Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Banyaknya kedai kopi di wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, ikut mendorong naiknya harga kopi di petani.
Dena, salah seorang petani kopi asal Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, sekaligus pemilik kedai kopi mengakui, bahwa kenaikan di petani tak lepas dari banyaknya kedai kopi. Selain itu, para penikmat kopi di wilayah Kabupaten Pangandaran, juga ikut bertambah.
“Jika dulu harga kopi hasil Roastbean atau kopi kering panggang hanya sekitar Rp 60.000-70.000 per kilogram, saat ini bisa mencapai Rp 200.000. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi kita para petani kopi,” ucapnya kepada HR Online, Jumat (4/6/2021).
Sedangkan untuk jenis kopi lainnya, seperti Green Bean atau kopi gabah kering saat ini mencapai Rp 40.000 per kilogram.
Menurutnya, meski harga sangat tinggi, namun sekarang ini masih banyak para petani yang memanen kopinya asal-asalan alias dipetik abis. Padahal cara tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan harga.
“Jika petani ingin harganya tetap bagus, maka harus memperhatikan cara panennya. Kopi yang bagus dan berkualitas yaitu cara panennya hanya yang matangnya saja,” tuturnya.
Sedangkan apabila panennya petik habis atau bersamaan dengan yang masih mentahnya, menurut Dena, maka akan merusak kualitas dan harga kopi itu sendiri.
“Jadi usahakan memanen kopi dengan memilih yang masaknya saja, atau yang sudah berwarna merah. Hal itu agar kualitas dan harganya tetap terjamin,” pungkasnya. (Enceng/R5/HR-Online)