Foto: Ilustrasi
Karawang, (harapanrakyat.com),-
Meski selama 2 x 45 menit mendominasi jalannya pertandingan, PSGC Ciamis tampaknya gagal meraih poin penuh setelah ditahan imbang tuan rumah Persika Karawang dengan skor 0-0, pada lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia Grup 3, di Stadion Singaperbangsa Karawang, Selasa (06/05/2014) sore.
Namun, dengan raihan 1 poin di kandang lawan, setidaknya mengamankan posisi PSGC bertengger di puncak klasemen sementara Grup 3. Kini, PSGC mengumpulkan poin 13 setelah meraih 4 kali kemenangan, satu kali kalah dan satu kali seri.
Di awal babak pertama, pasukan ‘Laskar Galuh’ langsung berinisitif menggebrak pertahanan lawan. Serangan yang dibangun dari sektor sayap, beberapa kali sempat mengancam gawang Persika. Namun, penyelesaian akhir yang kurang sempurna, membuat peluang yang tercipta tak satu pun berhasil dikonversi menjadi gol.
Setelah mendapat tekanan, pemain Persika mencoba bangkit. Para pemain Persika pun mencoba menaikkan tempo permainan. Namun, bermain dengan tempo tinggi, membuat pemain Persika bermain keras dan beberapa kali melakukan pelanggaran keras. Hal itu membuat wasit Armes yang memimpin pertandingan harus beberapa kali meniup pluit tanda terjadinya pelanggaran.
Rapatnya lini pertahanan PSGC yang beberapa kali berhasil membendung serangan, membuat pemain depan Persika tampak prustasi. Hingga pluit babak pertama dibunyikan, skor pun masih sama kuat 0-0.
Namun, usai wasit meniup pluit berakhirnya babak pertama, ternyata terjadi kericuhan. Saat itu salah seorang offical Persika Karawang merasa tidak puas dengan kepemimpinan wasit Armes. Akhirnya, oknum official itu langsung memburu wasit Armes dan dikabarkan sempat terjadi pemukulan.
Adanya insiden tersebut, membuat kick off babak kedua sempat tertunda selama 20 menit. Pasalnya, wasit Armes yang menjadi korban pemukulan, enggan melanjutkan tugasnya sebagai pengadil lapangan di babak kedua.
Pihak Panpel dan petugas kepolisian pun kemudian turun tangan untuk mengamankan keributan. Akhirnya, kedua manajer tim bersepakat melakukan pergantian wasit.
Husen, wasit asal Tanggerang akhirnya menjadi pengganti juru pengadil di babak kedua. Memasuki babak kedua, Persika mencoba mengambil alih serangan. Bermain dengan tempo tinggi, pemain Persika semakin bernafsu untuk memenangkan pertandingan.
Dengan merobah pola permainan, pemain PSGC di awal babak kedua mencoba bertahan dan sesekali melakukan serangan balik. Saat pemain Persika tampak kehabisan energi, pemain PSGC mencoba mengambil alih serangan.
Dengan ciri khas serangan yang dibangun dari sayap, skuad ‘Laskar Galuh’ di akhir babak kedua sempat beberapa kali mendapat peluang. Namun, penyelesaian akhir yang kurang baik, membuat peluang yang tercipta selalu gagal menjadi gol. Hingga pluit babak kedua dibunyikan, kedudukan masih sama kuat 0-0.
Usai pertandingan, Pelatih PSGC Ciamis, Heri Rafni Kotari, mengaku puas dengan permainan anak asuhannya yang mampu mangamankan lini pertahanan hingga tidak kebobolan selama laga berjalan. Menurutnya, meski pihaknya menargetkan mencuri poin penuh di kandang Persika, namun dengan hasil seri tampaknya sudah cukup untuk mengamankan posisi di puncak klasemen sementara.
“Target kita minimal seri. Dan akhirnya target itu tercapai. Kami pun merasa puas dengan penampilan anak-anak yang sudah memainkan strategi sesuai dengan intruksi pelatih,” ujarnya.
Menurut Heri, sepanjang laga, kedua tim tampak bermain bagus dan sama-sama ngotot ingin memenangkan pertandingan. Namun, mantan pemain Persib Bandung ini menyesalkan adanya insiden keributan di paruh laga, hingga akhirnya terjadi pergantian wasit.
“Kejadian itu sebenarnya tidak pantas terjadi pada pertandingan di level kompetisi profesional. Mestinya semua pihak harus tunduk terhadap keputusan wasit. Kalau ada keputusan wasit yang dianggap merugikan, baiknya disampaikan dengan baik. Apabila tetap tidak puas, tinggal layangkan surat protes melalui prosedur yang sudah ditetapkan, “ ujarnya. (es/R2/HR-Online)