Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Bisnis kelinci hias kini mulai banyak yang menggeluti. Hal tersebut karena binatang yang satu ini, sekarang memiliki nilai jual yang tinggi.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Nurdin, warga RT 3/2, Karanganyar, Desa Purbahayu, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Ia sebenarnya tidak sengaja menggeluti bisnis kelinci hias. Pasalnya, saat pertama kali memelihara hewan imut ini, adalah sekedar hobi saja. Selain itu, kelinci yang ia pelihara juga tidak banyak.
Baca Juga : Cara Praktis Ternak Kelinci Pedaging yang Masih Minim Pesaing
“Akan tetapi, lama kelamaan menjadi serius untuk menekuni dan mengulik serta mencari tahu tentang binatang ini,” katanya kepada HR Online, Kamis (25/3/2021).
Kini, yang tadinya sekedar hobi sejak tahun 2010, dan mulai ternak tahun 2011 sampai sekarang, kelinci tersebut kini menjadi salah satu ladang bisnis usaha dan penghasilan bagi Nurdin.
Sementara untuk kelinci hias yang ia pelihara adalah jenis Lionhead serta Holland Lop. Brending ternaknya dari 2 jenis tersebut, menjadi andalan untuk untuk nama usahanya yakni Farm Dhin Rabbitry Pangandaran.
“Sampai saat ini, 2 jenis kelinci yang saya ternak berjumlah 40 ekor. Alhamdulillah berkat kerja keras, akhirnya kelinci tersebut menjadi berkembang,” ucapnya.
Kelinci Hias Asal Pangandaran Tembus Pasar Luar Indonesia
Sementara untuk pangsa pasarnya, bukan hanya laris di lokal saja. Namun juga sudah merambah daerah lain di pulau Jawa. Bahkan, kelinci yang Nurdin ternak sudah ke wilayah luar Jawa, seperti Sumatra Utara, Maluku, Papua dan juga Kalimantan.
Baca Juga : Usaha Berternak Kelinci di Kota Banjar Menjanjikan
Sedangkan cara memasarkannya, Nurdin menyebarkan melalui akun media sosial, seperti Instagram, Facebook, serta WhatsApp.
Sehingga, dengan cara tersebut, kelinci hiasnya itu ada yang membeli dari luar negeri, yaitu negara Pakistan, Filipina, Malaysia dan Korea.
Harga dan Omset
Sementara itu, untuk mengenai harga jualnya, Nurdin mengaku bahwa itu tergantung ukurannya dan kualitasnya.
“Meskipun kecil dan usianya muda tapi kualitasnya bagus, ya harganya pun tentunya mengikuti,” terangnya.
Lanjut Nurdin menuturkan, kelinci hias yang kualitas Pet harganya sekitar Rp 400 ribu per ekor. Untuk kualitas Bood mencapai harga Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.
“Sedangkan kualitas kelinci show harganya di atas Rp 2 juta hingga Rp 5 juta,” tuturnya.
Dengan harga sebesar itu, omset Nurdin dari menjual kelinci bisa mencapai Rp 15 juta sampai Rp 20 juta. Namun dalam masa pandemi Covid-19 ini, omsetnya mengalami penurunan.
“Saat ini hanya Rp 8 juta hingga Rp 10 juta saja. Memang sih ada penurunan jika dibandingkan dengan masa pandemi,” ungkapnya.
Perawatan
Sedangkan untuk perawatan kelinci hias miliknya ini, tergantung dari kondisi cuaca. Apabila kondisinya ekstrim seperti musim penghujan, akan ada masalah terutama pada perut yang kembung dan mengalami diare.
“Akan tetapi, berkat ilmu dari media sosial dan belajar pada orang lain, untuk hal yang satu ini saya sudah menyiapkan obat jika kelinci masalah seperti itu,” katanya.
Sementara untuk pakannya, ia selalu memberikan pelet Hay atau rumput kering. Selain itu, makanan kelinci hiasnya itu juga ia berikan buah-buahan, seperti apel, wortel dan pepaya.
“Buah-buahan tersebut juga memberikan vitamin C yang sangat bagus buat kelinci,” pungkasnya. (Entang/R5/HR-Online)
Editor : Adi Karyanto