Saham restoran di Indonesia tercatat anjlok pada Senin (21/01/2022). Emiten saham restoran tersebut melemah seiring meningkatnya kembali kasus Covid-19.
Bisnis restoran adalah salah satu yang menjanjikan. Banyak orang yang memilih membeli makanannya daripada repot untuk membuat sendiri.
Namun, kondisi di tengah pandemi saat ini membuat pembatasan berskala besar terjadi. Kegiatan di luar rumah orang-orang terbatasi, termasuk dalam membeli makanan.
Baca Juga: Saham BUMN Konstruksi Terbaik, Namun Belum Prospek di Tahun 2022
Mengejutkan, Saham Restoran di Indonesia Anjlok
Salah satu saham yang nilainya cukup stabil adalah saham pengelola restoran. Saham dalam sektor ini harganya jarang terpengaruh dan cenderung stabil.
Akan tetapi, pada Senin, 24 Januari 2022, tercatat tiga saham perusahaan pengelola restoran melemah. Berikut beberapa saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia per pukul 09.30 WIB.
- Pioneerindo Gourmet International (PTSP) turun sebesar -5,51% ke Rp 6.000/ lembar saham.
- Fast Food Indonesia (FAST) turun sebesar -4,88% menjadi Rp 975/lembar saham.
- Sarimelati Kencana (PZZA) 0,75% menjadi Rp 660/lembar saham.
Dengan melihat data tersebut, bisa disimpulkan penurunan paling besar pasar emiten terjadi di pengelola restoran ayam goreng California Fried Chicken atau CFC Indonesia PTSP. Emiten saham mereka anjlok hingga menembus nilai 5,5%.
Dalam sepekan terakhir, saham PTSP memang tidak mengalami perubahan yang berarti atau stagnan.
Bahkan, sejak awal tahun 2022, PTSP sudah mengalami minus 13,57%. Transaksi saham PTSP juga tergolong sepi, hanya sebesar Rp 3,61 juta terhadap volume 600 saham.
Restoran ayam goreng lain yang sahamnya terjungkal adalah KFC Indonesia FAST. Dengan persentase minum 4,88%, nilai transaksi baru mereka hanya mencapai nilai maksimal Rp 881 ribu dan volume 900 saham.
Baca Juga: Free Float Saham Jadi Sistem Pembobotan Baru BEI, Ini Dampaknya!
Akibat dari Varian Omicron yang Melonjak Naik
Turunnya saham restoran di Indonesia tidak lepas dari munculnya varian Covid-19 Omicron. Omicron adalah jenis dari virus Corona yang telah bermutasi.
Varian Omicron memang terkenal lebih ganas sebelumnya. Dosis vaksin di Indonesia yang belum mampu membunuh varian baru Corona ini membuat kasusnya terus melonjak naik.
Data terbaru pada Minggu (23/1) memperlihatkan penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 2.925 kasus dengan daerah Jakarta menyumbang paling banyak, yakni 1.739 kasus.
Sontak saja dengan melesatnya kasus baru tersebut membuat beberapa orang akhirnya kembali takut dan was-was untuk keluar rumah. Penurunan penjualan di restoran sangat berpengaruh terhadap emiten saham.
Bahkan, bukan hanya saham restoran yang terpengaruh, melainkan juga saham mal. Bursa Efek Indonesia memperlihatkan emiten properti dan pengelola pusat perbelanjaan di mal Kota Kasablanka (Kokas) dan Gandaria City (Gancit) PWON mengalami penurunan 2,14% setelah Jumat lalu mengalami kenaikan 2,63%.
Baca Juga: Rotasi Sektor Saham Sebagai Analisa Perekonomian Sebuah Bisnis
Selanjutnya juga ada mal Alam Sutera ASRI dan Summarecon Mal SMRA yang masing-masing mengalami depresiasi 1,34% dan 1,38% pagi ini.
Turunnya kedua sektor saham tersebut saling berkaitan, mengingat banyak dari restoran yang beroperasi di dalam mal.
Jika kasus varian Omicron semakin meningkat, maka bisa jadi pemerintah akan menetapkan lagi kebijakan lock down yang pastinya kembali mempengaruhi saham restoran di Indonesia. (R10/HR-Online)