Drakor Racket Boys kini menjadi perbincangan pada berbagai media terutama di Indonesia. Bukan hanya karena merupakan drakor terbaru dan banyak pemain muda serta berbakat saja.
Drakor ini menjadi perbincangan publik Indonesia karena ada adegan yang menyangkut kota besar. Drama yang berkisah mengenai lika-liku para pemain bulu tangkis muda asal negara ginseng Korea Selatan.
Anda yang merupakan penggemar drakor pasti tak akan melewatkan dan mengetahui kehebohan yang terjadi. Saat nama Indonesia masuk dalam adegan yang seolah-olah merendahkan serta menghina.
Meskipun menuai kehebohan, akan tetapi drama yang menceritakan atau bertemakan bulu tangkis patut diacungkan jempol. Berani menghadirkan cerita berbeda selain percintaan atau misteri.
Bulutangkis dari negara Korea saat ini patut diwaspadai. Hal tersebut karena memiliki pemain yang cukup handal dan menjadi lawan yang seimbang.
Meskipun jika Anda bandingkan dengan prestasi bulu tangkis di Indonesia tentu masih kalah. Karena bulu tangkis lebih dulu dimainkan dan banyak pemain berbakat dari negera kita ini.
Banyak pemain berbakat negeri ini yang kemudian menjadi pelatih. Bukan hanya di Indonesia saja, akan tetapi banyak negara lain yang merekrutnya.
Bulu tangkis menjadi salah satu olahraga yang merakyat seperti halnya sepakbola. Sehingga tak heran jika kemudian banyak muncul para pemain muda berbakat.
Begitu pula dengan drakor Racket Boys yang kembali mengingatkan Anda akan masa berjayanya bulu tangkis di Indonesia. Saat atlet Indonesia menjuarai berbagai turnament atau pertandingan tingkat Internasional.
Hingga atlet asal Indonesia namanya mengaung hingga ke negara lain di dunia dan banyak yang ingin meminangnya. Bahkan setiap ada siaran pertandingan di televisi, semua kalangan masyarakat asyik menontonnya.
Namun, saat ini sangat berbeda, tak ada lagi masyarakat yang begitu menantikan pertandingan bulu tangkis. Prestasi para atlet Indonesia pun tak segemilang dahulu bahkan semakin meredup.
Ketahui Sejarah Bulu Tangkis Sebelum Menonton Racket Boys
Olahraga yang satu ini cukup banyak dan mudah Anda temukan pada berbagai daerah. Anak-anak hingga orang dewasa banyak yang memainkan olah raga yang umurnya telah ribuan tahun ini.
Bulu tangkis merupakan permainan battledore yang umurnya telah ribuan tahun dengan cara memukul bola ke depan atau belakang. Mempertahankan bola lawan tidak jatuh di daerah sendiri.
Para ahli memperkirakan jika permainan ini telah ada dan banyak yang melakukan di Cina, Jepang, Thailand, India hingga Yunani. Permainan ini semakin terkenal saat orang-orang memperkenalkannya di istana Badminton House, Inggris.
Pemilik bangunan tarsebut adalah Duke of Beaufort serta keluarganya seringkali mengadakan permainan tersebut. Beserta ke 11 anaknya, membuat permainan ini semakin menyenangkan dan menyebar.
Seperti drakor Racket Boys yang memperlihatkan bagaimana keseruan serta tantangan saat berhadapan dengan lawan yang tangguh. Meskipun saat itu hanya sekedar bermain memukul atau menepak bola saja.
Permainan tersebut kemudian berkembang dengan menambah penggunaan jaring dengan tujuan dapat bergiliran memainkannya. Hal tersebut terjadi saat tentara Inggris menuju India, membutuhkan sedikit hiburan sekaligus berolahraga.
Aturan atau regulasi awal dalam bulu tangkis adalah hasil dari sebuah klub di Inggris yang bernama Badminton Batta. Semakin hari olah raga ini pun semakin berkembang hingga terbentuklah sebuah asosiaasi bulu tangkis.
Sebuah asosiasi yang terbentuk pada tahun 1893 di Inggris dan menjadi awal berdirinya Federasi Bulu Tangkis Dunia atau BWF di tahun 1934. Awal dari regulai serta permainan yang lebih teratur.
Prestasi Bulu Tangkis di Kancah Dunia
Indonesia yang merupakan negara dengan banyak atlet berbakat termasuk dalam badminton atau Bulu Tangkis. Selalu ada atlet atau pebulutangkis negeri ini yang menorehkan prestasinya di kancah dunia.
Indonesia sempat berjaya dengan memperoleh medali emas di Olimpiade tahun 1992, bahkan bukan satu tapi sepasang. Prestasi yang kini sulit atau masih berusaha untuk dapat meraihnya kembali.
Bulu Tangkis merupakan olahraga yang menempati posisi 16 dari seluruh cabang populer di dunia. Tak setenar sepakbola, tinju atau basket, akan tetapi termasuk yang perkembangannya cukup pesat.
Indonesia sendiri memiliki masa keemasan dalam sejarah Bulu Tangkis yang awalnya merupakan cabang olahraga percoaan di Olimpiade Munich. Pada Olimpiade tahun 1972 tersebut, Bulu Tangkis akhirnya mulai memasuki pertandingan tingkat internasional.
Bahkan Rudy Hartono sebagai atlet tunggal putra mampu mempersembahkan medali emas unutk Indonesia. Begitu pula dengan pasangan Christian Hadinata serta Ade Chandra yang menambah perolehan medali emas Olimpiade.
Anda yang telah menyaksikan drakor Racket Boys pasti bisa merasakan ketegangan serta kebahagiaan saat mendapat medali emas. Bukan hanya bagi pemain saja, ketegangan pun terjadi pada para penontonnya.
Prestasi Racket Boys Indonesia di Olimpiade
Pada Olimpiade 1992 Barcelona, barulah Bulu Tangkis menjadi salah satu cabang olahraga resmi. Saat itulah Indonesia membuktikan kemampuan atletnya dengan meraih dua medali dari cabang tunggal putra serta putri.
Alan Budikusuma menjadi atlet peraih emas dari tunggal putra dan Susi Susanti dari tunggal putri. Bahkan tambahan dari atlet tungal putra lainnya yaitu Ardy B. Wiranata dengan medali perak.
Bukan hanya itu saja, pasangan Eddy Hartono serta Rudy Gunawan dari gand aputra ikut menyumbang medali perak. Atlet tunggal putra lainnya yaitu Hermawan Susanto ikut mempersembahkan medali perunggu.
Sebuah prestasi yang sangat membanggakan sekaligus menggembirakan bagi semua masyarakat Indonesia saat itu. Sejak saat itu hingga 2016, atlet Bulu Tangkios Indonesia selalu berhasil memebawa pulang medali emas.
Hanya pada Olimpiade 2012 di London, Indonesia gagal membawa pulang medali emas. Selain itu, atlet Indonesia selalu memberikan usaha terbaiknya.
Seperti pasangan Rexy Mainaky dan Ricky Subagja pada tahun 1996 yang berhasil menyumbangkan medali emas. Tak ketinggalan Chandra Wijaya serta Tony Gunawan pada Olimpiade 2000 dari ganda putra.
Sedangkan pada Olimpiade tahun 2004, atlet Taufik Hidayat dari tunggal putra mempersembahkan emas. Setelah itu, prestasi pebulutangkis di Olimpiade yang lebih membanggakan dari pada drakor Racket Boys.
Kondisi Bulu Tangkis Saat Ini
Indonesia memiliki prestasi atau catatan emas dalam cabang olahraga Bulu Tangkis di dunia. Mampu meraih prestasi hingga ajang Olimpiade, akan tetapi tidak dengan saat ini.
Pada era 90 an Indonesia memiliki prestasi pada olahraga Bulu Tangkis dengan superior. Namun, sangat berbeda dengan era milenial saat ini yang merosot cukup tajam.
Bukan hanya pada Olimpiade saja, Piala Thomas yang dahulu selama lima kali berturut-turut menjadikan Indonesia sebagai pemenangnya. Kini tidak lagi, terutama pada atlet putra yang mengalami penurunan.
Regenarasi yang lamban serta dukungan dari pemerintah yang tak sebesar dulu, membuat prestasi tak seperti dahulu lagi. Kini PBSI tengah memeprsiapkan atlet muda berumur 18 tahun untuk bertanding di ajang internasional.
Seperti dalam drakor Racket Boys yang berisikan atlet muda berbakat untuk meraih dan mempersembahkan prestasi terbaiknya. Begitu pula dengan pebulutangkis negeri ini yang masih berusaha hingga sekarang.