Rajadesa, (harapanrakyat.com),- Situ Cimonteng seluas 3.5 hektar yang berada di Desa Tanjungjaya Kec. Rajadesa Kabupaten Ciamis kini tampak semrawut tertutup gambut. Kurangnya perawatan membuat Situ Cimonteng ini menjadi kurang sedap dipandang mata.
Padahal, Situ Cimonteng beberapa waktu lalu masih sering dikunjungi sejumlah mancing mania dari berbagai pelosok. Namun, karena kondisinya saat ini memprihatinkan, para mancing mania yang biasa memadati bibir Situ Cimonteng, jarang terlihat lagi. Selain itu, situ ini dapat memenuhi kebutuhan air seluas 30 hektar sawah petani.
Cucu Sutianto, warga setempat, ketika ditemui HR, Senin (25/4) mengatakan, Situ Cimonteng yang ada di wilayahnya seolah terabaikan. Cucu mengatakan, gambut yang terdapat di Situ itu kini tumbuh subur. Masyarakat sudah tidak sanggup lagi melakukan pengerukan, karea itu Situ Cimonteng terlalu dalam.
Lebih lanjut Cucu menceritakan, banyak keanehan-keanehan mewarnai Situ Cimonteng. Keanehan iutu membuat warga menjadi merasa takut dan enggan mengunjungi situ. Keanehan itu berupa, munculnya kura-kura besar secara tiba-tiba. Dan sebagian masyarakat mempercayai bahwa ikan yang terdapat di Situ tidak boleh diambil.
Sementara itu, Muslihudin, seorang pengunjung asal Kec. Jatinagara, mengatakan, seandainya Situ Cimonteng ditata dengan baik oleh pemerintah desa, Situ Cimonteng memiliki potensi menjadi arena wisata alternatif warga.
Warga yang namanya enggan dikorankan mengatakan, Situ Cimonteng pernah mendapatkan bantuan sebesar 1,5 milyar. Namun, dana sebesar itu belum mampu membuat Situ Cimonteng menjadi tempat yang mempunyai daya tarik wisata.
Nandang, warga asal Kec. Kawali, mengharapkan agar masyarakat dan pemerintah dapat memanfaatkan lahan tersebut, dengan menimbang kearifan lokal, persepektif kesuburan tanah dan konservasi.
Kepada HR, Nandang mengungkapkan, bahwa pada umumnya masyarakat setempat kuranbg berpengalaman dalam pemanfaatan gambut. Padahal, gambut yang terdapat di Situ Cimonteng bisa dikembangkan.
Dia menjelaskan, lapisan bawah gambut dapat berupa lapisan lempung marine atau pasir. Gambut tersebut, memiliki kesuburan yang relatif rendah, jika lapisan gambut terkikis, menyusut dan hilang, maka akan muncul tanah pasir.
“Tanah pasir, umumnya mengandung pirit (FeS2). Pada kondisi tergenang (anaerob) pirit tidak akan berbahaya. Jika pirit teroksidasi, maka akan terbentuk asam sulfat dan senyawa besi yang berbahaya bagi tanaman. Kemasaman tanah akan meningkat, sehingga meracuni tanaman pertanian, dan pertumbuhan tamanam menjadi terhambat,” terangnya. (dji)