Penyakit kulit melasma merupakan masalah yang sangat umum terjadi. Gangguan melasma dapat menyebabkan perubahan warna pada kulit, terutama di area wajah. Penyakit kulit ini umumnya sering dialami wanita, namun pria juga bisa mengalaminya.
Meski tidak membahayakan dari segi kesehatan, adanya flek coklat kehitaman seringkali menurunkan kepercayaan diri seseorang. Terlebih munculnya bintik-bintik gelap pada wajah, terutama di area pipi, dahi, dan hidung sangatlah mengganggu.
Penyakit Kulit Melasma dan Penyebabnya
Melasma atau chloasma bisa menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita di segala usia. Seseorang dengan keluhan melasma umumnya mulai dari usia 20 hingga 40 tahun. Terutama bagi mereka yang memiliki kulit berpigmen lebih gelap.
Baca Juga: Obat Alami Panu Paling Ampuh, Efektif dan Tanpa Efek Samping
Gangguan ini menimbulkan bercak coklat kehitaman pada area pipi, dahi, dagu, atau hidung. Terkadang juga menyerang bagian atas bibir, sehingga sulit untuk menyamarkannya meski dengan bedak tebal.
Penyebab melasma masih belum sepenuhnya diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya melasma seperti berikut ini.
1. Terlalu Sering Terpapar Sinar Matahari
Penyebab utama penyakit kulit melasma adalah paparan sinar matahari, terutama ultraviolet (UV). Radiasi UV merangsang produksi melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit.
Jika kulit terpapar sinar matahari secara berlebihan, terutama pada individu dengan kecenderungan melasma. Maka produksi melanin meningkat menyebabkan bercak-bercak gelap pada wajah.
2. Pengaruh Hormonal
Perubahan hormon juga menjadi faktor penyebab melasma. Hal ini menjadikannya lebih umum terjadi pada wanita.
Terlebih selama kehamilan atau populer dengan istilah mask of pregnancy. Tak hanya wanita hamil saja, seseorang yang sedang mengonsumsi kontrasepsi hormonal juga bisa mengalami hal serupa.
Mengingat fluktuasi hormon layaknya estrogen dan progesteron, akan mempengaruhi produksi melanin. Sehingga memicu timbulnya gangguan kulit melasma. Kondisi semacam ini bisa hilang dengan sendirinya ketika hormon mulai normal.
3. Faktor Genetik atau Keturunan
Tak banyak yang tahu jika faktor genetik memainkan peran dalam timbulnya melasma di kulit. Jika ada riwayat keluarga dengan melasma, seseorang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hal serupa.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan adanya faktor genetik yang terkait dengan melasma. Meskipun mekanisme persisnya belum sepenuhnya terdeteksi.
4. Pengaruh Hormonal yang Terkait dengan Tiroksin
Tak hanya perubahan hormon yang berkaitan dengan kehamilan atau kontrasepsi. Adanya perubahan hormon akibat kondisi medis tertentu seperti gangguan tiroid, juga bisa memicu penyakit kulit melasma.
Perubahan kadar tiroksin dalam tubuh akan mempengaruhi produksi melanin dan menimbulkan bercak melasma.
5. Penggunaan Kosmetik atau Produk Perawatan Tertentu
Penggunaan produk kecantikan yang kurang tepat atau mengandung bahan-bahan iritan juga dapat memicu melasma. Beberapa bahan yang perlu Anda waspadai adalah alkohol, pewarna buatan, dan beberapa jenis kandungan keras lainnya.
6. Faktor Penyebab Lainnya
Selain faktor-faktor di atas, terdapat sejumlah pemicu lainnya yang dapat memperburuk kondisi melasma.
Baca Juga: Penyakit pada Sistem Ekskresi yang Berbahaya, Apa Saja?
Sebut saja stress, penggunaan obat-obatan tertentu seperti antiseizure, hingga suhu tinggi. Ketiga pemicu di atas bisa semakin parah apabila permukaan kulit wajah sangat sensitif.
Cara Mengatasi Melasma
Penyakit kulit melasma memang tidak memberikan efek berbahaya secara medis. Bahkan dalam kondisi tertentu, melasma bisa hilang dengan sendirinya tanpa obat apapun. Namun tetap saja keberadaannya tentu sangat mengganggu.
Apalagi jika tidak mendapat penanganan yang baik, bercaknya bisa melebar dan membentuk blok-blok tebal. Supaya hal tersebut tidak terjadi, Anda yang menderita melasma harus melakukan langkah antisipasi seperti berikut ini.
1. Memakai Tabir Surya
Tabir surya adalah langkah pertama dan terpenting dalam merawat melasma. Paparan sinar matahari dapat memicu dan memperburuk kondisi ini.
Oleh karena itu, penting untuk menggunakan tabir surya dengan SPF tinggi setiap hari, terutama ketika cuaca panas. Pilihlah tabir surya dengan spektrum luas yang mampu melindungi dari paparan sinar UVA dan UVB.
2. Menggunakan Krim Pencerah
Krim pencerah dapat membantu mengurangi produksi melanin dan memudarkan bintik-bintik gelap pada kulit.
Namun, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter atau ahli kulit sebelum menggunakan produk tertentu. Tujuannya untuk memastikan kecocokan dan menghindari efek samping yang mungkin terjadi.
3. Hindari Faktor Pemicu Melasma
Untuk mengurangi risiko penyakit kulit melasma, upayakan menghindari paparan sinar matahari langsung terutama di jam-jam puncak.
Selain itu, jika Anda merasa bahwa kontrasepsi hormonal sedang mempengaruhi melasma. Cobalah untuk bicarakan dengan dokter mengenai alternatif yang lebih aman.
4. Perawatan Laser dan Terapi Cahaya Intensif
Dalam kasus melasma yang lebih parah, terapi laser atau cahaya intensif dapat menjadi pilihan. Kondisi ini melibatkan penggunaan energi cahaya yang terfokus untuk menghancurkan melanin di kulit. Sekaligus mengurangi bintik-bintik gelapnya.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Keloid yang Mudah dan Efektif, Bisa Anda Coba!
Prosedur ini umumnya membutuhkan beberapa sesi, serta harus dilakukan di bawah pengawasan dokter yang berpengalaman.
5. Menerapkan Pola Hidup Sehat
Cara mengatasi penyakit kulit melasma yang terakhir adalah menerapkan pola hidup sehat. Seperti memenuhi asupan makanan bergizi, hindari stres berlebihan, serta minum air putih cukup setiap hari. Upayakan untuk menghindari rokok serta alkohol, karena kedua hal tersebut dapat memperburuk kondisi kulit. (R10/HR-Online)