Foto: Ilustrasi
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Kasus kematian Wakil Ketua KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kabupaten Ciamis, Henhen Hendryana, S.Pd, M.Pd, tampaknya tidak hanya menjadi perhatian pengurus DPD KNPI Ciamis saja, namun DPD KNPI Provinisi Jawa Barat pun ikut bersikap.
Bentuk solidaritas terhadap rekannya yang diduga meninggal secara misterius, DPD KNPI Jabar sudah melakukan koordinasi dengan Kepolisian Daerah (Polda) Jabar. “ Minggu kemarin teman-teman kami dari pengurus DPD KNPI Jabar turut mendesak Polda agar ikut mengungkap kasus kematian Henhen,“ kata Ketua KNPI Kabupaten Ciamis, Budi Kurnia, kepada HR, Selasa (27/05/2014).
Menurut Budi, kasus kematian Henhen yang misterius ini sudah mengundang solidaritas seluruh pengurus KNPI se- Jawa Barat. Pihaknya, tetap akan mendesak pihak kepolisian agar mengungkup kasus kematian Henhen ini secara terang benerang. “ Karena kami menilai ada hal yang janggal saat meninggalnya teman kami ini,” ujarnya.
Budi juga mengatakan, meski hasil visum yang dilakukan RSUD Banjar menyatakan tidak ada bekas penganiayaan di tubuh Henhen, namun polisi harus mengusut dugaan lain yang mengakibatkan Henhen meninggal.
“Secara fisik memang tidak ada bekas penganiayaan, namun secara fisikis atau mental bisa jadi ada intimidasi yang menyebabkan Henhen meninggal. Selain itu, bisa juga terjadi ada orang yang menyaksikan Henhen tengah sekarat, tapi mereka melakukan pembiaran. Kemungkinan-kemungkinan itu harus diselidiki oleh pihak kepolisian, “ ujarnya.
Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibentuk KNPI, lanjut Budi, hingga saat ini masih mengumpulkan bukti dan keterangan saksi terkait penyebab kematian Henhen. “ 5 orang tim TPF ini masih terus bekerja untuk membantu kepolisian mengungkap kasus ini, “ katanya.
Menurut Budi, pihaknya bersama pengurus DPD KNPI Jabar akan terus mengawal penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian hingga kasus kematian Henhen ini benar-benar terungkap. “ Misteri ini harus terungkap, agar tidak menimbulkan kecurigaan dan keresahan di masyarakat, terutama di pihak keluarga almarhum, “ ungkapnya.
Sementara itu, Dosen Fakultas Hukum Universitas Galuh, Dudung Mulyadi, mengatakan, apabila pihak keluarga ataupun rekan Henhen masih penasaran terkait sebab kematian, langkah terbaik adalah dilakukan otopsi.
“Pemeriksaan visum hanya akan mendeteksi luka dari luar, tetapi kalau dilakukan otopsi, dokter forensik bisa mengetahui penyebab kematian Henhen dari dalam, “ ujarnya, kepada HR, Selasa (27/05/2014).
Namun, apabila dugaan sementara Henhen meninggal akibat jantung setelah adanya intimidasi dari seseorang, lanjut Dudung, juga perlu adanya bukti lain bahwa telah terjadinya intimidasi. “ Jadi, untuk mengungkap misteri ini, harus ada dua bukti pendukung yang kuat. Pertama, harus dipastikan penyebab kematiannya melalui otopsi. Yang kedua, harus didukung adanya bukti bahwa telah terjadi intimidasi yang dilakukan seseorang atau kelompak, “ terangnya.
Menurut Dudung, apabila merujuk terhadap dugaan sementara, Henhen meninggal setelah didatangi beberapa orang tak dikenal, bisa juga terjadi tindak pidana dalam kontek tersebut. “Tetapi, harus dibuktikan dulu, apakah ada saksi yang melihat bahwa tamu tak dikenal itu melakukan pembiaran ketika Henhen tengah sekarat? Kalau tidak ada, tampaknya sulit untuk diusut,” ujarnya.
Sebelumnya, Henhen, meninggal misterius setelah bertemu dengan 4 orang tamunya, di kantor Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Minggu (14/05/2014), sekitar pukul 18.30 WIB. Setelah berbincang dengan tamu tak dikenal itu, Henhen kemudian ditemukan sudah tak bernyawa.
Sementara 4 orang tamu tak dikenal itu, sudah pergi dengan menggunakan mobil Avanza ketika warga menemukan Henhen sudah meninggal. Kini, misteri kematian aktivis pemuda Ciamis ini, mengundang misteri dan tanya sejumlah pihak. (es/Koran-HR)