Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Santri dan remaja di Desa/Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat diharapkan tak hanya ahli dalam pengajian. Namun bisa menerapkan ilmunya untuk membangun negeri.
Hal tersebut tercetus saat puluhan pemuda dan santri yang tergabung dalam Ikatan Remaja Masjid Darussa’adah (IRMADA) Dusun Cipancur, Desa Langkaplancar, menggelar Dialog Pemuda dan Pertemuan Santri pada Rabu (19/05/21).
Kegiatan ini menjadi kegiatan rutin setiap tahun dan menjadi momentum pembinaan dan pengkaderan muda-mudi di Desa Langkaplancar. Tujuannya agar para pemuda di Desa Langkaplancar bisa berperan dalam pembangunan bagi tanah kelahiran.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Ansor dan ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Langkaplancar, kepala desa, ketua MUI, ketua ranting NU Langkaplancar, pemuda dan santri se-Desa Langkaplancar yang tersebar di berbagai pesantren.
Kegiatan tersebut diawali dengan silaturahmi remaja dan santri se-desa Langkaplancar dilanjutkan dengan penampilan kreasi dari remaja dan santri. Selanjutnya kegiatan diakhiri dengan dialog dengan mengangkat tema “Aktualisasi Peran Pemuda dan Santri dalam Membangun Negeri”.
Pesan Tiga Narasumber untuk Santri dan Remaja di Langkaplancar Pangandaran
Dialog tersebut menghadirkan tiga narasumber pertama Encep Najmudin yang merupakan ketua BAPEMPERDA DPRD Kabupaten Pangandaran. Kedua, Kyai Ade Bayanudin sebagai Ketua Tanfidziyah MWC NU Langkaplancar. Ketiga Muhamad Komara sebagai Ketua KNPI Langkaplancar.
Salah seorang narasumber Encep Najmudin menitipkan kepada para santri bahwa kualitas santri menjadi spirit dalam berproses.
Meski dalam realitanya santri selalu terbatasi oleh fasilitas dan juga kesederhanaan, tetapi santri tidak boleh menurunkan kualitas diri dan harus terus berkembang.
Dalam kesempatan yang sama Ketua KNPI Langkaplancar Muhammad Komara mengatakan, santri dan pemuda hari ini dituntut untuk tidak hanya sekedar ahli dalam pengajian.
“Maka sekecil apapun peran santri dan pemuda dalam rangka membangun negeri mulai dari desa, jangan cuma azzam (Kebulatan tekad). Tapi harus muqtarinan bifi’lihi (memaksudkan sesuatu bersamaan dengan perbuatan),” katanya.
Menanggapi motivasi yang diberikan tersebut Ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Langkaplancar Kyai Ade Bayanudin menyampaikan, harus ada filter dan arahan agar memilih pesantren berbasis Nahdlatul Ulama.
“Namun apa indikatornya? Setidaknya ada IPNU dan IPPNU di dalamnya,” katanya. (Ceng/R7/HR-Online)
Editor: Ndu