Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),- Sejumlah peternak ayam petelur di Tasikmalaya, Jawa Barat, kini terancam gulung tikar.
Beberapa peternak mengaku bahwa penyebabnya adalah karena terkena dampak PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Sehingga, harga jual telur ayam di pasaran kini anjlok.
Selain itu juga, diperparah dengan harga pakan yang kini naik terus bahkan mencapai lebih dari 50 persen.
“Bukan hanya itu, adanya cuaca ekstrem juga bisa membuat ayam stres. Sehingga ayam kurang bertelurnya,” ungkap Yogi Suprayogi, peternak ayam petelur asal Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, kepada HR Online, Kamis (9/9/2021).
Lebih lanjut Yogi menambahkan, dampak naiknya harga pakan tersebut sudah ia rasakan sejak dua bulan yang lalu.
Kini, kata Yogi, harga jual telur ayam anjlok dalam kisaran Rp 18 ribu sampai Rp 19 ribu per kilogramnya.
Sementara untuk harga pakan sendiri, sejak adanya masa PPKM tersebut mengalami kenaikan. Awalnya harga pakan yang kualitas terendah satu kilogramnya hanya Rp 6.450 atau satu karungnya Rp 322.500.
“Sedangkan sekarang mencapai Rp 6.650 per kilogramnya, atau satu karungnya Rp 332.500,” tuturnya.
Yogi menjelaskan, bahwa kenaikan tersebut juga tergantung dari fluktuasi nilai dolar. Sebab, bahan-bahan pakan kebanyakan import.
Menurutnya, dengan adanya kenaikan harga pakan, tentu sangat berdampak pada para peternak ayam petelur. Sehingga para peternak saat ini tidak sebanding mendapatkan keuntungan.
Belum lagi, dengan berbagai faktor seperti cuaca ekstrem bukan hanya ayam menjadi stres, namun juga tidak henti-hentinya ada yang mati.
Sehingga, pengeluaran menjadi bertambah, karena para peternak harus membeli vaksi, dan juga obat-obatan.
“Jadi kami hanya bisa mempertahankan ayam-ayam ini agar tetap bisa hidup,” ucapnya.
Menurutnya, jika harga pakan tidak segera turun dan harga telur di pasarkan tetap murah, maka tidak menutup kemungkinan para peternak ayam petelur akan gulung tikar. (Apip/R5/HR-Online)
Editor : Adi Karyanto