Banjar, (harapanrakyat.com),- Terkait pemangkasan bagian ranting pohon yang ada di Jl. Ir. Sutami oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup (DKPLH) Kota Banjar, bahwa berdasarkan teknis Dinas PU Kota Banjar, kerusakan di jalan tersebut akibat sinar matahari tidak bisa masuk, sehingga jalan menjadi lembab, seperti di lansir HR edisi sebelumnya.
Hal itu dibenarkan Kasie. Binamarga Dinas PU Kota Banjar, Harun Al Rasyid, Senin (18/4). Dia menjelaskan, sebetulnya kerusakan jalan bisa diakibatkan beberapa faktor, salah satunya jalan tidak terkena sinar matahari.
“Memang benar, jalan aspal atau jalan hotmik itu butuh sinar matahari. Karena secara teknis, kalau tersinari matahari permukaan jalan pasti lebih awet. Tapi kalau tertutup atau tidak terkena sinar matahari justru malah sebaliknya, jalan menjadi lembab dan cepat rusak,” terangnya.
Sebelum dilakukan pemangkasan, keberadaan pepohonan di Jl. Ir. Sutami sudah terlalu rimbun. Mungkin bagi pengguna jalan merasa teduh dan sejuk ketika melewatinya. Tapi, disisi lain jalan juga harus tetap terpelihara agar tidak cepat rusak.
Untuk itu, maka pihaknya meminta kepada DKPLH sebagai instansi terkait agar memangkas bagian ranting pohon, sehingga sinar matahari bisa masuk.
Dikatakan Harun, sebelumnya pihak BBWS Citanduy juga telah meminta pada Dinas PU supaya jalan tersebut diperbaiki, karena bagian jalan yang tertutup pohon sudah mengalami kerusakan.
“Untuk perbaikan atau pemeliharaan rutin akan dilaksanakan pada tahun ini. Jadi mengenai Jl. Ir. Sutami itu, yang penting sekarang tegakan pohon tetap ada, tapi sinar matahari juga tetap bisa masuk dan perbaikan pun akan segera dilaksanakan,” jelasnya.
Di lain pihak, salah seorang pemerhati lingkungan, Rainal Wibawa, menanggapi mengenai pemangkasan pohon di Jl. Ir. Sutami. Dia mengatakan, soal jalan rusak mudah diperbaiki, tapi untuk melebatkan pohon perlu waktu lama.
“Kenapa pemangkasan tidak dilaksanakan saja bila jalan itu diperbaiki, bukan jauh-jauh hari. Pohon lebat itu akan menyerap CO2 dan mengeluarkan atau menghasilkan O2, karena kerimbunan pohon akan membuat lingkungan menjadi sejuk,” katanya.
Renal juga menyebutkan, bahwa di Kota Banjar terdapat dua titik lokasi yang jadi jalan percontohan, diantaranya Jl. Ir. Sutami dan Jl. Siliwangi, yaitu tepatnya sekitar wilayah Parungsari.
Kedua lokasi tersebut dinilai penghasil O2 terbesar sekaligus mampu menyerap CO2 paling dominan. Jika saja semua turus jalan di Kota Banjar dirindangi pepohonan besar, maka hal tersebut sedikitnya dapat meminimalisir terjadinya pemanasan global, setidaknya bagi Kota Banjar.
“Seharusnya pohon-pohon itu jangan dipangkas semuanya, tapi cukup sebagian saja, yang penting sinar matahari bisa masuk, karena saya lihat ranting-rantingnya masih kuat. Kecuali kalau semua bagian ranting pohon yang ada kondisinya sudah rapuh, sebab dapat mencelakakan pengguna jalan,” jelasnya. (Eva)