Banjar, (harapanrakyat.com),- Berbisnis tanah Gambut memang cukup menggiurkan, seandainya permintaan sedang tinggi. Tapi sebaliknya, ketika permintaanya sedang surut, usaha ini bisa saja kurang memberikan banyak untung.
Kondisi itu saat ini dialami Dede dan Pendi lansir (penampung) gambut di wilayah Desa Mulyasari Kec. Pataruman. Dede dan Pendi, Selasa (24/5) mengungkapkan, bahwa permintaan pasar terhadap gambut saat ini sedang merosot. Akibatnya, Dede dan Pendi hanya bisa mengoperasikan satu kendaraan truk dan kolbak saja.
Padahal menurut Dede, biasanya dia bisa mengoperasikan kendaraan antara 5 hingga 10 truk dalam sehari. Namun, semenjak 6 bulan belakangan ini, truk-truk yang biasa beroperasi tidak lagi digunakan.
Dede menjelaskan, permintaan gambut mulai menurun, semenjak perusahaan yang berada di daerah Bumiayu Jawa Tengah (Jateng) mengurangi stock pembelian dari Dede dan Pendi.
“Saya sempat mendengar kabar, kalau perusahaan tersebut sedang bermasalah dengan pemasaran dan keuangan,” katanya.
Kepada HR, Dede mengaku sudah hampir 15 tahun menjalankan usaha di bidang tersebut. Dia juga bisa mendapatkan hasil yang cukup banyak, ketika permintaan gambut sedang melonjak.
Satu kubik gambut dipatok harga sekitar Rp. 150 ribu, dan untuk satu truk bisa mencapai kurang lebih 10 kubik. Sementara itu, tentunya Dede membeli gambut dari pemilik lahan dibawah harga yang dipatoknya untuk perusahaan. Dede menambahkan, gambut yang ditampung di tempat penampungan miliknya didatangkan dari wilayah Kec. Lakbok Ciamis.
Lebih lanjut Dede mengungkapkan, bahwa selain untuk perusahaan, dirinya juga menjual gambut untuk perorangan. Dia mengaku tidak membatasi pembelian gambut yang ada di tempat penampungan milkinya itu.
Menurut Dede, tanah Gambut yang dia distribusikan selama ini, dimanfaatkan untuk pengembangan lahan pertanian di berbagai daerah, seperti tanaman strawbery, apel di Dieng dan tempat lainnya.
Gambut dan Manfaatnya
Gambut dianggap sebagai ekosistem penting yang dapat memberikan sumbangan signifikan terhadap kestabilan iklim global. Karena kekhasannya, ekosistem gambut dianggap sebagai lahan marjinal dan kurang memberikan manfaat secara finansial.
Padahal gambut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Sebagai salah satu tipe lahan basah, salah satu atribut terpenting dari lahan gambut adalah keberadaan air. Jika berada dalam kondisi alami terbaiknya, lahan gambut dapat mengatur keseimbangan pelepasan air, sehingga keseimbangan ekologi masih dapat terus terjaga, meskipun dalam kondisi kemarau panjang sekalipun.
Fungsi dan manfaat lahan gambut antara lain adalah hidrologi, sosial-ekonomi, keanekaragaman hayati, sekuestrasi dan penyimpan karbon. Saat ini lahan gambut terdesak oleh berbagai ancaman yakni adanya konversi lahan, ektraksi berlebih, pengeringan/ drainase, dan kebakaran.
Dalam melaksanakan perlindungan dan pemanfaatan gambut, maka langkah yang paling bijaksana untuk melindungi lahan gambut dalam jangka panjang adalah mempertahankan gambut dalam sebagai kawasan lindung, sehingga fungsi alaminya bisa tetap lestari. (deni)