Penemuan Kappa-1 Ceti merupakan sebuah penelitian baru oleh NASA. Kappa-1 Ceti ini termasuk penemuan yang menyebutnya sebagai bintang baru dengan usianya kurang lebih 600 juta tahun. Bintang ini memiliki letak yang dekat dengan tata surya.
Bahkan bentuknya hampir sama seperti bayi matahari. Adanya penemuan ini menjelaskan bagaimana kehidupan bumi pertama kali terbentuk. Bintang tersebut menandakan bahwa manusia tidak mungkin pergi ke masa miliaran tahun lalu.
Dengan begitu, inilah alasan NASA melakukan penelitian tata surya awal dan melihat matahari saat kehidupan pertama. Penemuan tersebut memberikan gambaran prediksi terkait sifat matahari pada usia yang sama.
Mengingat kini usia matahari sudah setengah baya. Usianya kurang lebih sudah mencapai 4,6 miliar tahun. Sehingga sudah cukup tua untuk usianya dari awal hingga saat ini.
Baca Juga: Penemuan PKS 2130-538, Menyerupai Hantu Menari di Luar Angkasa
Fakta Penemuan Kappa-1 Ceti Terbaru 2021
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah menemukan bintang baru dalam tata surya. Mereka memberikan nama Kappa-1 Ceti yang tak lain adalah bayi matahari. Banyak fakta yang mereka dapatkan dari penemuan tersebut.
Adanya banyak kesamaan yang menyerupai matahari, akhirnya NASA berusaha dengan keras untuk menelitinya lebih dalam. Melansir dari Science Alert temuan ini merupakan studi awal sehingga hubungannya dengan kehidupan bumi masih renggang.
Para ilmuwan sedang mengumpulkan data terbaru dari bintang mirip matahari tersebut. Tujuannya untuk menyempurnakan model dan sejarah Matahari lebih akurat.
Usia 600 Tahun
Penemuan Kappa-1 Ceti ini berdasarkan pengamatan penelitian NASA. Terutama dari Goddard Space Flight Center di Greenbelt. Tentunya dengan jarak kurang lebih 30 tahun cahaya dari bumi.
NASA juga melaporkan bahwa bintang memiliki massa dan suhu yang mirip dengan matahari. Namun, usia dari bayi matahari ini jauh lebih muda. Pengamatan terhadap bintang tersebut saat ini menggunakan metode surya evolusioner.
Dengan adanya metode tersebut maka akan mudah mengetahui rotasi bayi matahari. Para ilmuwan menemukan bahwa rotas sekitar tiga kali lebih cepat daripada saat ini. Hal tersebut dikarenakan oleh medan magnet yang jauh lebih kuat.
Baca Juga: Penemuan Bulan EJc0061 Oleh Astronom Amatir Bernama Kai Ly
Melengkapi Sejarah Matahari
Penemuan Kappa-1 Ceti merupakan salah satu pelengkap sejarah matahari. Pasalnya, rotari matahari yang super cepat mampu memancarkan jilatan api. Hal menarik pada penemuan ini adalah peneliti bisa mendalami sifat matahari saat berusia muda.
Harapannya proses ini bisa mengetahui proses terbentuknya kehidupan terestrial alam semesta. Terutama proses dari terbentuknya bumi. Besar harapannya penelitian ini akan menghasilkan kajian yang mendalam soal sejarah matahari secara lebih akurat.
Hasil penelitian juga menyebutkan saat bumi berusia ratusan tahun, maka medan magnetnya masih lemah. Semburan matahari dan lontaran massa korona muda bisa terpapar ke bumi dengan energi yang tinggi saat ini.
Partikel yang terpapar akan membantu molekul kompleks terbentuk pada bumi. Hal tersebut membuktikan bahwa matahari muda memiliki peran yang sangat besar.
Penemuan Kappa-1 Ceti ini membentuk blok bangunan kehidupan. Masih dibutuhkan bintang mirip matahari lainnya dengan berbagai usia. Saat ini terdapat kurang lebih 100 milyar bintang pada lingkarang Bima Sakti.
Satu dari sepuluh bintang memiliki ukuran serta luminositas yang sama dengan bintang pada umumnya. Adanya banyak bintang para peneliti mampu menyempurnakan model dan membuat sejarah matahari yang lebih akurat lagi.
Penelitian Menggunakan Alat Canggih
NASA melakukan penelitian sepanjang masa telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Bahkan NASA memanfaatkan teleskop canggih untuk menilik ruang lingkup angkasa.
Penemuan Kappa-1 Ceti ini menggunakan teleskop canggih untuk mengamati bayi matahari. Pasalnya, ada beberapa karakteristik Kappa-1 Ceti yang sulit diukur oleh mereka.
Teleskop ruang angkasa mampu meneliti sifat dan perilaku dari bayi matahari. Mereka menggunakan Hubble, TESS, satelis SA XMM-Newton, dan NICER. Sehingga penelitian bisa berjalan dengan maksimal.
Jika peneliti melihatnya melalui teleskop, maka bayi matahari ini seolah meledakkan api aktif yang tinggi. Energi yang keluar juga cukup luar biasa dengan jarak jauh melalui angin spektrum antariksa.
Setelah berhasil mengumpulkan studi awal atas penemuan Kappa-1 Ceti, NASA masih akan mencari studi baru. Tujuannya untuk menggali lebih dalam mengenai fakta bayi matahari serta mengukir sejarah tata surya. Sehingga hasilnya jauh lebih spesifik serta menjawab pertanyaan dunia. (R10/HR Online)
Editor: Jujang