Selasa, Februari 11, 2025
BerandaBerita TerbaruPengiriman DNA Spesies Bumi ke Bulan, Ilmuwan Ingin Berjaga-Jaga

Pengiriman DNA Spesies Bumi ke Bulan, Ilmuwan Ingin Berjaga-Jaga

Pengiriman DNA spesies Bumi ke Bulan membutuhkan waktu sekitar 30 tahun. DNA dengan jumlah 6,7 juta itu rencananya berangkat dengan 250 roket oleh para ilmuwan.

Kemudian, ilmuwan menyarankan untuk membangun sebuah bahtera Bulan demi menyimpan sperma, telur serta benih dari jutaan makhluk yang ada di Bumi. Hal itu, mereka lakukan demi mengantisipasi hari kiamat.

Namun, pengiriman tersebut terdapat sejumlah kendala teknologi yang belum sempurna dan belum ada, sehingga butuh waktu yang lebih lama lagi.

Baca Juga: Misi Apollo 11 ke Bulan Bisa Saja Mengakhiri Kehidupan Bumi

Rencana Pengiriman DNA Spesies Bumi ke Bulan

Mengutip Live Science, sebuah bahtera Bulan tersembunyi dalam tabung lava Bulan bisa mengawetkan sperma, telur serta benih jutaan spesies atau makhluk Bumi.

Paling tidak, ilmuwan mengusulkan hal itu. Bahtera atau bank gen nantinya akan mereka sembunyikan secara aman dalam terowongan atau gua berlubang yang telah lava pahat sejak 3 miliar tahun yang silam.

Hal itu juga telah didukung dengan panel surya yang ada pada bagian atasnya. Bahtera tersebut nantinya akan menyimpan jutaan materi genetik yang telah ilmuwan awetkan dengan cara kriogenik dari 6,7 juta makhluk hidup. Mulai dari tumbuhan, hewan, bahkan jamur yang ada di Bumi.

Pengiriman DNA spesies Bumi ke Bulan tersebut setidaknya memerlukan peluncuran 250 roket. Ilmuwan telah mempercayai jika usaha yang mereka usulkan tersebut akan mampu melindungi berbagai spesies.

Bahkan hingga satwa liar yang Bumi miliki dari proses apokaliptik alami maupun akibat ulah manusia. Misalnya, gunung meletus hingga perang nuklir.

Baca juga: Fakta Bulan Purnama Salju Muncul Malam Ini, Catat Waktunya!

Tentu, cara para ilmuwan itu bisa menyelamatkan banyak sekali spesies dan juga gen mereka. Lalu, para ilmuwan, telah mempresentasikan dari rencana mereka melalui IEEE Aerospace Conference.

“Terdapat kaitan yang sangat kuat antara kita dan alam,” ucap penulis utama Jekan Thanga. Seorang kepala Laboratorium SpaceTREx atau Laboratorium Eksplorasi Robot Antariksa dan Terestrial Universitas Arizona.

“Kami mempunyai tangungjawab yang besar untuk menjadi penjaga keanekaragaman hayati serta sarana dalam melestarikannya.”

Kemudian, belum semua teknologi yang ilmuwan perlukan dalam proyek pengiriman DNA spesies Bumi ke Bulan ini tersedia untuk saat ini. Namun, para peneliti juga telah memikirkannya serta bisa mereka bangun dengan realistis. Namun, memang perlu waktu yang lama, sekitar 30 tahun kedepan.

Baca Juga: Bulan Kedua Bumi 2020 SO Ilmuwan Prediksi Akan Segera Menghilang

Mencegah Ancaman Eksistensial

Upaya yang ilmuwan buat dan rencanakan ini sebenarnya merupakan mempunyai tujuan dan motivasi dalam menciptakan fasilitas untuk penyimpanan luar dunia secara aman dalam mejaga keanekaragaman hayati.

“Saya suka menggunakan analogi data,” ucap Thanga. “Ini misalnya menyalin foto serta dokumen dari komputer ke hard drive secara terpisah. Sehingga, anda mempunyai cadangan saat terjadi kesalahan,” ucap Thanga.

Dengan begitu, apabila peristiwa apokaliptik telah menghancurkan alam beserta menghabiskan sebagian besar makhluk Bumi, maka ada kesempatan dalam ‘menekan tombol reset'”, ucapnya melanjutkan tujuan pengiriman DNA spesies Bumi ke Bulan tersebut.

Dalam menunjukkan presentasinya para ilmuwan ini telah mencantumkan berbagai hal yang mengakibatkan ancaman secara eksistensial kepada keanekaragaman hayati Bumi.

Ancaman tersebut adalah Letusan Supervolcano, dampak asteroid, perang nuklir secara global, pandemi, kecepatan perubahan iklim, kekeringan global, dan badai matahari secara global.

Tabung Lava Bulan

Bulan menjadi tujuan utama yang jelas dari rencana pengiriman DNA spesies Bumi ke Bulan dalam bahtera luar dunia tersebut. Hal itu dengan alasan utama, yakni hanya melalui perjalanan sekitar empat hari ke Bulan dari Bumi.

Itu berarti mengangkut sampel akan terasa jauh lebih mudah daripada membawanya menuju Mars. Bahkan, jika membangun bahtera yang mengorbit Bumi juga tidak cukup aman. Sebab, orbit Bumi seringkali tidak stabil.

Akan tetapi, manfaat lain dari pengiriman DNA tersebut yaitu bahtera bisa mereka sembunyikan secara lebih aman dalam tabung lava.

Terowongan dan gua yang berlubang pada bawah permukaan terbentuk sekitar Bulan masih bayi yang berapi-api, namun tetap tak tersentuh sejak kala itu.

Tabung lava Bulan akan melindungi bahtera pengiriman DNA spesies Bumi ke Bulan dari adanya serangan meteor serta radiasi yang bisa merusak gen. Tabung lava juga sudah mereka sarankan menjadi tempat yang baik dalam membangun kota pada Bulan untuk peradaban manusia di sana. (R10/HR Online)

Sinopsis Samawa Dosamu Cintaku Selamanya, Tentang Isu KDRT

Sinopsis Samawa Dosamu Cintaku Selamanya, Tentang Isu KDRT

Banyaknya film terbaru yang akan tayang di bioskop tentu memberikan beragam pilihan bagi para penonton. Salah satunya adalah film berjudul Samawa Dosamu Cintaku Selamanya,...
Oppo Find X9 Ultra, Bocoran Spesifikasi dan Perkiraan Peluncuran

Oppo Find X9 Ultra, Bocoran Spesifikasi dan Perkiraan Peluncuran

Oppo tampaknya sedang mempersiapkan smartphone flagship terbaru dari seri Find, yaitu Oppo Find X9 Ultra. Perangkat ini kemungkinan besar akan hadir pada tahun 2026...
Ular sanca kembang Banjar

Ular Sanca Kembang 3 Meter Pemangsa Ayam Bikin Geger Warga Kota Banjar

harapanrakyat.com,‐ Ular sanca kembang sepanjang 3 meter bikin geger warga Lingkungan Jadimulya, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Ular yang sempat memangsa...
Cat Rumah Warna Soft, Pilihan Tepat untuk Interior Rumah

Cat Rumah Warna Soft, Pilihan Tepat untuk Interior Rumah

Dalam dunia desain interior, pilihan warna sangat berdampak pada suasana dan estetika suatu ruang. Cat rumah warna soft, dengan nuansa lembut dan kalem, menjadi...
Meninggal Dunia Akibat DBD

Satu Anak di Kota Banjar Meninggal Dunia Akibat DBD, Dinkes: Belum Dapat Laporan Resmi

harapanrakyat.com,- Seorang anak di Kota Banjar, Jawa Barat, meninggal dunia akibat DBD. Virus Demam Berdarah Dengue (DBD) itu menyerang Rifkah Khoirunnajah (10), warga Lingkungan...
Cara Kolaborasi Reels Facebook untuk Dongkrak Engagement

Cara Kolaborasi Reels Facebook untuk Dongkrak Engagement

Cara kolaborasi Reels Facebook sejatinya cukup mudah. Kendati demikian, banyak pengguna yang belum mengetahui cara ini. Bahkan mungkin tidak menyadari opsi tersebut telah tersedia...