Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),- Meningkatnya permintaan susu sapi pada masa pandemi Covid-19, membuat peternak sapi perah di Desa Guranteng, Kecamatan Pager Ageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat tak terdampak pandemi.
Peternak sapi perah di Tasikmalaya Ani Rusatandi mengatakan, permintaan susu meningkat tajam, sehingga bisa mendongkrak harga susu.
“Awalnya harga susu sebelum masa Pandemi hanya Rp 4.500 kini menjadi Rp 5.000 per liternya,” ungkapnya, Selasa (27/7/2021).
Saking tingginya permintaan, peternak sapi perah mengaku kewalahan memenuhi permintaan pasar. Rupanya banyak yang mencari susu murni untuk kebutuhan kesehatan agar tubuh sehat dan tidak terpapar Covid-19. Harga susu sapi pun terdongkrak hingga 10 persen jika dibandingkan dengan harga sebelum pandemi.
“Kami kewalahan untuk memenuhi pesanan, selain pesanan dari masyarakat umum juga ada permintaan dari perusahaan swasta yang telah bekerjasama. Setiap harinya memerlukan 10.000 liter. Sementara yang baru terealisasi hanya 5.000 liter per hari,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Guranteng Endang Bahrum, mengaku tingginya permintaan susu di masa pandemi jadi motivasi untuk kembali membangkitkan kejayaan Desa Guranteng.
Endang berharap Desa Guranteng bisa menjadi pusat susu perah di Kabupaten Tasikmalaya yang sudah ada sejak tahun 1982.
“Sebelumnya memang sempat terpuruk akibat moneter sehingga populasi sapi perah menurun. Kini populasinya tinggal 1.500 ekor yang tersebar di beberapa kampung di Desa Guranteng,” kata Endang.
Masalah yang paling krusial di desanya terkait ternak sapi perah adalah kurangnya pakan rumput. Sehingga kini pihak Desa tengah mengembangkan rumput seluas 20 hektar yang nantinya bisa menjadi Bank pakan untuk kebutuhan sapi perah.
“Dengan pengembangan program Bank pakan ini kini di Desa Guranteng dalam satu tahun mampu menambah populasi sapi perah hingga 500 ekor. Sehingga mulai dilirik oleh para investor baik lokal maupun luar daerah,” pungkasnya. (Apip/R7/HR-Online)
Editor: Ndu