Urutan planet tata surya wajib untuk dipahami. Tata surya sendiri merupakan suatu sistem di alam semesta. Planet Bumi termasuk salah satu anggota dari tata surya tersebut.
Baca juga: Ciri Planet Mars, Planet Kedua Terkecil di Tata Surya
Tata surya berisi satu bintang utama dan beberapa planet yang berotasi di sekitarnya. Bintang utama dalam tata surya adalah Matahari.
Urutan Planet Tata Surya, Dari yang Terjauh hingga Terdekat dengan Matahari
Mempelajari luar angkasa menjadi hal yang sangat seru. Dengan memahami sistem di dalamnya, maka bisa menambah wawasan lebih luas.
Pada zaman dahulu, mempelajari luar angkasa memang masih sulit. Hal itu karena terbatasnya teknologi yang mendukung penelitian.
Namun, hal ini sudah tidak berlaku lagi. Saat ini, para ilmuwan sudah bisa meneliti luar angkasa dengan alat-alat canggih terbaru.
Pada dasarnya, alam semesta ini sangatlah luas. Bahkan, alat-alat canggih tersebut belum ada yang bisa membantu para ilmuwan menemukan ujung dari alam semesta ini.
Di dalam alam semesta terdiri dari berbagai bintang, black hole, komet, asteroid, dan lain sebagainya. Ada juga sistem planet yang salah satunya adalah tata surya.
Memahami urutan dari planet tata surya ini sangat penting untuk menambah pengetahuan. Mereka berotasi terhadap bintang utama, yakni Matahari.
Neptunus
Mari melihat dari yang paling jauh dari matahari, yakni Neptunus. Neptunus memiliki massa 1,0243 x 1026 kg atau setara dengan tujuh belas kali massa Bumi dan 1/19 massa Jupiter.
Neptunus menjadi anggota tata surya yang paling jauh dari matahari. Dengan gravitasi permukaan yang lebih besar dari Bumi, gravitasi Neptunus masih lebih rendah dari Jupiter.
Baca juga: Pengertian Tata Surya, Asal-Usul dan Susunannya
Jari-jari khatulistiwa Neptunus mencapai 24.764 km. Neptunus juga seringkali dijuluki sebagai “raksasa es” karena memang suhunya sangat dingin dan ukurannya yang besar.
Uranus
Selanjutnya ada Uranus yang juga mendapat julukan sebagai “raksasa es”. Massa Uranus adalah 14,5 massa Bumi dengan kecepatan 1,27 g/cm3.
Hal itu membuat Uranium menjadi planet raksasa paling ringan dan paling tidak padat kedua setelah Saturnus. Uranus terdiri dari es seperti amonia, metana, dan air. Sementara itu, hidrogen dan helium menjadi penyusun yang sangat kecil.
Saturnus
Urutan planet tata surya selanjutnya adalah Saturnus yang terdiri dari hidrogen dan helium. Bentuk Saturnus sferoida pipih karena rotasi yang dilakukannya.
Meski permukaannya tidak padat, tetapi ilmuwan menduga bahwa inti planet ini padat. Dengan massa 95 kali lebih besar dari Bumi, Saturnus dan Jupiter mencapai 92% massa total dari seluruh planet di tata surya.
Jupiter
Selanjutnya ada Jupiter. Ini merupakan planet terbesar di tata surya dengan ukuran 45 kali lebih besar dari Bumi.
Apabila intinya tidak ada, Jupiter akan mengecil karena aliran konveksi hidrogen metalik cair yang panas bercampur dengan inti cair serta membawa isinya ke atas dalam planet.
Mars
Mars berada tepat di belakang Bumi dalam urutannya dari matahari. Kepadatan Mars lebih rendah dari Bumi dan luas permukaannya juga lebih kecil daripada wilayah darat di Bumi.
Baca juga: Planet Kerdil Ceres, Ilmuwan Yakin ada Kehidupan Asing di Sana
Karakteristik dari Mars adalah warna merah-jingga yang memantul di permukaannya. Hal ini terjadi karena adanya hematite yang termasuk senyawa besi (III) oksida.
Bumi
Bumi ada di urutan planet tata surya selanjutnya. Hingga saat ini, Bumi masih menjadi satu-satunya yang memiliki kehidupan.
Lapisan bumi terdiri dari inti luar dan dalam, litosfer, serta astenosfer. Bumi mengandung oksigen dan nitrogen yang tinggi di lapisan atmosfer.
Permukaan Bumi berputar dari poros dengan kecepatan 1.532 kaki per detik. Bumi juga mengelilingi matahari dengan kecepatan lebih dari 18 mil per detik.
Venus
Selanjutnya ada Venus ada berukuran sama seperti Bumi. Namun, Venus menjadi planet terpanas di tata surya karena atmosfernya yang tebal dan beracun dari awan asam sulfat.
Oleh karena itu, Venus bisa menjadi contoh ekstrem dari efek rumah kaca. Suhu rata-rata permukaan Venus mencapai 465 derajat Celcius yang bisa membunuh manusia.
Merkurius
Terakhir ada Merkurius yang paling dekat dengan Matahari namun suhunya tidak setinggi Venus, yakni rata-rata 450 derajat Celcius. Atmosfer Merkurius terdiri dari helium, hidrogen, oksigen, natrium, serta kalium.
Atmosfernya sangat tipis sehingga tidak bisa memecah meteor yang masuk. Alhasil, permukaan Merkurius penuh kawah seperti halnya bulan.
Baca juga: Planet Merkurius Menyusut Sejak Jutaan Tahun Lalu
Terlihat bahwa planet-planet urutan di tata surya tersebut memiliki karakter yang beda. Semuanya memiliki suhu dan kepadatan yang berbeda-beda. Bahkan, ukurannya juga tidak sama. (R10/HR-Online)