Jalan Desa Cibanten kondisi berbatu. Warga meminta agar pemerintah segera mengagendakan perbaikan. Photo : Asep Kartiwa/ HR
Cijulang, (harapanrakyat.com),-
Sejumlah jalan desa di wilayah Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran Jawa Barat kondisinya masih memprihatinkan. Misalnya saja, jalan penghubung Cimindi-Sindangsari yang melintasi Desa Cibanten. Kemudian, jalan Desa Cibanten-Kertayasa-Ciakar.
Hal itu disampaikan Kades Cibanten, Ahmad Nuryana, kepada HR, di ruang kerjanya, beberapa waktu yang lalu. Dia mengakui, jalan penghubung Cimindi-Sindangsari rencananya tahun ini akan diperbaiki oleh Pemkab Pangandaran.
Namun, jalan desa yang menghubungkan Cibanten-Kertayasa-Ciakar, sudah hampir 22 tahun belum tersentuh perbaikan. Tentunya, kondisi jalan yang rusak itu perlu juga mendapat perhatian dari pemerintah.
Ahmad Nuryana menjelasakan, jalan desa yang belum diperbaiki itu sekitar 7,5 kilometer. 5 kilometer diantaranya wilayah Cibanten-Kertayasa. Sedangkan 2,5 kilometer sisanya, jalur penghubung Cibanten-Ciakar (Dusun Cikareo).
Menurut Ahmad, jalan Cibanten, Kertayasa, Cijulang merupakan jalan utama yang sering dilalui aktifitas warga. Warga Cibanten yang bekerja sebagai pegawai di wilayah Cijulang, Parigi, dan Pangandaran seringkali melewati jalan itu.
Karena warga meinilai jalan tersebut cukup dekat dibanding ke jalan lain. Meskipun jalannya rusak. Begitupun para pedagang, lebih memilih jalan itu karen jaraknya yang cukup terbilang dekat.
“Tahun 2008 pernah ada perbaikan jalan sepanjang 1 kilometer, dengan dana yang berasal dari PPIP. Kemudian tahun 2012, ada perbaikan sepanjang 0,5 kilometer dari Dana Aspirasi Propinsi,“ ungkap Ketua BPD Desa Cibanten, Edi Yulianto.
Tapi sisanya, kata Edi, belum ada kejelasan. Menurut dia, entah kapan ada perbaikan lagi. Tahun 2014 ini, pihaknya sudah mengusulkan perbaikan jalan dari Cibanten – Ciakar, untuk diperbaiki melalui dana PNPM.
Edi sangat berharap agar jalan rusak itu mendapat perbaikan segera. Dia menilai, jalan tersebut merupakan akses yang sangat vital bagi perkonomian warga. Dia menambahkan, warga hanya mampu memperbaiki jalan menggunakan cabluk, itupun kalau terlalu banyak hujan cepat rusak lagi. “Dananya diperoleh dari swadaya desa bersama masyarakat,“ ujarnya. (Askar/Koran-HR)