Planet TIC 172900988b telah teridentifikasi di sebuah planet ekstrasurya sedikit lebih besar dari Jupiter dalam sistem biner. Kemudian tim astronom telah melakukan operasi dalam misinya menggunakan Space Telescope Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) dari NASA.
Planet tersebut mempunyai massa yang hampir setara dengan tiga kali massa Jupiter. Lalu planet ini mengorbit bintangnya pada jarak yang lebih jauh dari yang diperkirakan.
TESS Temukan Planet TIC 172900988b
Menurut sebuah makalah yang terbit di salah satu jurnal AAS, planet sirkumbiner yang baru ditemukan mempunyai ukuran lebih besar dari Jupiter.
Kemudian transit kedua bintang induknya. Dr. Veselin Kostov dari Goddard space Flight Center NASA bersama rekan-rekannya menjelaskan tentang planet sirkumbiner yang transit sebelum penemuan teleskop luar angkasa Kepler NASA.
Planet sirkumbiner merupakan planet yang mengorbit dua bintang. Kemudian untuk menemukan planet transit di sekitar bintang biner kuno jauh lebih sulit. Pasalnya, transitnya lebih dangkal, berisik, dan bisa menyesuaikan dengan gerhana bintang.
Hal tersebut karena terjadi pengenceran konstan cahaya ketiga dari pengiring biner. Selain itu, yang menjadikan planet transit sulit ditemukan di sekitar bintang tunggal karena terdapat bintik bintang dan aktivitas dari keduanya.
Baca Juga: Planet yang Bisa Menyusut, Luar Biasa Aktif Kembali
Para astronom mulai membahas mengenai tanda pengamatan yang tidak biasa pada planet TIC 172900988b saat terjadi banyak transit selama satu konjungsi.
Kemungkinan penyebab dari efek ini adalah planet yang transit salah satu atau kedua bintang dari induk gerhana biner beberapa kali. Hal tersebut terjadi selama periode orbitnya.
Konfigurasi transit seperti itu biasanya tergantung pada kecepatan proyeksi langit relatif dari planet sirkumbiner dan bintang yang disinggahi.
Kemudian untuk periode orbitnya dapat memperkirakan melalui transit tersebut. Dengan catatan, sistem inangnya merupakan biner spektroskopi garis ganda.
Para astronom juga berusaha untuk mendeteksi transit planet yang melingkar dari tanah sebelum pergantian abad. Selain itu, juga konjungsi tunggal yang akhirnya terhambat oleh waktu pengambilan sampel.
Namun, berkat waktu tunggu lama dan presisi fotometrik tinggi, misi Kepler memungkinkan untuk menemukan banyak planet sirkumbiner yang transit. Kejadian lain menunjukkan jika pasang transit selama satu konjungsi merupakan hal biasa.
Baca Juga: Planet Neraka TOI-1431b, Miliki Suhu Terpanas dan Ukuran 3 Kali Jupiter
Pengamatan Planet dari Satu Sektor Data TESS
Mengutip theuncoverreality.in, para astronom telah menemukan planet TIC 172900988b transit bintang primer selama sektor 21. Kemudian setelah 5 hari transit bintang sekunder. Jadi, planet menghasilkan dua transit.
Gerakan menonjol dari orbit biner penyebabnya adalah interaksi dinamis antara biner dan planet. Kemudian hal tersebut juga terungkap dari data arsip yang luas berbagai survei seperti ASAS-SN, Evryscope, KELT, dan SuperWASP.
Lalu mereka juga menemukan bintang biner itu sendiri mengalami gerhana. Pada periode orbit 19,7 hari dan eksentrisitas 0,45 planet TIC 172900988b.
Selanjutnya, massa bintang masing-masing adalah 1,24 dan 1,2 M. Sedangkan untuk jari-jarinya 1,38 dan 1,31 R pada masing-masing bintang primer dan sekunder.
Untuk planet sirkumbiner, radiusnya sekitar 11,07 R. Namun, para astronom tidak bisa menentukan massa dan sifat orbit secara unik. Pasalnya, terdapat enam solusi dengan kemungkinan yang hampir sama.
Kemungkinan massa planet berada pada kisaran 820 hingga 980 M. Hal tersebut untuk periode orbit 190 sampai 205 hari dan eksentrisitasnya antara 0,02 dan 0,09.
TIC 172900988b, Planet Masif
Planet yang lebih besar dari Jupiter ini mempunyai massa setara dengan 2,9 massa Jupiter. Sehingga menjadikannya planet keliling yang paling masif. Selain itu, dimensi planet TIC 172900988b hampir mirip dengan Jupiter selama dilakukan identifikasi.
Planet ini terlalu panas untuk menjadi bagian dari zona sistem yang bisa menjadi hunian. Lalu periode orbitnya juga terlalu lama, yakni antara 189 hingga 204 hari.
Terakhir kali, planet ini berjarak sekitar 824 tahun cahaya dari Bumi, di konstelasi Cancer. Kemudian menjadi bagian dari sistem yang mencapai 3,1 miliar tahun.
Planet TIC 172900988b telah mendemonstrasikan potensi penemuan TESS untuk planet sirkumbiner. Kemudian periode orbintya jauh melebihi durasi dari pengamatan. Pada akhirnya para astronom menyimpulkan jika sistem bisa terakses melalui spektroskopi resolusi tinggi, misalnya saja efek Rossiter-McLaughlin spektroskopi transit. (R10/HR Online)
Editor: Jujang