Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),– Lantaran frustasi penyakitnya kambuh lagi, seorang pria paruh baya gantung diri (gandir) di kandang kambing hingga tewas. Peristiwa tersebut terjadi di Desa Parakan Honje, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (24/9/2021).
Saat gantung diri, pria berinisial YS (47) memakai baju kuning dan celana pendek warna putih. Selain itu YS juga terlihat memakai kaos kaki hitam, sementara di bawah jasad korban juga terdapat sandal jepit yang diduga dipakai oleh YS. Warga menemukannya sudah tewas menggantung dengan lidah menjulur keluar.
Wahyudin, salah seorang saksi mengatakan, YS tidak terlihat di kamarnya dari pagi. “Waktu itu anaknya membeli nasi uduk untuk bapaknya, tapi bapaknya tidak ada di kamar. Anaknya memberi tahu ke ibunya, mereka mencarinya tapi tak kunjung ketemu,” jelas Wahyudin, Sabtu (25/9/2021).
Baru pada pukul 05.30 WIB, tetangga korban bernama Suryati menemukan YS sudah tergantung tewas di kandang kambing.
“Suryati melihat korban, posisinya berdiri di kandang domba, dia lalu memberi tahu saya,” lanjut Wahyudin.
Wahyudin bersama Suryati lantas melihat korban dari dekat, saat itu Wahyudin melihat korban dalam posisi tergantung dengan tambang warna biru melilit lehernya.
“Saya langsung menuju keluarga korban dan memberi tahu ke warga lain, juga lapor ke Polsek Bantarkalong,” katanya.
Menurut pengakuan istri korban, YS memiliki riwayat sakit paru dan sesak nafas bertahun-tahun. Sekitar seminggu lalu, penyakit YS kambuh. YS juga diketahui tengah berobat jalan untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya.
Sementara itu Kapolsek Bantarkalong Tasikmalaya, Iptu Mugiono membenarkan kejadian gandir seorang pria di kandang kambing tersebut.
“Setelah mendapat laporan ada warga yang gantung diri, kami langsung mendatangi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan para saksi,” katanya.
Setelah dilakukan pemeriksaan, kesimpulannya korban meninggal akibat gantung diri dengan mengikatkan tali tambang di kayu penyangga atap asbes kandang kambing.
“Keluarga korban menolak untuk otopsi dan meminta korban segera dikuburkan, keluarga sudah menerima kejadian tersebut sebagai takdir,” pungkasnya. (Apip/R7/HR-Online/Editor-Ndu)