Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),– Petani kapol di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat menjerit lantaran harga kapol turun drastis pada masa PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
Seperti terjadi pada warga Desa Cisarua, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya yang sudah bercocok tanam kapol sebagai mata pencaharian.
Menurut salah seorang petani, tanaman kapol itu sudah menjadi mata pencaharian. Hampir semua warga menanam kapol di pegunungan bahkan di depan halaman rumahnya.
Apalagi Desa Cisarua yang berada di perbatasan Tasikmalaya dan Pangandaran ini berada berada di dataran tinggi, selain cuaca dingin di lokasi tersebut juga lawan longsor.
“Kalau di sini warga semuanya pasti jadi petani kapol, lantaran berada di dataran tinggi yah, jadi tanaman kapol bisa ditanam di gunung bahkan di depan rumah. Kalau kita panen kapol nggak menentu kadang dua bulan sekali pak,” kata Wawan salah seorang petani kapol, Rabu (25/8/2021).
Sementara itu, Yayat Sobariat, pengepul kapol mengatakan, sekarang harga kapol turun drastis, otomatis petani kapol menjerit.
“Kalau harganya jadi turun drastis kurang tahu penyebabnya apa, mungkin dampak PPKM,” ungkapnya.
Yayat mengatakan, ia biasa membeli kapol dari petani Rp 24 ribu per kilogram untuk kapol yang masih basah.
“Terus kemudian kapolnya ditampung di sini untuk dikeringkan. Kalau sudah kering langsung dijual seminggu sekali ke Kota Tasik dengan harga Rp 120 ribu per kilogram,” katanya.
Yayat mengeringkan kapol yang dibelinya dari petani dengan dijemur di bawah matahari, kalau musim hujan terkadang ia menggunakan tungku api.
“Warga di Desa Cisarua hampir semua usahanya bertani kapol, tanaman kapol bagi warga di sini sudah menjadi mata pencaharian buat warga,” pungkasnya. (Apip/R7/HR-Online)
Editor: Ndu