Pengaruh barat terhadap birokrasi kerajaan di Jawa sangat penting untuk diungkap. Sebab dari peristiwa itu kita bisa melihat perkembangan pemerintahan ke arah yang semakin maju dan rasional.
Pengaruh birokrasi barat merupakan salah satu hal yang sangat menentukan bagi perjalanan panjang struktur pemerintah kerajaan di Jawa sejak abad ke 19 Masehi.
Sebab sebelum zaman itu, kerajaan di Jawa masih memiliki perilaku yang sering disebut oleh orang Belanda dengan istilah “Birokrasi Irasional”.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Sunda Galuh, Prasasti Kebon Kopi II 932 sebagai Petunjuk
Catatan Penting Pengaruh Barat Terhadap Birokrasi Kerajaan di Jawa
Adapun artikel ini bertujuan untuk menjelaskan 5 fakta penting dan menarik dari peristiwa masuknya pengaruh barat terhadap kerajaan Jawa.
Masuknya Pengaruh ke Kerajaan Lokal Surakarta, Mangkunegaran
Wasino dalam bukunya yang berjudul “Modernisasi di Jantung Budaya Jawa: Mangkunegaran 1896-1944”, (2014: 75), masuknya pengaruh tersebut secara bertahap.
Bahkan, keberadaannya begitu erat kaitannya dengan eksistensi istana Mangkunegaran.
Adapun perjalanan panjang pengaruh tersebut mulai ada sejak abad kesembilan belas, hingga pada pertengahan abad kedua puluh Masehi.
Catatan periodisasi ini sangat penting oleh banyak sejarawan di Indonesia, khususnya berguna untuk mengetahui proses lahirnya modernisasi dalam bidang pemerintahan di setiap kerajaan Jawa.
Baca juga: Sejarah Kesultanan Cirebon, Kerajaan Tersohor di Bumi Nusantara
Istana Mangkunegaran Modern dan Rasional
Semenjak pengaruh barat menginfiltrasi birokrasi kerajaan di Jawa seperti Mangkunegaran, banyak para pejabat Belanda menilai istana tersebut semakin bercorak modern dan rasional.
Hal ini terjadi karena adanya pengaruh barat terhadap birokrasi kerajaan ini yang terus berkembang dengan cepat selama dua abad berturut-turut.
Adapun pembuktian semakin majunya istana Mangkunegaran, bisa kita lihat dari sudut pandang kelengkapan kerajaan, berupa personil militer yang kuat.
Sebab, sejak adanya pengaruh Eropa (Belanda) di sana, Raja Mangkunegaran ke IV mulai mempertimbangkan kemajuan istana yang lebih cepat, sebelum orang Belanda mendominasi wilayahnya.
Namun, karena perkembangan zaman yang semakin cepat berlalu, dan terjadinya kegagalan Mangkunegaran V menyebabkan Belanda semakin berani bercokol di istana.
Menurut Wasino, Belanda semakin lancang menginfiltrasi kebijakan kerajaan dengan cara mengangkat tahta Mangkunegaran berdasarkan pada kriteria penetapan raja versi mereka.
Meskipun demikian, pengangkatan ini masih atas dasar persetujuan istana Kasunanan Surakarta. Namun sejak awal abad kedua puluh, penjajah itu semakin berkuasa penuh.
Bahkan tidak lagi membutuhkan nasihat Kasunanan untuk mengangkat Raja Mangkunegaran. Sebab hal ini dipilih langsung berdasarkan ketetapan Ratu Wilhelmina di Belanda.
Baca juga: Kerajaan Gaib di Indonesia yang Melegenda dan Seram
Belanda Mengatur Atas Titah Ratu Wilhelmina
Sebagaimana catatan pengaruh barat terhadap birokrasi kerajaan di Jawa, istana Mangkunegaran kini diatur penuh oleh titah Ratu Wilhelmina langsung dari Belanda.
Hal ini sekaligus sebagai penanda lahirnya penjajahan di Jawa yang semakin berkembang dari sistem imperialisme ke kolonialisme.
Dengan adanya fenomena seperti ini, secara tidak langsung pemerintah kolonial telah memegang penuh kekuatan militer terkuat di Jawa yang berasal dari Legiun Mangkunegaran.
Hal ini tentu menjadi sebuah kerugian besar bagi Tahta kerajaan-kerajaan di Jawa, khususnya istana Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran.
Prajurit Keraton Bernama Legiun Semakin Kuat
Kuatnya sistem militer di istana Mangkunegaran karena terjadinya modernisasi terhadap birokrasi yang berasal dari pengaruh barat di Jawa.
Selain itu, zaman ini juga merupakan satu babak penting bagi kejayaan kerajaan Mangkunegaran sebelum pemerintah kolonial semakin berani memerintah istana dan rakyatnya.
Sejak Mangkunegaran IV mengalami kemajuan, kemudian beliau mempertimbangkan untuk menciptakan angkatan militer bernama legiun.
Babak penting ini banyak diteliti oleh para sejarawan. Bahkan, menghasilkan catatan menarik bahwa zaman Mangkunegaran ke IV merupakan periode keemasan bagi prajurit keraton di sana.
Rasionalisasi Birokrasi Barat Berimbas pada Kemajuan Ekonomi
Terjadinya rasionalisasi birokrasi yang bersumber dari pengaruh barat, ternyata telah berimbas positif bagi kemajuan ekonomi bagi kemajuan Mangkunegaran.
Hal ini bisa kita lihat banyaknya pendirian pabrik-pabrik industri, terutama produksi “suiker” (gula). Selain itu, bidang kebudayaan juga sudah semakin rasional dan cenderung berkembang.
Sementara yang paling menarik lain dari fenomena pengaruh barat terhadap birokrasi kerajaan Mangkunegaran, yaitu terciptanya struktur kesehatan yang semakin terjaga dan stabil. (Erik/R6/HR-Online)