Fakta hujan meteor Quadrantid menjadi salah satu hujan meteor tahunan yang terbesar. Tepatnya pada tanggal 4 Januari 2022 hujan meteor Quadrantid terlihat.
Melansir Wikipedia, hujan meteor merupakan fenomena astronomi yang terjadi saat sejumlah meteor tampak bersinar pada langit malam. Namun hujan meteor Quadrantid ini termasuk fenomena hujan meteor tahunan terbesar.
Baca Juga: Fenomena Hujan Meteor Draconid dan Konjungsi, Ini Waktunya
Ketahui Fakta Hujan Meteor Quadrantid
Melansir dari situs NASA, hujan meteor ini asalnya dari sisa-sisa debu asteroid 2003 EH1. Asteroid 2003 EH1 memerlukan waktu selama 5,52 tahun untuk sekali mengorbit matahari. Sehingga ada kemungkinan bahwa 2003 EH merupakan komet mati.
Komet tersebut termasuk jenis objek baru yang sedang dibahas oleh para astronom. Bahkan astronom juga menyebutnya sebagai komet batu. Hujan meteor ini juga dikenal sebagai meteor bola api yang terang.
Bola api merupakan semburan cahaya dan warnanya yang lebih besar. Selain itu, dapat bertahan lebih lama dari meteor lainnya. Hal ini akibat adanya fakta bahwa bola api berasal dari partikel material yang tampak lebih besar.
Baca Juga: Asteroid (7482) 1994 PC1 Akan Dekati Bumi Pertengahan Bulan Ini
Awal Terjadinya
Melansir dari situs NASA, pada tahun 1825 pertama kalinya menyaksikan hujan meteor Quadrantid. Hujan meteor tersebut asalnya dari konstelasi usang yang menyebutnya sebagai Quadrans Muralis.
Rasi yang tercipta pada tahun 1795 oleh astronom bernama Jerome Lalande. Namun, sekarang ini Quadrans Muralis tak tercatat dalam daftar rasi modern International Astronomical Union (IAU). Hal itu karena menganggapnya telah usang.
Letak Quadrans Muralis ini antara rasi bintang Bootes dan Draco. Sehingga nama alternatif untuk hujan meteor Quadrantid ini yaitu Bootid. Fakta hujan meteor Quadrantid tersebut asalnya dari konstelasi Bootes modern.
Puncaknya Hujan Meteor pada 4 Januari
Puncak hujan meteor ini terjadi pada awal Januari setiap tahunnya. Sebagian besar hujan meteor ini memiliki puncak 2 hari. Namun puncaknya yang terjadi jauh lebih pendek, bahkan hanya beberapa jam.
Melansir dari situs LAPAN, puncak hujan meteor tampak pada 4 Januari 2022. Untuk menyaksikannya dari Timur Laut pada pukul 04.00 waktu setempat. Bahkan berlangsung hingga 25 menit sebelum terbitnya matahari.
Pada titik ini, jatuhnya hujan meteor dengan intensitas 200 meteor/jam. Namun tingkat ketinggian dari hujan meteor yang berbeda dari Sabang hingga Pulau Rote.
Tentu intensitasnya juga menjadi berbeda. Intensitas puncak hujan meteor ini sekitar dari Sabang (35,8°): 117 meteor/jam. Sedangkan saat mencapai Pulau Rote (16,3 °): 56 meteor/jam.
Baca Juga: Hujan Meteor Chi-Orionid Malam Ini Bersamaan Fase Bulan Perbani Awal
Cara Melihat
Untuk melihatnya, waktu paling baik di Belahan Bumi Utara pada malam hari dan dini hari. Namun pastikan berada pada area yang jauh dari kota atau lampu jalan.
Hujan meteor ini dapat terlihat tiap beberapa menit dari larutnya malam sampai terbitnya matahari.
Tanpa adanya cahaya bulan, peristiwa ini dapat terlihat dengan mata telanjang. Terlebih saat langit cerah, bebas polusi cahaya, serta tanpa adanya penghalang.
Fakta hujan meteor Quadrantid yang asalnya dari sisa-sisa debu asteroid. Untuk dapat melihatnya dengan mata telanjang, tanpa adanya cahaya bulan. (R10/HR-Online)