Harga teoritis saham adalah harga penyesuaian antara harga pasar dengan tebus rights issue. Mekanisme pasca-right issue ini agar kapitalisasi pasar emiten tidak mengalami lonjakan secara tiba-tiba.
Apalagi ketika hal ini terjadi, saat jumlah saham yang banyak dengan harga penebasan pada bawah harga pasar. Seperti yang sudah ada sebelumnya harga untuk setiap saham tidak selalu sama.
Bahkan semua dapat berubah seiring berlakunya perdagangan pasar harian. Salah satunya yang mengalami kenaikan harga yaitu penyedia jasa penyewaan modem wifi PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO).
Perusahaan tersebut telah menetapkan harga teoritis dalam menerbitkan saham baru. Menurut Bursa Efek Indonesia saham YELO pernah naik cukup pesat hingga 33,76% ke Rp 210 per saham.
Dalam hal ini nilai transaksi saham YELO tercatat sebesar Rp 2,07 miliar dengan volume perdagangan 10,23 juta saham. Harga teoritis saham YELO keluar untuk pedoman tawar menawar dan indeks perhitungan saham BEI.
Baca Juga: Penyebab Harga Saham Turun yang Wajib Investor Ketahui
Harga Teoritis Saham BEI
Kenaikan setiap harga telah keluar setelah bursa mengumumkan harga teoritis Bank Raya dan Bank Neo Commerce. Seperti yang sudah Anda ketahui jika harga teoritis merupakan penetapan harga bursa sebagai pedoman dalam tawar menawar.
Harga teoritis terjadi pada perdagangan pertama pada pasar reguler setelah adanya penerbitan saham baru. Sehingga dapat Anda simpulkan jika harga teoritis saham ini mampu sebagai penyesuai antara harga pasar dengan tebus rights issue.
Emiten Bank Digital BBHI
Harga teoritis saham BBHI telah terdaftar setelah perencanaan menambah modal dengan skema hak memesan efek terlebih dulu atau rights issue. Perusahaan dari pengusaha nasional Chairul Tanjung ini berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya.
Bahkan PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) menerbitkan saham 10,04 miliar atau setara dengan 46,24% dari modal disetor perusahaan. Harga pelaksanan Rp 478/saham.
Hal ini menandakan bahwa BBHI memiliki potensi meraih dana rights issue bernilai sebesar Rp 4,80 triliun seperti laporan keuangan BBHI pada kuartal III-2021.
Baca Juga: Pasar Tunai Saham, Begini Cara Transaksinya di Bursa Indonesia
Laporan Keuangan BBHI
Menurut laporan keuangan dari pihak BBHI kuartal III-2021 jumlah ekuitas perusahaan mencapai Rp 1,28 triliun. Ketika ada tambahan modal yang diberikan oleh pihak RI sebanyak Rp 4,8 triliun maka ekuitas BBHI akan berubah.
Jumlahnya mencapai Rp 6,08 triliun. Dengan demikian BBHI masuk dalam klasifikasi sebagai bank KBMI dengan modal diatas Rp 6 triliun. Pemegang saham pengendali BBHI Mega Corpora akan mengambil 2,71 miliar atau setara 30% dari total yang telah terbit.
Sedangkan untuk 70% sisanya dialihkan pada tujuh investor strategis. Mulai dari Grup Salim, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Carro, CT Corp, dan Growtheum Capital Partners.
Harga teoritis saham yang telah perusahaan BBHI lakukan ini karena adanya rencana adanya penanaman modal untuk saham baru. Hal ini juga terjadi pada saham BBHI yang masih Undervalue. (R10/HR-Online)