Berita Banjar, (harapanrakyat.com),– Ketua Himpunan Pengusaha Muda HIPMI Kota Banjar, Jawa Barat, Aep Hijbi mengaku prihatin atas melonjaknya kasus positif Covid-19 yang terus terjadi dan semakin tak terkendali akhir-akhir ini.
Aep menilai semakin meningkatnya kasus positif tersebut menambah beban berat para pelaku usaha. Selain itu juga dapat menghambat proses pemulihan ekonomi bagi para pelaku usaha. Khususnya pelaku usaha kecil menengah atau UMKM.
“Semakin meningkatnya kasus Covid-19 di kota Banjar tentunya kami turut merasa prihatin. Karena imbasnya sangat terasa bagi pelaku usaha,” kata Aep Hijbi kepada HR Online, Kamis (15/4/2021).
Sebagai upaya membantu pemulihan ekonomi tersebut lanjut Aep, pemerintah baik pusat baik maupun daerah harus bekerja keras untuk pemulihan ekonomi. Misalnya dengan cara menggelontorkan BLT secara luas.
Hal itu menurutnya karena yang terdampak pandemi bukan hanya masyarakat tidak mampu. Tetapi juga masyarakat ekonomi menengah yang sekarang omzetnya terus menurun karena dampak pandemi yang berkepanjangan.
“Stimulus-stimulus seperti ini sangat penting karena bisa meningkatkan daya beli masyarakat yang turun tajam selama setahun ini,” ujar Aep.
Selain itu, kata Aep, pemerintah juga harus melonggarkan kegiatan ekonomi bagi para pelaku usaha. Hal tersebut perlu dilakukan agar lalu lintas ekonomi berjalan dan tentunya dengan menggunakan protokol kesehatan baik itu 5M ataupun CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability.
Menurutnya, pembukaan kembali kegiatan-kegiatan ekonomi seperti diperbolehkannya acara pernikahan dan aktivitas sekolah juga akan berdampak signifikan terhadap pemulihan ekonomi karena semua sektor usaha kembali bergeliat.
“Pembatasan aktivitas ekonomi harus dilonggarkan tapi juga diiringi dengan kerjasama antara pengusaha dan pemerintah agar kegiatan ekonomi berjalan mengikuti protokol kesehatan,” ujar Aep.
HIPMI Sebut Dampak Covid-19 Bagi Pengusaha di Kota Banjar Belum Separah di Kota-kota Besar
Terkait dampak ekonomi paling buruk bagi pelaku usaha hingga menyebabkan mereka gulung tikar, Aep menambahkan untuk dampak itu memang ada sebagian yang terdampak.
Hanya saja, untuk di Kota Banjar sejauh ini tidak separah yang terjadi di kota besar seperti di pasar Tanah Abang Jakarta. Kondisi di Tanah Abang hampir 50% pelaku usaha menutup tokonya akibat imbas pandemi Covid-19.
“Saya rasa ada juga yang terdampak sampai mereka menutup lapaknya. Cuma saya yakin tidak separah dampak yang terjadi di kota-kota besar,” ujar Aep.
Untuk itu, harap Aep menyarankan, selain upaya pencegahan melalui vaksinasi dan protokol kesehatan untuk menekan kasus positif, pihak pemerintah juga harus mulai mengkampanyekan donor plasma konvalesen bagi para penyintas Covid-19.
Upaya donor plasma konvalesen tersebut karena sangat membantu penyembuhan pasien positif. Selain itu juga sebagai bagian dari usaha perlindungan agar jangan sampai ada lagi korban jiwa akibat Covid-19.
“Saya harap semoga semua pihak bisa saling bersinergi untuk pemulihan kesehatan dan juga pemulihan ekonomi dari dampak pandemi ini,” harapnya. (Muhlisin/R7/HR-Online)
Editor: Ndu