Saham Netflix turun hingga 21% pada hari ini, Sabtu (22/01). Sebelumnya, saham perusahaan ini juga mencatat pertumbuhan yang pasang surut.
Sejak satu dekade terakhir, Netflix menjadi salah satu perusahaan yang memiliki saham bertumbuh.
Setidaknya hampir 6.000 persen saham Netflix mengalami kenaikan pada waktu 10 tahun terakhir. Akan tetapi, pada 2021 lalu saham Netflix mulai melemah. Apa penyebabnya?
Baca Juga: Buying Power Saham, Kenali Fungsi dan Cara Hitungnya
Penyebab Saham Netflix Turun
Netflix adalah salah satu penyedia layanan penyiaran digital yang berada di Los Gatos, California. Perusahaan ini memiliki jumlah pelanggan yang naik setiap tahunnya.
Sayangnya, pada kuartal pertama 2022 ini saham dari Netflix Inc mengalami penurunan yang cukup tinggi. Sebelumnya, pada akhir 2021 lalu saham Netflix sudah mengalami kelemahan.
Sejak bulan November 2021, saham Netflix Inc jatuh sekitar 15% dan terus berlanjut hingga saat ini mencapai 21,7%.
Kemerosotan saham ini disinyalir karena adanya penurunan target pengguna. Pada tahun 2022, Netflix menargetkan kenaikan pelanggan hanya sebanyak 2,5 juta.
Investor menilai angka tersebut sangatlah sedikit. Meski begitu, jika melihat dari 2021, Netflix hanya memiliki pelanggan bertambah sebanyak 18,2 juta.
Jumlah tersebut berkurang setidaknya 50% dari rekor tahun sebelumnya. Selain itu, munculnya pasar Walt Disney Company yang memiliki Disney+ juga sangat mempengaruhi kapitalisasi Netflix.
Pada akhir 2021, Disney+ yang baru meluncur sudah mencatat kapitalisasi sebesar US$264, sedangkan Netflix hanya US$263.
Lebih lanjut, House of Mouse menjadi saingan terdekat Netflix dalam meraih pasar hiburan dan pelayaran.
Manajemen Netflix juga mengakui bahwa potensi layanan streaming saingan sangat berpengaruh kepada saham Netflix yang turun.
Chief Financial Officer Netflix, Spencer Neumann berpendapat bahwa sulit untuk menentukan mengapa jumlah pelanggan belum juga pulih ke tingkat sebelum pandemi.
Pasang surut pandemi membuat perusahaan tidak dapat memprediksikan kinerjanya. Hingga saat ini, pertumbuhan terbaik Netflix masih tercatat pada tahun 2020.
Baca Juga: Peluang Bisnis Fashion Kaos Couple yang Menjanjikan
Berdampak ke Wall Street yang Anjlok
Saham Netflix yang anjlok hingga 21% membuat bursa saham AS ikut tertekan. Wall Street yang tutup pada perdagangan Sabtu pagi WIB mengalami indeks laporan pendapatan lemah.
Turunnya indeks S&P 500 kali ini tercatat menjadi persentase penurunan mingguan terbesar sejak awal pandemi Maret 2020. Setidaknya 5,7% membukukan penurunan indeks S&P selama 3 minggu berturut-turut.
Saham Netflix yang terjun hingga 21% membebani S&P 500 Nasdaq. Sejak November 2021 hingga saat ini, mereka sudah mengalami total persentase penurunan 14%. Indeks S&P 500 juga kehilangan setidaknya 84,79 poin atau 1,87%.
Tidak hanya itu, saham Walt Disney juga ikut anjlok mencapai 6,9% menyeret Dow Jones Industrial Average y 1,3%.
Baca Juga: Serial Locke And Key 2 Tayang Perdana Di Netflix
“Sesungguhnya ini benar-benar sebuah kelanjutan dari kekalahan teknologi” ujar Paul Notaris selaku manajer portofolio di Krisview Investment Management.
Ia juga menambahkan bahwa menurutnya, kombinasi dari rotasi teknologi serta angka dari Netflix sangat buruk.
Tidak ada jaminan yang dapat memprediksi saham Netflix turun akan berakhir. Bagaimanapun juga, persaingan besar serta pelanggan Netflix yang saat ini banyak di Asia Tenggara sangat berpengaruh terhadap nilai Dollar mereka. (R10/HR-Online)