agar padi yang sudah mulai menguning dan sudah berisi untuk segera dipanen. Hal itu sebagai upaya memiminalisir terjadinya gagal panen akibat serangan hama tersebut.
“Imbas dari serangan hama wereng ini mengakibatkan panen raya di berbagai daerah di Kabupaten Ciamis menurun sekitar 10-15% jika dibanding tahun lalu,” katanya.
Kustini juga mengungkapkan, untuk meningkatkan hasil produksi padi di Kabupaten Ciamis, pihaknya akan terus mensosialisasikan cara tanam yang baik serta disesuaikan dengan cuaca di Kabupaten Ciamis.
“Akibat cuaca yang tidak menentu seperti sekarang ini juga memberi efek negatif terhadap pertumbahan tanaman. Nah, kami akan mensosialisasikan cara tanam yang baik dengan menyesuaikan cuaca,” katanya.
“Seperti contoh, di musim kemarau basah tidak baik apabila menanam padi. Seharusnya di musim seperti ini petani menanam palawija, bukan padi. Hal itu tentunya harus dipahami oleh petani. Sebab, apabila saat menanam tidak memperhitungkan cuaca, dipastikan hasil pertaninannya tidak akan maksimal,” terangnya. (Andri/R2/HR-Online)