Misteri aurora sinar X Jupiter kini telah terpecahkan setelah 40 tahun planet ini memancarkan sinar x-ray setiap menitnya. Hal ini terungkap berkat para ahli UCL (University College London) melakukan penelitian.
Dengan memeriksa data melalui Juno NASA, pesawat ruang angkasa yang kini mengorbit Jupiter. Jupiter merupakan planet yang terbesar dalam tata surya kita.
Baca juga: Gas Vulkanik di Bulan Jupiter, Diprediksi Gunung Berapi Meletus
Melansir en.wikipedia.org, aurora merupakan gangguan di magnetosfer yang terjadi akibat angin matahari. Gangguan inilah yang akhirnya mengubah lintasan partikel bermuatan dalam plasma magnetosfer.
Partikel-partikel tersebut meliputi proton dan elektron yang selanjutnya mengendap ke atmosfer bagian atas ( eksosfer / termosfer).
Eksitasi dan ionisasi hasil dari konstituen atmosfer mampu memancarkan cahaya dengan warna-warna yang beragam dan kompleksitas.
Bentuk aurora yang muncul dalam pita sekitar kedua wilayah kutub, bergantung pada jumlah percepatan hasil dari partikel pencetus. Beberapa katai coklat, komet, satelit alami, bahkan sebagian besar planet juga menampung aurora.
Baca Juga: Gambar Aurora di Luar Angkasa Berhasil Astronot Tangkap, Seperti Apa?
Misteri Aurora Sinar X Jupiter Telah Terpecahkan
Misteri selama satu dekade mengenai Jupiter yang menciptakan aurora sinar X telah terpecahkan berkat para ilmuwan.
Sinar X merupakan ledakan cahaya yang tidak terlihat dan tampak di planet raksasa. Pemicunya oleh partikel ion bermuatan yang kemudian berinteraksi dengan atmosfernya.
Fenomena yang serupa juga sering terjadi di planet Bumi hingga menciptakan aurora borealis. Fenomena ini terkenal sebagai cahaya utara, karena negara-negara bagian utara bisa melihatnya hingga berbulan-bulan.
Namun aurora sinar X pada planet Jupiter yang sempat menjadi misteri ini memiliki cahaya yang lebih kuat.
Hal ini karena cahaya Jupiter melepas ratusan gigawatt energi. Energi dari kutub selatan dan utara Jupiter sangat kuat hingga mampu memasok listrik dengan singkat pada semua orang. Cahaya yang sangat kuat inilah yang akhirnya menjadi fenomena misterius di luar angkasa.
Akhir Pencarian Selama 40 Tahun
Dari UCL Mullard Space Science Laboratory, dr. William Dunn mengatakan telah melihat Jupiter dengan aurora sinar X selama 40 tahun.
Namun selama itu belum pernah mengetahui bagaimana fenomena tersebut bisa terjadi. Ia hanya mengetahui bahwa sinar X tersebut muncul pada saat ion menabrak atmosfer planet.
Kini kita telah tahu bahwa gelombang plasma yang mengangkut ion-ion tersebut. Sebelumnya belum ada yang mengemukakan penjelasan ini, walaupun Bumi mengalami fenomena yang serupa.
Untuk itulah kejadian ini bisa menjadi fenomena universal yang ada dalam lingkungan berbeda di luar angkasa.
Untuk memecahkan misteri aurora sinar X pada planet Jupiter, peneliti menggabungkan pengamatan dari jarak dekat.
Hal ini berlangsung di sekitar Jupiter melalui satelit Juno NASA yang sejak 2016 telah mengorbit di planet tersebut. Penelitian ini berlangsung dengan mengukur sinar X simultan dari XMM Newton Observatory Badan Antariksa Eropa yang mengorbit.
Baca Juga: Temuan Aurora di Sekitar Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko
Mengenai Magnetosfer
Magnetosfer merupakan suatu wilayah yang ada di sekitar planet dengan medan magnet planet yang mendominasi.
Pada planet Bumi, magnetosfer bertindak sebagai medan gaya yang tidak terlihat. Hal ini mampu melindungi kita dari partikel dengan muatan berbahaya dari sinar matahari.
Planet Jupiter sendiri memiliki medan magnet sekitar 20.000 lebih kuat dari Bumi. Karena itulah medan magnet yang mengendalikan area pada magnetosfer sangat besar. Ketika melihat di langit malam, hal ini bisa menutupi wilayah dengan ukuran beberapa kali lebih besar dari bulan.
Para peneliti mengklaim, jika aurora sinar X Jupiter yang sempat menjadi misteri melepas sekitar satu gigawatt. Hal ini sesuai dengan output pembangkit listrik selama beberapa hari.
Pengamatan Selama 26 Jam
Para ilmuwan berhasil menemukan korelasi yang jelas. Antara letusan aurora sinar X yang terekam oleh XMM Newton dengan gelombang yang terdeteksi oleh Juno dalam plasma.
Untuk mengkonfirmasi adanya gelombang yang akan mendorong partikel ion berat ke atmosfer Jupiter, mereka menggunakan model komputer. Salah satu bulan terbesar dari 79 bulan di Jupiter, tertutup oleh semburan gas gunung berapi.
Baca juga: Badai Petir di Jupiter Mengandung Amonia dan Percikan Tak Terduga
Para ilmuwan mengungkapkan inilah pertama kali melihat cara mengompresi medan magnet Jupiter. Hal ini mengakibatkan berbagai partikel menjadi panas.
Kemudian panas itu menuju ke atmosfer Jupiter pada sepanjang garis medan magnet. Selanjutnya fenomena inilah yang memunculkan misteri aurora sinar X pada planet Jupiter. (R10/HR Online)