Berita Banjar (harapanrakyat.com),- ASN guru bersertifikasi di Kota Banjar, Jawa Barat, kini tengah dilanda keresahan. Pasalnya, tunjangan daerah (tunda) yang selama ini dianggarkan dari APBD kota akan dipangkas.
Informasi mengenai pemangkasan tunjangan profesi guru ASN (Aparatur Sipil Negara) tersebut sebagaimana Walikota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih sampaikan pada saat peringatan Hari Guru di GOR Basket Sport Center Langensari, 25 November lalu.
Ketua PGRI Kota Banjar, Dadang Darulqutni mengatakan, banyak ASN guru bersertifikasi yang resah dan mendesak meminta kejelasan terkait pernyataan tersebut.
Hal itu lantaran pihaknya belum bisa memahami apakah tunjangan daerah untuk guru sertifikasi tersebut pada tahun depan akan dipotong atau memang dihapuskan.
“Yang menjadi persoalan bagi teman-teman guru itu tunjangannya apa cuma ada pemotongan saja. Atau memang menghapus selamanya. Soalnya waktu itu belum ada informasi yang jelas,” kata Dadang kepada HR Online, Jumat (17/12/2021).
Ia juga menyebutkan, saat ini banyak guru yang merasa keberatan dengan rencana pemangkasan tunjangan daerah untuk guru tersebut. Mereka meminta agar mengkaji kembali kebijakan tersebut.
Adapun yang menjadi alasan pemangkasan tersebut yaitu untuk menutupi defisit anggaran APBD Pemkot Banjar.
Saat ini, lanjut Dadang, jumlah ASN guru bersertifikasi se-Kota Banjar ada 799 orang dengan tunjangan daerah yang mereka terima bervariasi. Mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta.
Baca Juga : Pengurus PGRI Kota Banjar Ngadu ke DPRD Soal Seleksi PPPK Guru
“Kami meminta supaya kebijakan itu dikaji dan dipertimbangkan lagi. Banyak guru yang keberatan. Apalagi banyak juga guru yang terdampak pandemi Covid-19,” katanya.
APBD Kota Banjar Defisit, Tunda ASN Guru Dipangkas
Sebelumnya, pada saat peringatan Hari Guru di GOR Basket Sport Center Langensari, Walikota Banjar menyampaikan akan memotong anggaran tunjangan daerah bagi guru yang sudah bersertifikasi.
Adapun alasan pemangkasan yaitu, selain mendapat tunjangan dari pemkot, guru bersertifikasi juga mendapat tunjangan dari pemerintah pusat.
Sehingga, pemotongan tunjangan guru dari anggaran daerah untuk menutup anggaran APBD Kota Banjar, yang sekarang ini tengah mengalami defisit akibat pandemi Covid-19.
“Tunjangan guru akan kita potong. Anggaran kita sekarang sedang defisit. Tapi ini hanya untuk guru yang sudah bersertifikasi. Ini juga tidak hanya terjadi di Kota Banjar saja, tetapi daerah yang lain juga sama,” kata Ade Uu, pada waktu itu. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor-Eva)