NASA kirim cumi-cumi ke antariksa bergabung dengan awak astronot Stasiun Luar Angkasa Internasional. Tujuannya adalah untuk penelitian. Bayi cumi-cumi tersebut akan menumpang ke luar angkasa bersama beruang air.
Tujuan NASA Kirim Cumi-Cumi ke Antariksa
SpaceX akan dijadwalkan meluncurkan misi pasokan kargo ek-22 ke stasiun luar angkasa pada bulan Juni mendatang. Lalu pesawat tersebut akan membawa persediaan, demonstrasi teknologi dan eksperimen penelitian ilmiah. Bahkan isinya berupa panel surya baru yang akan terpasang di luar stasiun antariksa.
Para astronot akan memasang alat tersebut selama berjalan di luar angkasa pada bulan Juni. Sebanyak 128 ekor cumi ekor bobtail yang bersinar dalam gelap akan masuk kargo. Selain itu juga beruang air, atau tardigrades sekitar 5.000 menuju ke stasiun.
Keduanya akan ikut terlibat dalam eksperimen di luar angkasa. Para peneliti ingin mengetahui tentang gaya gravitasi di antariksa. Apakah mempengaruhi hubungan simbiosis antara NASA kirim cumi-cumi ke antariksa dan mikroba menguntungkan atau tidak.
Eksperimen lainnya adalah ultrasound portable yang menuju ke stasiun. Operasi jarak jauh lengan robot menggunakan realitas virtual. Kemudian akan melakukan analisa tentang bagaimana batu ginjal terbentuk di luar angkasa.
Baca Juga: Suara Misterius di Venus Terdeteksi oleh Parker Solar Probe NASA
Selain itu penelitian akan fokus pada mikroba oral dan memproduksi kapas yang lebih tahan stres. Kemudian astronot akan melakukan ratusan eksperimen ilmiah di stasiun luar angkasa setiap hari. Jadi, antariksa berfungsi sebagai laboratorium yang mengorbit.
Para astronot akan mengawasi eksperimen dan melaporkan kembali tentang pengamatan tersebut pada peneliti di Bumi. NASA kirim cumi-cumi ke antariksa akan membantu mendapatkan pemahaman yang terbaik tentang kehidupan di gravitasi nol. Kemudian apabila menemukan manfaat yang berarti dapat diterapkan di Bumi.
Cumi-cumi ke Luar Angkasa Demi Kemanusiaan
Endeavour berhasil diluncurkan, sembilan menit kemudian memasuki orbit di sekitar Bumi. Apabila peluncuran terakhir pesawat ulang-alik Endeavour berjalan seperti rencana minggu depan, lantas akan membawa kargo cumi-cumi.
Hal tersebut untuk membantu memahami bagaimana bakteri baik berperilaku dalam gayaberat mikro di antariksa. Jamie Foster dari University of Florida di Gainesville menjalankan eksperimen tersebut. NASA kirim cumi-cumi ke antariksa akan menguji apakah bakteri baik akan menjadi jahat.
Seperti yang sudah kita ketahui, mikroba penyakit tumbuh lebih cepat. Kemudian menjadi lebih ganas bila dikirim ke luar angkasa.
Mengutip newscientist.com, pada tahun 2006 pesawat ulang-alik mengirim bakteri Salmonella. Lalu setelah tiba di Bumi, bakteri tersebut hampir tiga kali lebih mungkin membunuh tikus daripada biasanya.
Jadi, semua studi yang dilakukan berfokus pada bakteri berbahaya. Lalu, eksperimen kali ini merupakan pertama kalinya melihat bakteri menguntungkan.
Cumi-cumi atau cephalopoda merupakan sekelompok hewan yang relatif cerdas. Sebelumnya cumi-cumi belum pernah ke antariksa.
Cumi-cumi yang baru menetas akan naik ke orbit dalam tabung air laut. Lalu astronot 14 jam kemudian menambahkan bakteri untuk menjajah cumi-cumi. Setelah itu, NASA kirim cumi-cumi ke antariksa akan difiksasi dengan padat serta membawa kembali ke Bumi untuk memeriksanya.
Baca Juga: Komet Alien 21/Borisov, Bagaimana NASA Mengungkap Misterinya
Beruang Air di Luar Angkasa
Beruang air di bawah mikroskop terlihat seperti tardigrades. Pada umumnya mereka berada dalam air, mampu bertahan hidup dan berkembang di lingkungan paling ekstrim.
Tardigrades merupakan sekelompok hewan mikroskopis yang terkenal. Karena kemampuannya bertahan dari sejumlah tekanan ekstrim. Antara lain dapat bertahan dalam kondisi kering, beku dan panas hingga melewati titik didih air.
Hal tersebut telah diungkapkan oleh peneliti utama eksperimen tardigrades Cell Science-04 dalam sebuah konferensi pers. Thomas Boothby adalah asisten profesor biologi molekuler di University of Wyoming.
Binatang tersebut terbukti mampu bertahan dan berkembang biak selama penerbangan luar angkasa. Bahkan bisa bertahan dalam waktu lama terpapar ruang hampa udara.
Eksperimen bertujuan untuk melihat bagaimana beruang air beradaptasi dengan kehidupan di orbit rendah Bumi. Lalu penelitian melibatkan biologi molekuler beruang air baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga dapat membantu para ilmuwan memahami genetika di balik adaptasi.
Selain itu, kelangsungan hidup di lingkungan yang sangat stress dapat dipahami. Meskipun stasiun luar angkasa lebih protektif daripada di antariksa. Pasalnya manusia dan hewan percobaan akan mengalami penurunan gravitasi dan peningkatan paparan radiasi.
Hasil informasi pada akhirnya akan memberi wawasan tentang salah satu organisme terkuat dari Bumi. NASA kirim cumi-cumi ke antariksa menjadi salah satu eksperimen terbaru. (R10/HR Online)