Pengaruh komunisme di Jawa Barat masih kurang terungkap peninggalan-peninggalannya. Hal ini karena literasi atau sumber yang sulit untuk didapatkan.
Kendati demikian, bukan berarti daerah tersebut bebas dari paham komunisme. Justru Bandung dan Sukabumi pernah menjadi tempat kongres penting PKI dan Sarekat Islam Merah.
Hal ini sebagaimana dikutip dari pernyataan Ruth. T, dan Mc. Vey berjudul “Kemunculan Komunisme Indonesia”, (2009: 283).
Adapun dalam artikel kali ini, kami akan mengajak anda untuk melihat fakta-fakta menarik dari peristiwa tersebut, dan jarang diketahui oleh publik.
Baca juga: Ideologi Palu Arit di Indonesia, Pernah Diprioritaskan Komunis Dunia tahun 1919
Beragam Fakta Pengaruh Komunisme di Jawa Barat
Pengaruh ajaran ini di Jawa Barat memang tidak terlalu menonjol. Akan tetapi daerah ini pernah jadi saksi sejarah kongres PKI dan Sarekat Islam Merah sekitar tahun 1923.
Adapun pada bagian ini kami akan menguraikan hal-hal unik dari terjadinya peristiwa di atas. Apa saja kisahnya, yuk simak ulasan berikut ini.
Baca juga: Ideologi Palu Arit di Indonesia, Pernah Diprioritaskan Komunis Dunia tahun 1919
Kongres Dihadiri 2000-3000 Anggota Delegasi PKI dan SI “Merah”
Catatan sejarah pengaruh komunisme di Jawa Barat menyebut bahwa kongres yang diadakan di Bandung dan Sukabumi sebanyak 2000 s/d 3000 anggota PKI dan SI Merah hadir dalam kesempatan itu.
Kongres ini bertujuan untuk menentukan pemisahan secara resmi Sarekat Islam Merah dengan Centra Sarekat Islam (CSI) di Surabaya.
Adapun secara waktu, rapat akbar ini dibagi ke dalam dua termin. Hari pertama di Bandung, dan yang kedua berlangsung di Sukabumi.
Pemilihan wilayah rapat penentuannya berdasarkan misi dari PKI. Saat itu partai yang terkenal radikal ini kurang peminat di daerah Jawa Barat.
Dengan mengadakan kongres di Bandung- Sukabumi, PKI berupaya untuk mempengaruhi penduduk di sana supaya ikut bergabung ke dalam kelompoknya.
Peninggalan sumber dari sejarah pengaruh komunisme di Jawa Barat juga mengungkapkan, banyak peserta yang hadir dalam kongres sampai 3000 orang berasal dari beberapa kelompok partai.
Adapun kelompok partai tersebut terdiri dari 15 Cabang PKI, 13 SI Merah Lokal, dan 13 Serikat Pekerja.
Baca juga: PKI dan Sarekat Islam, Sejarah Dua Kompetitor Politik yang Saling Sindir
Kehadiran Ketua Partai ‘Semaun‘
Meskipun banyak peneliti yang menyebut peristiwa ini sebagai ‘kejadian akbar’, akan tetapi kongres itu ternyata hanya dihadiri oleh ketua PKI saja, yaitu Semaun.
Ungkapan itu senada dengan pernyataan Mc.Vey saat menjelaskan pengaruh komunisme di Jawa Barat. Ia menyebutkan kongres ini tidak terwakili dengan baik.
Hal itu karena beberapa tokoh penting lainnya sedang melaksanakan hukuman penjara. Mengingat beberapa tahun ke belakang aktivitas politiknya terlalu berisiko.
Adapun tokoh-tokoh PKI yang terkena penjara itu antara lain yaitu; Tan Malaka, Bergsma, Harry Dekker, Gondojuwono, dan Dengah.
Kendati tokoh PKI penting lainnya tidak hadir, hal ini tidak mengganggu keberlangsungan kongres yang berjalan di Bandung dan Sukabumi.
Sebab, menurut sumber yang sama menyebutkan bahwa gambar-gambar mereka dipajang dalam kongres, dan disejajarkan dengan tokoh komunis dunia seperti Karl Marx, Lenin, dan Gandhi.
Suasana Rapat di Bandung Penuh Kebencian terhadap CSI
Hari pertama kongres yang berlangsung di Bandung penuh suasana penuh kebencian pada Sarekat Islam Pusat (CSI).
Hal ini terjadi karena Semaun sang pemimpin Partai Komunis Indonesia mengkritik, memprotes, hingga mencela pimpinan CSI yang juga gurunya sendiri, H.O.S Tjokroaminoto. Langkap politik Samuan tersebut rupanya kurang tepat dalam meraih pengaruh komunisme di Jawa Barat.
Di tengah celaan itu berlangsung, mendadak seorang mahasiswa ITB memberhentikannya dengan cara memprotes Semaun yang sedang ada di depan mimbar.
Pemuda yang kira-kira berumur 21-23 tahun itu adalah Ir. Soekarno. Ia mengungkapkan bahwa ucapan Sang Ketua tidak etis, dan menyerang pribadi dari Tjokroaminoto.
Kemudian ia memprotes untuk mengkaji ulang perkataanya sebelum lebih jauh menyesatkan yang ada di kongres hari itu. Ternyata figur Sukarno sudah kritis sejak muda.
Rapat di Sukabumi Menghasilkan Keputusan
Jika suasana rapat di Bandung penuh dengan kebencian, maka sebaliknya dengan yang berlangsung di Sukabumi. Di sanalah substansi kongres menghasilkan keputusan yang tepat dan hal itu menjadi momentum awal pengaruh komunisme di Jawa Barat.
Baca juga: PKI dan Sarekat Islam, Sejarah Dua Kompetitor Politik yang Saling Sindir
Keputusan dari kongres ini yaitu kesepakatan SI Merah bergabung secara resmi dengan PKI. Artinya, tidak lagi ada di bawah payung kekuasan Central Sarekat Islam.
Sebab menurut H. Misbach, ideologi PKI sama dengan ajaran Islam yang menuntut adanya persamaan, dan yang paling penting membela orang dari keadaan yang tertindas.
Selain agitasi massa Misbach, rupanya terdapat nama Darsono yang tak kalah pentingnya dalam sejarah pergerakan komunisme di Indonesia.
Ia bersama dengan petinggi PKI lainnya mengadakan perencaan untuk membuat partainya menjadi lebih sejahtera dari pada sebelumnya.
Alhasil dari fenomena ini banyak warga Jabar yang kemudian ikut serta dengan PKI. Adapun pengaruh komunisme di Jawa Barat oleh Darsono berhasil pada tahun 1923-1927. (Erik/R6/HR-Online)