Berita Pangandaran (harapanrakyat.com),- Petani jahe di Pangandaran, Jawa Barat, terpaksa harus panen lebih awal akibat cuaca ekstrim. Meskipun tanamannya masih dalam masa perkembangan.
Pasalnya, hujan dengan intensitas tinggi yang hampir setiap hari mengguyur wilayah Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, mengakibatkan tanaman jahe membusuk dan mati. Untuk mengantisipasi hal itu, para petani pun memilih memanen tanaman jahenya sebelum masuk masa panen.
Dain, salah seorang petani jahe di Pangandaran, tepatnya di Desa Pangkalan, Kecamatan Langkaplancar, mengatakan, sebetulnya tanaman jahe masih dalam masa perkembangan.
Namun, untuk mengantisipasi kerugian karena banyaknya yang busuk akibat cuaca ekstrim, para petani terpaksa harus memanen tanaman jahenya lebih awal.
“Saya terpaksa panen lebih awal meski sebenarnya belum tua. Tapi karena khawatir membusuk maka terpaksa dipanen,” katanya, Sabtu (23/01/2021).
Baca Juga : Musim Tanam Jahe Tiba, Petani Pangandaran Keluhkan Langkanya Benih
Banyaknya petani jahe yang mengeluh akibat tanamannya membusuk lantaran kondisi tanah yang terlalu lembab akibat hujan mengguyur setiap hari.
Meski panen lebih awal, namun pasar masih mau menerima jahe yang belum terlalu tua. Harganya pun lumayan tinggi karena pasokan jahe saat ini masih langka.
Seperti halnya harga jahe gajah saat ini sekitar Rp 30.000 sampai Rp 35.000 per kilogramnya. Sedangkan, untuk jahe merah harganya kisaran Rp 50.000 sampai Rp 60.000 per kilogram.
Kemudian selain itu, untuk mengatasi sulitnya mencari benih buat musim tanam tahun berikutnya, Dain pun menyarankan kepada para petani jahe di Pangandaran agar tidak menjual semua hasil panennya.
“Sebaiknya sisakan untuk benih saat musim tanam berikutnya. Jadi, jika tiba musim tanam kita tidak kesulitan mencari benih,” pungkasnya. (Cenk/R3/HR-Online)
Editor : Eva Latifah